Ajarkan Balita Ketrampilan Ini

 

Karena ada begitu banyak ketrampilan sehari-hari yang penting dan harus ia kuasai, mulai ajarkan dia sesuai dengan tahapan usianya.
  1. Memasang dan melepas perekat velcro. Sejak kapan? Usia 2 tahun, karena tangannya sedang mengembangkan kemampuan memegang dan menggerakkan sesuatu, termasuk menempelkan perekat velcro dan menariknya kembali. Latihan sehari-hari: ajak mencuci gelas minumnya sendiri, untuk melatih gerakan tangan dan koordinasi kedua sisi bagian tubuh untuk bergerak bersama-sama. Latihan lain, menggunakan sendok garpu ketika makan.
  2. Memasang kancing lolos. Sejak kapan? Usia 3 tahun, karena aktivitas ini membutuhkan ketrampilan motorik halus yang lebih kompleks, berupa memutar jari-jari. Mulailah dengan kancing baju berukuran besar, misalnya kancing coat atau blazer bunda. Buka dan kancingkan kembali, demikian seterusnya. Saat belajar mengancingkan bajunya sendiri, gunakan cermin agar anak dapat melihat gerakan tangannya. Latihan sehari-hari: gunakan kancing-kancing berbeda ukuran  yang tidak menempel di baju. Latih anak memasukkan kancing-kancing itu ke dalam lubang kancing pada baju. Bila sudah terbiasa, baru gunakan kancing yang terpasang di baju untuk dimasukan ke lubangnya.
  3. Menutup ristleting. Sejak kapan? Usia 3 tahun. Meristleting baju agak sulit dilakukan, sebab saat melakukannya kedua tangan anak harus mengerjakan dua hal berbeda, satu tangan memegang baju, tangan lain menarik ristleting. Latihan sehari-hari: belajar membuka dan menutup ristleting berukuran lebih besar daripada ristleting baju. Bisa juga melatih anak dengan menggunakan baju bonekanya sebagai dummy.
  4. Mengikat tali sepatu. Sejak kapan? Mulai usia 3 tahun, karena saat itu tangannya sudah bisa melakukan gerakan memutar. Untuk mengikat tali sepatu dibutuhkan kemampuan koordinasi tangan dengan otak, kekuatan, dan ketekunan dalam menyelesaikan tugas. Bila dimulai sejak usia 3, di usia 3 ½ tahun anak akan dapat melakukan tugas ini dengan baik, dan di usia 5 tahun hasil ikatan tali sepatunya akan sempurna. Latihan sehari-hari: tunjukan caranya berkali-kali, bila anak Anda belajar dengan melihat contoh. Untuk menguasai ketrampilan ini, anak butuh banyak berlatih agar jari-jarinya terbiasa. Untuk menunjang keterampilan mengikat tali sepatu, ajak anak bermain dough, balok, lego, dan menggambar dengan krayon, untuk melatih jari jemarinya melakukan gerakan detail dan koordinasi.
  5. Memasang kancing tempel. Sejak kapan? Usia 2 hingga 3. Di usia ini anak sudah bisa meletakkan kancing di tatakannya, lalu menekannya kuat-kuat agar terkancing. Yang tersulit adalah ketika dia harus mengukur kekuatan saat menekan kancing -banyak anak memiliki masalah dengan sensor kedalaman wadah. Latihan sehari-hari: bermain dengan adonan kue atau dough.
  6. Berpisah dengan selimut kesayangan. Sejak kapan? Usia 2 tahun, karena saat ini bisa dipastikan selimutnya sudah usang dan sudah pantas dibawa ke mana-mana. Namun, Joshua Sparrow, psikolog dari Harvard Medical School, mengingatkan orangtua untuk memastikan anak mendapatkan sumber kenyamanan lain untuk menggantikan sumber kenyamanan dari selimut kesayangan, misalnya mainan soft toys,  buku, atau latihan olahraga. Latihan sehari-hari: Sembunyikan selimutnya selama 15 menit, lalu 30 menit, 1 jam, dan tambah terus durasinya setiap hari. Ketika anak minta selimutnya, alihkan perhatiannya dengan mengajaknya bermain atau membacakannya buku.  Bila ia tetap gelisah, minta dia memilih mainan lain untuk digenggam.
