Balita Pintar Menggambar Wajah

 

Keterampilan anak menggambar kian pesat. Ia kini mampu menggambar wajah manusia seiring perkembangan motorik halusnya yang terus meningkat.

Menggambar bisa jadi kegiatan favorit anak Anda sejak ia berusia dua tahun. Di usia empat tahun, anak mampu membuat gambar wajah orang. Apakah kini ia baru menyadari adanya wajah orang? Atau, baru di usia ini keterampilan motorik halusnya membuat anak mampu menuangkan wajah manusia dalam gambar?

Perkembangan berkesinambungan. Keterampilan menggambar anak sebenarnya dimulai jauh sebelumnya, yaitu sejak ia berusia satu tahun. Saat itu anak mulai dengan kemampuan menggenggam krayon. Meski dicapai dalam usia berbeda-beda, rata-rata di usia 16 bulan anak mampu membuat coretan-coretan berupa benang kusut. Setelah mampu menggenggam krayon, di usia 19 - 25 bulan anak mampu menggenggam pensil dan pensil warna.

Lama kelamaan, sejalan dengan perkembangan motorik halus dan kesempatan untuk berlatih, kemampuan anak meningkat dengan dapat membuat kurva pada gambarnya. Kini, di usia empat tahun, ia dapat menggambar bagaimana wajah. Ia tahu di mana letak telinga, mata dan mulut. Ini semua berkat perkembangan kemampuan spasial dan persepsi kedalaman selain, tentu saja, kematangan koordinasi tangan dan mata.

Selain bisa menggambar wajah, sebelum usianya lima tahun, anak mulai belajar membuat garis horisontal, mencontoh sebuah lingkaran atau segi empat, dan juga menggambar orang. Tentunya gambar orang ia mulai dengan membuat stick figures .

Kesempatan dan latihan. Meski umumnya anak usia empat tahun sudah mampu membuat wajah dalam gambarnya, tetap saja, semua itu karena kesempatan untuk melatihnya. Jika anak tak pernah diberi kesempatan menggunakan krayon, tentu sulit baginya menggambar wajah orang atau benda-benda lainnya, karena tangannya tak luwes menggenggam.

Untuk melatih koordinasi tangan dan matanya, selain kesempatan berlatih menggambar, Anda juga dapat melatih anak melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti finger painting atau menulis dengan jari di atas gundukan kacang hijau atau beras.

Untuk melatih persepsi kedalaman, Anda dapat memaparkan berbagai objek yang ada di alam. Misalnya, bagaimana warna air di kolam renang yang dalam berbeda dengan kolam yang tidak dalam, padahal keduanya sama-sama berisi air. Atau, ajak anak mengamati warna tangga di dalam rumah, bagaimana cahaya membuat anak tangga berbeda warnanya. Sejalan dengan kematangan fungsi motorik, kesempatan berlatih dan perkembangan kognitifnya, anak akan semakin pandai menggambar.

 



Artikel Rekomendasi