Perkembangan Otak Bayi di Tahun Pertama

 

Di tahun pertamanya, 70%  energi bayi disalurkan untuk perkembangan otak. Sedangkan pada orang dewasa, energi yang disalurkan untuk otak  hanya 20%. Apa yang sebenarnya terjadi pada otak bayi di tahun pertamanya?

Ketika lahir, hingga beberapa minggu
Otak bayi mulai bekerja begitu bayi baru lahir. Dalam hitungan jam, bayi akan terpukau pada wajah-wajah di sekitarnya, pada gerakan, bahkan pada jari-jarinya sendiri. Beberapa minggu kemudian, bayi   akan bermain dengan tangan dan kaki, serta memasukkan semuanya ke dalam mulut. Kegiatan ini menciptakan pengalaman yang sangat berarti baginya, sebab di area bibir dan ujung jari banyak terdapat ujung saraf.  Melalui perjalanan sederhana, seperti saat berkeliling perumahan, bayi mempelajari cara berpikir yang abstrak.

Bayi baru lahir sudah mengenali tekanan suara dan ritme dari bahasa ibunya, jelas Angela Friederici, profesor ilmu kognitif dan syaraf dari Max-Planck Institute, di Leipzig, Jerman.  Bayi-bayi baru bahkan sudah memiliki repertoir mengenai bunyi-bunyian, dan jika ada bunyi yang dikenalnya maka ia akan memberikan sinyal: “Hei, Bunda, aku  di sini! Yuk, kita mengobrol!”  Bayi akan merasa senang bila melihat ada orang dewasa yang menyunggingkan bibir atau membuat mimik, gestur atau jeritan yang menunjukkan ekspresi takut, “Hiii, aku takut!” 

Usia 6 hingga 9 bulan
Penelitian di University of Pennsylvania, AS, menunjukkan, bayi berusia 6 hingga 9 bulan telah mengerti beberapa kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk itu Angela menyarankan agar orang tua berbicara perlahan-lahan dengan suara yang tinggi, dan menggunakan pengulangan, “Okey, sekarang kita ambil susu. Apa kamu suka susu?” Teknik pengulangan kata-kata akan berguna manakala bayi sudah mengeluarkan kata-kata pertamanya. Pengulangan kata-kata akan menjadi seperti “permainan pingpong”. 

Bayi akan mengatakan sesuatu yang akan diulangi oleh orang tua, sambil memperbaiki kata-kata yang diucapkan bayi. Kemudian bayi  akan mengulangi kata-katanya lagi, lalu menambahkannya, dan orang tua akan memperbaiki sedikit. Lama-lama di kepala bayi akan berkembang rasa akan aturan dan struktur bahasa. “Bahkan di balik irama lagu anak-anak pun, ada latar belakang neurologisnya. Bagian otak yang bekerja dalam urusan musik dan bahasa akan berkembang bersamaan,“ ungkap Angela. Dengan kata lain,  menyanyi dan mendengarkan musik akan membantu perkembangan bahasa bayi.

Usia 9 hingga 18 bulan
“Bermain adalah gizi spiritual”, demikian Andre Zimpel, profesor ilmu pengasuhan anak di Universitas Hamburg, Jerman. Bayi akan terpesona dengan permainan ciluk ba atau sembunyi, karena melalui permainan itu dia belajar memahami bahwa manusia atau benda-benda tetap berada di suatu tempat, meski pun dia tidak melihatnya. Pada usia 9-18 bulan, untuk menstimuli perkembangan otak, tambahan mainan bayi sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, karena mainan yang terlalu banyak justeru akan membingungkan dan mengalihkan perhatian bayi.  Akan lebih baik jika kelebihan mainan disimpan dulu, dan digunakan secara bergantian di lain waktu.

Menyoal bahan baku mainan, ahli mainan anak asal Jerman, Ingetraud Palm-Walter,  mengatakan, campuran berbagai macam bahan adalah yang terbaik, karena bahan yang berbeda-beda akan merangsang bayi. Pastikan mainan bayi Anda tidak hanya terbuat dari bahan kain lembut, melainkan ada juga yang dari plastik, logam, kayu atau karton. Menurut Ingetraud,  bayi lebih menyukai mainan warna-warni dibanding mainan berwarna tungggal yang bergambar karakter kartun. Sangat disarankan mainan yang diberikan pada bayi memiliki permukaan datar dan bentuk yang jelas. Mainan bayi sebaiknya juga tidak terlalu besar -sehingga sulit digenggam-  tidak terlalu berat,  tidak terlalu kecil dan tidak terlalu banyak.

Perhatian orangtua yang tertuju hanya pada bayi ketika ia bermain, sangat baik  untuk perkembangannya. “Bayi jadi lebih termotivasi bermain dan akan terbangun ikatan emosional yang kuat antara bayi dan orangtua,” ujar Andre Zimpel.  

Lewat Satu Tahun
Selewat satu tahun, bayi mulai belajar bicara, meski pun sebenarnya sejak awal ia sudah dapat berkomunikasi dan memahami. Para ilmuwan  menyimpulkan, intonasi  tinggi-rendah suara dan mimik wajah , membentuk komunikasi hingga 90 %. Sementara isi dari kata-kata yang diucapkan hanya berperan 10%.  Menurut Angela, pada tahun kedua bayi mulai menunjuk-nunjuk barang, mengambil bola jika disuruh, atau mengangkat tangan jika seseorang melambaikan tangan dan berkata “Bye, bye”.  Semua itu adalah milestone bayi untuk perkembangan bahasa.

Andre menyebutkan, dalam hal mainan, pada tahun kedua bayi akan menyelidiki lebih jauh benda-benda spesifik yang yang menarik perhatiannya, misalnya mainan bola  yang mengeluarkan bunyi gemericing.  Bayi yang lebih besar menyukai mainan yang mirip benda di sekitarnya, misalnya  alat masak-masakan atau mobil-mobilan. Bagi bayi, benda tersebut menakjubkan sebab mereka melihat orang dewasa begitu cool saat menggunakannya. Karena itu, saran Andre, akan lebih baik jika Anda bisa mengubah area bermain bayi usia 2 tahun menjadi sebuah arena bermain peran, misalnya dapur-dapuran. Jangan lupa bersihkan area bermain tersebut secara rutin, sebab bayi juga  suka  mengeksplorasi benda dan mainan dengan memasukkannya ke dalam  mulut.

Menurut Ingetraud, gadget ayah atau kertas bekas bukan benda-benda yang bagus untuk digigit-gigit bayi.  Para ahli juga menganjurkan agar mainan elektronik mini tidak diberikan kepada bayi. Psikolog perkembangan anak dari Jerman, Gabriele Haug-Schnabel, mengemukakan sikap skeptisnya pada pemberian smartphone dan tablet sebagai mainan anak, sebab menurutnya,  apa yang tersaji di layar gadget membuat bayi dan anak-anak kurang aktif dan miskin pengalaman.

(FITRI HARYANI (KONTRIBUTOR)/ERN)

 

 



Artikel Rekomendasi