Agar Balita Patuh

 

Ciptakan komunikasi efektif saat memberi intruksi pada anak. Hindari  sikap memaksa atau menekan, saat anak tak mau menjalankan instruksi.  Agar anak mau mendengar dan patuh, kuncinya adalah membuatnya mau bekerja sama sementara Anda juga memberinya ruang untuk mempraktikkan kemandiriannya.  Coba cara ini:
  • Instruksi jelas dan realistis. Buat instruksi yang jelas dan dapat dilakukan, tidak hanya “Ayo, ini berantakan. Beresi.”  Anak  tak cukup mampu memahami instruksi ini. Gunakan kalimat yang bisa dimengerti, misalnya “Masukkan mainanmu ke dalam kotak.”Anak-anak senang mendapat tugas baru. Setelah makan selesai, minta dia meletakkan piring kotor di bak cuci. Instruksikan dengan jelas, “Bawa sendiri piringmu ke bak cuci piring. Hati-hati ya sayang..” Bukan,  “Bantu ibu beresi meja.”
  • Pahami  pikirannya. Berilah anak waktu untuk menyelesaikan “pekerjaannya” atau bermainnya. Jangan tiba-tiba anak disuruh mencuci tangan, sementara dia sedang asyik menjalankan mobil-mobilannya yang dalam imajinasinya sedang menanjak. Gunakan intruksi “Nak, makan malam sudah siap. Selesaikan mainnya, nanti kalau ibu panggil, kamu cuci tangan ya.”  Dengan demikian anak punya waktu untuk menyelesaikan bermainnya, yang adalah tugas penting baginya.
  • Sederhanakan instruksi. Anak usia 3-4 tahun tidak dapat memahami kalimat majemuk, misal, “Naik ke kamarmu, ambil sepatu dan kaos kaki, lalu bawa turun. Setelah itu cuci tangan dan makan snackmu.”  Sederhanakan instruksi, mana yang Anda ingin dia lakukan lebih dulu. Contoh, “Tolong, handukmu dibawa keluar dari kamar mandi.”
  • Bicara dengan tatap muka. Hindari memberi perintah kepada anak dengan cara berteriak. Dekati anak, tatap matanya dan ungkapkan apa yang harus dia lakukan. “Nak, masukkan mainanmu ke dalam container yuk, saatnya kita makan.” Gunakan bahasa tubuh, misalnya gerakan makan atau gerakan gosok gigi jika Anda memintanya makan atau gosok gigi. Anak-anak yang memiliki modalitas belajar visual akan lebih bisa memahami instruksi disertai gerak tubuh.
  • Beri motivasi. Anak-anak senang bila diminta. Misalnya, “Sayang, Bunda bangga lho, kalau kamu mau simpan mainanmu sendiri. Simpan dulu ya.” Kadang-kadang memberinya imbalan bisa dilakukan. Misalnya, “Sayang, kalau nanti sebelum mandi mainanmu sudah disimpan, kita main ke taman.” Bukan “Kalau kamu nggak mau simpan mainanmu, ibu nggak ngajak kamu main di taman.” Hitung dalam satu minggu berapa kali anak mengikuti instruksi Anda, berikan hadiah sticker.
  • Cari kata ganti untuk kata “jangan.” Kalau anak sering mengabaikan instruksi, mungkin dia terlalu sering mendengar kata “jangan.”  Misal, “Jangan lupa cuci tangan sebelum makan,” “Jangan lupa beresi mainanmu sebelum mandi,” “Jangan lupa letakkan sepatumu di rak sepatu.”  Gunakan kalimat lain yang lebih menyenangkan, misalnya “Sepatunya nanti diletakkan di rak sepatu ya, supaya tidak digigit tikus.”  Atau, “Nak, mainlah bola di luar sama teman-teman. Nonton TVnya nanti lagi ya.” (me)





 



Artikel Rekomendasi