Anak Lelaki Lebih Berisiko Buta Warna

 

Foto: shutterstock


Buta warna adalah salah satu jenis kelainan mata yang banyak ditemukan pada balita. Penyebabnya adalah kerusakan pada sel kerucut di dalam retina, sehingga tidak mampu menangkap spektrum warna tertentu.

Anak lelaki lebih bersiko. Pada mata normal, ada 2 jenis sel, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap warna putih dan hitam, sedangkan sel kerucut peka terhadap warna lainnya, untuk membedakan warna merah, hijau dan biru. Kelainan ini bersifat genetik dan gennya terkait pada kromosom X. Itu sebabnya, kebanyakan buta warna dialami oleh anak laki-laki.

Gejalanya:


1. Bila anak telah berumur 5 tahun masih kesulitan menghapal warna dan menyebutkannya dengan benar.  Sejak anak berusia 4 tahun Anda sudah dapat menemukan gejala butawarna, karena diusia ini anak seharusnya sudah mulai  mengenali warna dan menyebutkannya secara verbal. Ujilah kondisi mata anak dengan  memintanya menyebutkan warna-warna krayon yang dipakainya untuk menggambar.

2.  Bila anak sama sekali tidak tahu nama warna di usia 5 tahun.

Buta warna yang tidak disebabkan bawaan lahir, bisa terjadi di kemudian hari di masa-masa perkembangan seseorang. Penyebabnya adalah:
- Penyakit
- Trauma 
- Efek racun dari obat
- Penyakit metabolik atau penyakit vaskular


Cara mengatasinya belum berhasil ditemukan. Di Jepang saat ini masih terus dilakukan beberapa penelitian untuk dapat mengganti sel-sel kerucut pada retina yang mengalami kelainan bentuk atau kerusakan dengan sel-sel kerucut yang normal. Karena belum bisa diatasi, persiapkan anak sejak dini untuk menerima kelainan yang dimilikinya. Komunikasikan dengan guru di sekolahnya tentang kondisi anak Anda, karena mungkin dia akan mengalami kesulitan dalam bidang pelajaran melukis atau mewarnai gambar, juga dalam pergaulannya. (me)

Baca juga:
Tanda Balita Buta Warna
Mengenalkan Warna Pada Balita
Agar Balita Pintar Warna
Ajak Balita Bermain Warna

 

 



Artikel Rekomendasi