Semua Dibuat Berantakan

 

Hobi barunya membuat semua jadi berantakan. Balita Mengguncang dan menuang apa saja yang bisa dituang. Setelah menuang seluruh isinya, dia pun mulai memasukkannya lagi ke dalam kotak, kemudian menumpahkannya lagi. Meski menjengkelkan fase yang biasaya terjadi saat di usia 12-18 bulan ini penting untuk balita. Fase perkembangan yang disebut oleh para psikolog sebagai “fase kosongkan”  ini merupakan fase penting karena:

•  Anak belajar tentang obyek permanen yaitu tentang ada dan tidak ada sementara.
•  Anak belajar sebab akibat sederhana; kaleng diguncang, ada bunyi di dalamnya.
•  Anak mengembangkan kekuatan otot lengan dan keseimbangan tubuh.

Berikut beberapa hal ini penting yang bisa Anda lakukan agar rumah tidak berantakan dan Anda pun terhindar dari rasa kesal:
  • Kunci semua laci dan letakkan kotak perkakas di tempat yang sulit dijangkau anak. Perhatikan juga lemari dapur karena ini juga merupakan wilayah yang disukai anak-anak. Panci, wajan, kukusan, akan dikeluarkan dari dalam lemari, diisi sendok dan garpu kemudian diguncang. 
  • Rapatkan penutup toples makanan. Toples kaca umumnya cukup berat untuk diguncang oleh anak.  Jika merasa frustasi tak sanggup mengguncang toples, anak akan membantingnya. Tentu saja ini berbahaya bila toples pecah. Pindahkan makanan kecil ke dalam toples plastik dan rapatkan penutupnya agar ketika diguncang isinya tidak berhamburan. 
  • Sediakan kotak atau ember kecil serta bola warna-warni. Letakkan bola-bola itu di dalam kotak atau ember dan ajarkan anak mengeluarkan bola dengan cara mengguncangnya.  Bola yang berhamburan keluar dari wadahnya akan membuat anak kegirangan. Kegiatan mengguncang ini akan menguatkan otot lengan dan tangan serta meningkatkan kordinasi bilateral. 
  • Ajarkan memilah dan mengguncang. Pilih bola-bola merah dan masukkan ke dalam salah satu kardus. Sisihkan yang berwarna kuning lalu masukkan ke dalam ember kecil. Minta anak untuk mengguncang kardus bola merah. Setelah bola merah berhamburan, minta anak mengguncang ember berisi bola kuning. Permainan ini mengajarkan anak mengenal warna. Berteriaklah “Horeee,” ketika anak berhasil mengguncang kardus atau ember hingga isinya keluar. 
  • Ajak anak mengembalikan barang ke tempatnya. Setelah mengguncang dan mengosongkan isinya, ajak anak belajar memasukkan kembali isinya. Ini merupakan langkah awal Anda mengajarnya menyimpan kembali mainannya sendiri. 
  • Hitung dan guncang. Manfaatkan kesenangan baru ini untuk mengenalkannya pada bilangan. Saat anak memasukkan bola ke dalam kadus, mulailah menghitung. Setelah selesai, ucapkan jumlah bola yang berada di dalam kardus. “Kocok sepuluh bola!” Kemudian biarkan anakm engguncangnya. Setelah itu ajak dia memasukkan kembali bolanya sambil mengajaknya menghitung. 
  • Manfaatkan  air. Ajak anak bermain guncang, tuang dan isi saat dia mandi. Sediakan botol-botol kecil bekas shampo atau sabun cair, minta anak mengisinya dengan air, kemudian mengguncang dan mengosongkan isinya. Anak akan belajar membedakan bunyi benda-benda yang diguncang. Acara mandi pun akan lebih menyenangkan. 
  • Berikan rambu. Misalnya, pastikan semua barang atau mainan yang dia keluarkan harus dikembalikan lagi ke tempatnya. Umumnya anak di usia ini seringkali malas membereskan dan cenderung meninggalkan “hasil karya”nya dan beralih mencari “korban” berikutnya untuk diguncang dan dituang. Ketegasan Anda dibutuhkan di sini. Lagipula ada baiknya jika anak sudah diajar disiplin sejak dini. (me)
 


 



Artikel Rekomendasi