Yuk, Pancing Anak Lebih Kreatif Menjawab

 

Sebagai ibu bekerja. Anda tentu ingin memastikan anak mengikuti rutinitas  yang sudah Anda jadwalkan setiap hari. Karena rutin,   pertanyaan  yang Anda lontarkan lewat telepon atau saat Anda tiba di rumah  juga sama terus, standar, dan sejenis pertanyaan  tertutup seperti, “Kamu sudah makan belum?”  Biasanya anak pun menjawab  singkat saja, “ya”, “tidak” atau hanya dengan gelengan atau anggukan kepala. Dengan itu, Anda memang sudah memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun jika Anda bisa  mengemas pertanyaan terbuka dan membangun suasana sedemikian rupa, maka Anda akan memperoleh jawaban bervariasi, bahkan terkadang menakjubkan dari anak. Selain itu, pertanyaan terbuka juga  bisa menstimulasi berbagai kemampuan seperti bahasa, imajinasi, memecahkan problem. Yuk, ubah beberapa pertanyaan rutin dengan pertanyaan yang lebih menantang!

1.    Kamu sudah makan belum? Pertanyaan ini diajukan dengan maksud agar orangtua mengetahui dengan pasti si kecil sudah makan sesuai jam makan. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan olehnya, “sudah” atau “belum”. Jawaban tersebut  tentu akan membuat Anda senang, apalagi jika anak memang sulit makan. Sementara jawaban belum akan membuat Anda sibuk mencari penyebab dan ‘memaksanya’ untuk makan. Agar pertanyaan ini tidak menjadi rutin dengan jawaban rutin, coba ceritakan dulu pengalaman makan Anda hari itu baru mengajukan pertanyaan. Misalnya, “Saat makan siang tadi Bunda makan gado-gado. Enak sekali.  Sayurannya ada bayam, tauge dan wortel. Gado-gadonya diberi lontong, tahu, dan telur rebus. Cerita dong bagaimana serunya makan siangmu?  Cerita dan pertanyaan yang Anda ajukan akan menstimulasi anak bercerita lebih panjang dan variasi tentang makan siangnya.

2.    Tadi di sekolah enak enggak? Saking penasaran ingin tahu pengalaman si kecil di sekolah, itulah hal yang mungkin pertama Anda tanyakan ketika bertemu dengannya saat ia selesai sekolah. Anda mungkin hanya akan mendengar ia menjawab, “enak”, “nggak”  atau bahkan ia hanya mengangkat bahu. Maklum saja si kecil masih lelah. Yang diinginkannya saat itu adalah pelukan Anda, segelas air atau makanan kecil. Anda bisa bertanya tentang sekolahnya setelah ia kelihatan relaks dengan bertanya, “Tadi di sekolah bermain dengan siapa saja? Pasti seru ceritanya.” Dengan pertanyaan yang diucapkan secara antusias anak tentu akan menceritakan dengan siapa ia bermain. Pertanyaan selanjutnya yang bisa Anda tanyakan adalah, “Bermain apa saja?”  Lewat ceritanya Anda bisa mengetahui apakah si kecil cukup antusias atau tidak bermain dengan  teman-teman barunya di sekolah yang ini bisa menjadi indikasi ia baik-baik saja di sekolah atau tidak.   

3.    Sudah mandi atau belum? Lewat pertanyaan ini Anda tentu ingin memastikan bahwa anak mengikuti aturan yang Anda tetapkan, mandi dua kali sehari, pagi dan siang. Pertanyaan ini kerap dilontarkan karena beberapa anak memang sulit diajak mandi. Tapi cobalah  mengajukan pertanyaan berbeda seperti, “Menurutmu,  apa yang paling seru dilakukan saat mandi?” Jawabannya bisa dijadikan dasar untuk membuat acara mandi lebih menyenangkan. Jika Anda tidak di rumah, Anda bisa bertanya, “Tadi sore mandinya dibantu oleh siapa?” Lewat pertanyaan itu Anda akan tahu ia sudah mandi atau belum. Saat tiba di rumah, beri ia pelukan sambil mengatakan, “Hmmm, tubuhmu bersih dan wangi. Ini berkat mandi dua kali sehari!”

4.    Hari ini kamu tidur siang nggak? Bagi anak yang sedang senang bereksplorasi tidur siang bisa  merupakan pekerjaan yang  ingin dihindari. Kalau bisa, maunya main sepanjang hari. Sementara anak usia 1-3 tahun misalnya, masih butuh waktu tidur 12 – 14 jam, yaitu 11 jam tidur malam dan 2 -3 jam tidur siang. Jadi,  agar mood anak bagus  ia tetap perlu tidur siang. Namun,  daripada Anda hanya menerima jawaban “ya” dan “tidak”, mengapa Anda tidak bertanya, “Tadi kamu tidur siang dengan siapa?”  Dari jawaban si kecil Anda akan tahu apakah ia tidur siang atau tidak. Jika ternyata ia tidur siang katakan padanya, “Tidur siang telah membuatmu kelihatan segar dan bahagia.” Jika ternyata ia tidak tidur siang Anda bisa bertanya, “Apa yang membuatmu tidak tidur siang, nak?”

5.    Sudah cuci tangan belum? Ini tentu saja masuk pertanyaan wajib sebelum makan atau seusai main di luar. Sebagai orangtua kita tak ingin anak sakit gara-gara menelan kuman yang ada di tangan seusai main kotor-kotoran. Dan jawaban ‘’sudah” dari anak sudah akan cukup membuat Anda bernapas lega. Namun, sebelum bertanya Anda cuci tangan lebih dulu dan bercerita lebih dulu seperti ini. “Pernah ada, lho, anak cuci tangan memakai susu cair. Tangannya jadi bau susu dan lengket. “Tadi kamu cuci tangannya memakai air apa  dan di mana?” Pertanyaan seperti ini akan direspon dengan jawaban yang bervariasi. Misalnya, bisa saja anak tertawa karena menganggap lucu atau dia bilang jijik dan mengernyitkan hidungnya. Dia mungkin akan menjawab, “Aku dong mencuci tangan dengan air.” Kalau belum yakin katakan saja,  “Coba Bunda  lihat tanganmu yang bersih itu…” Dari situ Anda akan tahu apakah ia sudah mencuci tangan atau belum.

Baca Juga:
Merangsang Kecerdasan Bicara Anak 3 Tahun
Anak Terlambat Bicara
Balita Bicara Sembarangan

 



Artikel Rekomendasi