  7. Tenang kembali sehabis mengamuk. Sejak kapan? Sejak pertama kali ia mengamuk, atau mulai hari ini. Hentikan memberi anak permen atau mengabulkan permintaannya, karena bila Anda melakukan hal itu, sama saja dengan mendudukkan anak di singgasana  "kerajaan mengamuk". Atau dengan  kata lain, anak akan menggunakan amukan untuk mem-bully Anda setiap kali permintaannya ditolak. Latihan sehari-hari: jangan ikut panik saat anak mengamuk. Kepanikan atau emosi Anda ibarat "bensin" bagi api amukannya, bersikaplah tenang. Perlambat semua aktivitas, langkah, cara berbicara dan tarikan napas. Semuanya secara ajaib akan meredakan amukan, menenangkan, sekaligus memberi sinyal "Tidak" secara halus kepada anak yang mengamuk karena menuntut sesuatu.
  8. Memperkaya perbendaharaan kata. Sejak kapan? Usia 2 tahun, ketika anak mulai giat memperkaya kosa katanya. Latihan sehari-hari: banyak berbicara di depan anak, dan dramatisir secara verbal aktivitas dan suasana di sekitar Anda. Misalnya, pemandangan sederhana seperti mobil truk lewat, dikomentari: Wow, ada truk lewat, besar sekali, ya. Wusss, bunyinya keras, Bunda jadi kaget. Kamu kaget, tidak? Yuk, tutup kuping. Tutup hidung juga, ah, biar nggak kena asap knalpotnya yang berancun.." Saat berbicara dengan anak, jangan ragu menggunakan kata-kata ilmiah atau "sulit". Dalam sehari, idealnya seorang anak balita belajar 50 kata baru.  
  9. Mengenalkan diri dan berjabat tangan. Sejak kapan? Umur 3 tahun, ketika anak mengembangkan ketrampilan sosial. Sebelum mengajarkan anak cara memperkenalkan diri pada orang, tumbuhkan keinginan di dalam dirinya untuk dikenal orang lain. Caranya, katakan pada anak, Si A atau Si B akan mengajaknya bermain bila Si A dan  Si B sudah mengenalnya. Latihan sehari-hari: Ajarkan anak 3 S: stand (berdiri), smile (senyum), dan speak (berbicara dengan suara yang bisa didengar). Latih anak untuk bergeser bila tubuhnya terhalang orang lain, sehingga tidak tampak oleh orang yang ingin dikenalnya. Lalu, ajarkan anak cara bersalaman sambil mengucap namanya dengan jelas dan terdengar.
  10. Minta tolong ketika tersesat. Sejak kapan? Umur 3 tahun. Pada usia ini, anak sudah harus tahu nama lengkapnya, nama orangtuanya, dan bisa mengucapkan bahasa sederhana "Saya tersesat." Jelaskan pada anak siapa orang yang musti ia hubungi bila ia tersesat atau terlepas dari orangtua di tempat umum; polisi, satpam, kasir, penjaga toko, dan ibu yang membawa anak. Latihan sehari-hari: main pura-pura atau simulasi tersesat. Tanyakan padanya, "Okey, ceritanya kita di supermarket, dan tiba-tiba kamu tidak bisa melihat Bunda. Apa yang kamu lakukan?" Semakin sering berlatih, semakin berkurang kegugupan anak manakala ia tersesat betulan.
  11. Cebok sehabis buang air. Sejak kapan? Umur 4 tahun atau sebelum masuk preschool. Latihan sehari-hari:
  • Stop menyeboki anak, karena membuatnya tidak belajar.
  • Beri instruksi yang jelas sambil membiarkan anak mencoba, misalnya, "Ini selang airnya, begini cara pegangnya. Lalu, arahkan ke kelaminmu, dan tekan agar airnya keluar. Coba Bunda lihat...oh, lain kali tekannya jangan terlalu keras ya."
  • Bila Anda khawatir ia belum bersih benar setelah cebok sendiri, bantu membilas di akhir latihan. Tetapi, kurangi frekuesi bantuan sampai akhirnya ia bisa cebok dengan baik.(me)


 



Artikel Rekomendasi