Talenta: Pengaruh Genetis atau Hasil Latihan?

 

Semua orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tentunya agar kehidupan anak di masa depan bisa berjalan dengan sukses. Berbagai ‘bekal’ diberikan sejak anak berusia muda, termasuk berbagai keterampilan yang dapat berguna saat ia dewasa nanti.

Salah satu bekal yang bisa diberikan adalah pengembangan talenta. Mungkin Bunda termasuk orangtua yang beruntung karena memiliki anak yang bakat genetisnya langsung terlihat sejak usia awal. Misalnya saja, saat diajak menyanyi, Anda langsung bisa mendeteksi kalau si Kecil punya suara yang merdu dan kuat.

Belum lagi ia tak malu tampil menyanyi di depan teman-teman arisan Anda. Dengan bakat ini, Anda tinggal mengembangkan dan memandunya dengan cara yang tepat.Tapi ada juga anak yang bakatnya belum terdeteksi, bahkan sampai ia sudah masuk usia remaja. Khawatir anak tak memiliki bekal yang kuat untuk menjalani masa depannya, orangtua pun membekali anak dengan berbagai keterampilan yang sesuai dengan minat atau hobi anak. Harapannya, jika dilatih dengan intensif dan semangat yang tinggi, maka hasilnya akan sama bagusnya, bahkan bisa lebih baik dari anak yang memiliki bakat genetis.

Berbagai Sudut Pandang tentang Talenta
Pembahasan mengenai talenta memang masih memunculkan perdebatan. Ada kelompok yang memiliki sudut pandang bahwa bakat merupakan bawaan dari lahir. mereka berpendapat bahwa bakat bersifat genetis dan tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.  Kesuksesan anak di masa depan akan sangat dipengaruhi oleh bakat genetisnya ini.

Ada pula kelompok yang berpendapat bahwa bakat itu sebenarnya merupakan hasil dari usaha yang dilakukan seseorang. Ini biasanya karena anak berminat kepada suatu keterampilan dan berusaha keras agar ia bisa terus berkembang dan menguasainya sampai tingkat yang tinggi.

Sudut pandang yang paling luas adalah talenta merupakan gabungan dari bakat genetis dengan
usaha keras. Kelompok ini percaya kalau bakat genetis bisa menjadi pontensi seseorang untuk sukses di bidang tertentu, namun tak akan berubah jika tidak disertai kerja keras untuk mengembangkannya dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Sudut pandang inilah yang banyak dianut oleh para ahli perkembangan anak.
    
Talenta: Potensi yang Harus Dikembangkan
Bakat genetis dan usaha keras sama penting perannya bagi kesuksesan seseorang dan saling berhubungan. Walau si Kecil memiliki bakat genetis yang luar biasa, namun potensi ini tidak akan berkembang jika tidak dilatih dan mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya. Butuh komitmen dari orangtua untuk mengembangkan talenta anak dan memberinya dukungan untuk berlatih intensif.

Jadi Bunda jangan cuek dan berharap si Kecil akan sukses dengan sendirinya hanya karena
memiliki bakat yang besar. Karena menurut penelitian, ada juga lho, anak-anak yang setelah dewasa bisa meraih sukses walau tak memiliki bakat genetis dan hanya mengandalkan usaha yang sangat keras juga intensif untuk meningkatkan keterampilannya. Ditambah dengan dukungan orang-orang sekitarnya, anak-anak ini nantinya dapat jauh lebih sukses dibanding anak yang bakat genetisnya tidak dikembangkan dengan baik.

Namun perlu Bunda perhatikan juga bahwa yang dibutuhkan anak adalah dukungan bukanlah paksaan. Karena jika dipaksa, anak malah menjadi marah dan terganggu sehingga ia tak mau lagi belajar untuk mengembangkan bakatnya.
Selain itu, Bunda juga harus berlapang hati jika ternyata si Kecil nantinya memilih menjadikan bakat genetisnya ini hanya sebagai hobi saja dan lebih tertarik ke bidang lain untuk digeluti dalam hidup.

Misalnya, si Kecil yang berbakat genetis di bidang matematika ternyata setelah dewasa lebih memilih menjadi penulis buku dibanding menjadi akuntan karena passion dan minatnya kemudian lebih mengarah ke bidang tersebut .
    
Yuk, Dukung Si Kecil Mengembangkan Talentanya!
Pada dasarnya, tak ada bidang keterampilan yang membutuhkan lebih banyak bakat genetis dibanding usaha keras, begitu pula sebaliknya. Jadi, Anda sebagai orangtua harus jeli melihat di bidang mana si Kecil memiliki talenta, salah satunya dengan memperhatikan berbagai kegiatan yang senang ia lakukan.

Perhatikan juga kesehariannya. Jika ia senang berbicara dan berani berhadapan dengan banyak orang, bisa jadi ia berbakat menjadi seorang PR yang andal. Jika Anda telah berhasil mengidentifikasi talenta si Kecil, berikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan langsung ini berupa bantuan yang dibutuhkan anak dari orangtua, yaitu:

  • Membantu anak menemukan potensi yang ia miliki, bukannya memaksakan hobi atau keterampilan yang diinginkan orangtua kepada anak.Misalnya: Jika Ayahnya hobi sekali main sepakbola, jangan paksakan si Kecil untuk ikut menggemari sepakbola dengan memasukkannya ke sekolah sepakbola. Anda boleh saja mengenalkan sepakbola kepadanya, tapi kenalkan juga ia dengan olahraga bola basket, melukis, atau pencak silat. 
  • Meluangkan waktu untuk melatih keterampilan atau mendampingi anak saat melatih keterampilannya. Misalnya: Setelah mempelajari satu lagu di kursus gitar, minta si Kecil untuk memainkan lagu itu di depan Ayah, Bunda, serta anggota keluarga yang lain. Selain melatih keterampilannya memainkan gitar, Anda juga melatih dirinya untuk siap mental melakukan pertunjukan di hadapan banyak orang.
  • Menyediakan sarana dan waktu untuk melatih keterampilan anak. Misalnya: Atur jadwal si Kecil agar ia punya waktu untuk melatih keterampilannya, bisa seminggu 1-2 kali. Jika si Kecil bertalenta menjadi koki, sediakan peralatan masak khusus untuk anak agar ia semangat melakukannya.

  • Membantunya berinteraksi dengan orang-orang di bidang keterampilannya yang tingkatannya bervariasi. Misalnya: Memasukkan si Kecil ke kursus khusus sesuai talentanya.
  • Membantu mendapatkan ‘dukungan’ dari role model untuk keterampilan tersebut. Misalnya: Ajak si Kecil membaca biografi dari idolanya di bidang keterampilan tersebut. Anda bisa menunjukkan kepadanya bahwa dulu juga sang idola harus berlatih hingga bisa jadi seperti sekarang.

Sementara untuk dukungan tidak langsung, Anda diharapkan membantu anak mempersiapkan mental dan dirinya, seperti:

•    Motivasi untuk mengembangkan talentanya.
•    Ketekunan untuk berlatih dan berusaha.
•    Sikap tidak mudah menyerah dan menyukai tantangan.

‘Perjalanan’ yang akan Anda dan si Kecil alami memang panjang dan tak mudah. Namun hasilnya akan sangat bermanfaat bagi Anda sebagai orangtua juga bagi anak. Karena itu, nikmatilah bersama-sama.

(Konsultan: Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi, staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia dan psikolog konsultan anak dan remaja di Klinik Kancil)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more