Agar Televisi Memberi Pengaruh Positif

 

“Nanti kalau sayapku sudah tumbuh, aku mau terbang juga, kayak burung itu, ya Bunda.”

Balita semakin kritis melihat tayangan acara anak-anak di layar kaca, sehingga membuatnya semakin pintar. Berarti si kotak kaca yang ajaib itu mampu menjadi media untuk mengasah kecerdasan anak. Lantas mengapa banyak ahli pendidikan menjulukinya "kotak idiot" sampai "pencetus obesitas"?

Acara televisi memang punya kemampuan luar biasa untuk mempengaruhi cara berpikir penontonnya. Apalagi penonton anak-anak yang daya nalarnya belum terlatih. Tapi jangan melulu salahkan acara televisi. Negatif atau positif pengaruh acara televisi pada anak, sebenarnya juga ada di tangan pendampingan orangtua saat anak menonton televisi.

Ingin televisi memberi pengaruh positif pada balita?
1. Cari tahu program dan isinya. Anda bertugas sebagai filter acara TV. Pilih tontonan yang bukan hanya sekadar hiburan tetapi juga yang mendidik dan sesuai dengan usia anak. Misalnya:
?- Menampilkan dunia belajar sambil bermain. Ada warna yang menyenangkan, karakter yang cerdas dan ramah, serta dapat membuat anak-anak saling berinteraksi.
?- Jauh dari unsur kekerasan, seksualitas dan bahasa yang tidak pantas.
?- Baiknya bilingual, jadi anak bisa belajar dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

2. Atur jadwal berikut durasinya, kapan anak boleh nonton televisi. Misalnya setelah sarapan pagi atau setelah mandi sore. Biasanya anak usia 1-4 tahun hanya bertahan 10-15 menit saja berkonsentrasi di depan layar kaca. Maka waktu 1 jam untuk televisi menyala sudahlah cukup. Tujuannya agar anak tidak terbiasa duduk manis berjam-jam dan belajar aturan waktu, meski ia masih belum mengerti waktu.

3. Diskusikan acara dengan balita untuk membantu anak memahami apa yang ditontonnya. Misalnya bila ada adegan berkelahi, Anda bisa membimbingnya agar memahami bahwa berkelahi itu tidak menyelesaikan masalah.

4. Beri penjelasan antara fakta dengan fiksi, sebab balita masih kesulitan membedakannya. Tokoh ulat yang bisa bicara, mungkin Anda anggap biasa, tapi siapa sangka itu bisa membuat anak ketakutan dan susah tidur. Terangkan kenapa dalam film ulat bisa bicara. Termasuk, kenapa tokoh jagoannya bisa terbang.

5. Sediakan properti yang sama atau mirip saat anak menonton acara televisi yang temanya mengasah kemampuan motorik. Tujuannya, agar ia bisa ikut bereksplorasi seperti model di televisi. Jangan lupa dampingi dia, agar ia merasa Anda mendukung kegiatannya dan membantu bila ada kesulitan.

6. Posisi menonton harus sambil duduk, jangan sambil tidur, agar tidak merusak mata. Jarak menonton minimal 6 kali ukuran televisi Anda. Misalnya TV 26 inchi, berarti 6 x 65 cm atau 3,9 meter, agar terhindar dari kontak radiasi televisi dan ruangan tempat menonton berpenerangan cukup.

 



Artikel Rekomendasi