Tip Pola Asuh Sensitif Gender

 

Foto: shutterstock

Menerapkan pola asuh yang sensitif gender, sangat penting untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sesuaikan juga dengan tahapan usianya. Mengasuh anak dengan peka terhadap gendernya, sekaligus mengajarkan kepada anak tentang gender. 

*Anak usia 0 – 1,5 tahun
Pola asuh umum:
  • Banyak berdekatan dengan anak
  • Sebaiknya sering membelai dan menggendong anak. Kedua hal tersebut tidak membuat anak jadi feminin, manja, atau 'bau tangan'.
  • Kenalkan rutinitas kepada si kecil, sebagai fondasi disiplin.
  • Stimulasi semua kecerdasannya dengan berbagai cara.
  • Pola asuh sensitif gender
Anak perempuan:
  • Lebih membutuhkan kelembutan dibanding anak laki-laki, karena itu banyak sentuhan dan kelembutan.
  • Membutuhkan banyak tatapan mata untuk memenuhi kebutuhan afeksi.
Anak laki-laki:
  • Di usia ini lebih sulit diatur dan lebih rewel, karenanya, membutuhkan kesabaran untuk merawatnya.
  • Jika anak aktif, orang tua harus ikut lincah mengikuti gerakan mereka.
*Anak usia 1,5 – 3 tahun
Pola asuh umum:
  • Membutuhkan rumah yang aman untuk bereksplorasi, mengikuti area pergerakan mereka yang lebih luas.
  • Orang tua harus lebih kreatif memberi kegiatan yang variatif demi mengoptimalkan potensi anak.
  • Sudah harus mengenal disiplin yang diterapkan secara lebih konsisten.
  • 1,5 tahun adalah batas akhir anak mengeluarkan kata pertama, sehingga jika lebih dari 18 bulan ia belum bisa bicara, konsultasikan ke ahli tumbuh kembang.
Pola asuh sensitif gender:
Anak perempuan
  • Stimulasi dengan aktivitas kreatif yang bisa dikerjakan dengan tenang.
  • Anak perempuan juga senang mendengarkan cerita dan dongeng.
Anak laki-laki
  • Membutuhkan aktivitas seru dan ruang gerak lebih luas untuk bereksplorasi fisik.
  • Memerlukan disiplin positif yang lebih tegas, namun menyenangkan.
*Anak usia 3-6 tahun
Pola asuh umum:
  • Belum mengikuti pola pengajaran terstruktur di sekolah formal, namun sebaiknya diarahkan pada aktivitas yang teratur dan terarah untuk menyiapkan mereka.
  • Mulai mengenalkan cara menjaga kebersihan dan keamanan alat kelamin. Misalnya, membersihkan kelamin anak perempuan dari depan ke belakang, anak laki-laki harus membersihkan kelamin tiap selesai berkemih. Ajarkan pula anak tidak sembarangan disentuh di area tubuh tertentu, untuk menghindarkan mereka dari pelecehan seksual.
  • Beri kesempatan anak bermain dengan teman.
  • Biarkan anak belajar lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Pola asuh sensitif gender:
Anak perempuan:
  • Anak perempuan lebih suka bermain pura-pura atau role playing.
  • Membutuhkan kegiatan mengobrol bersama untuk memenuhi kebutuhan afeksi.
Anak laki-laki:
  • Membutuhkan banyak aktivitas seru bersama teman sebaya.
  • Sebaiknya ayah memperkenalkan beberapa aktivitas laki-laki sederhana untuk mulai mengajarkan peran.
Baca:
Perbedaan Antara Laki-laki dan Perempuan

 

 



Artikel Rekomendasi