Bayi Alergi Makanan

 

Gejala alergi makanan bisa muncul kapan saja. Jenis makanan penyebabnya pun beragam. Jenis penyebab alergi juga dapat bertambah atau berkurang sejalan dengan waktu. Khusus untuk individu yang keluarganya memiliki riwayat alergi, maka risiko respons alergi dapat muncul kapan saja, termasuk saat dia masih bayi hingga dewasa.

Gejala ringan dan berat. Pada bayi yang mengalami alergi, ada sejumlah zat yang sebetulnya bermanfaat untuk tubuh, misalnya zat-zat yang terkandung di dalam makanan, oleh sistem kekebalan bayi ditolak dan dianggap sebagai musuh bagi tubuhnya. Muncullah gejala alergi. Gejala alergi pada bayi yang banyak ditemukan adalah di kulit (eksim), saluran napas (hidung mampet, meler, bersin, batuk, atau sesak dengan mengi), mata, dan saluran cerna (diare, atau sulit buang air besar). Gejalanya dapat digolongkan ringan, kalau gangguan terhadap fungsi tubuh sedikit, misalnya pilek meler tetapi anak masih tidur tenang dan makan-minumnya tidak terganggu. Sementara gejalanya digolongkan berat bila membuat anak tidak mampu menjalankan fungsi normalnya, seperti sesak napas.

Penanganan oleh dokter. Bila muncul gejala alergi pada bayi, Anda segera bawa dia  ke dokter. Dokter biasanya akan merasa lebih yakin kalau kasus yang dihadapinya adalah kasus alergi bila ada pola pengulangan. Artinya, setiap bertemu bahan asing yang dicurigai, maka gejala alergi muncul; dan bila bahan asing ini paparannya dihilangkan, maka gejala alerginya akan menghilang.
Bila sudah dipastikan bayi alergi, khususnya alergi makanan, ada 3 tahapan penanganan alergi yang biasa dilakukan oleh dokter, yakni:
  • Hindarkan alergen. Untuk memastikan jenis penyebab alergi, kemungkinan dokter akan melakukan tes alergi. Tes yang paling akurat namanya uji provokasi. Kadang-kasdang dari cerita orang tua yang sangat sugestif, dokter bisa langsung meminta penghindaran.
  • Dengan obat-obatan, tujuannya untuk menghilangkan gejala-gejala alergi yang muncul.  
  • Imunoterapi. Caranya dengan memberi ekstrak alergen secara bertahap dari sangat sedikit sampai mendekati jumlah yang biasa dihadapi di alam. Cara ini belum rutin dilakukan untuk alergi makanan.  
Sejalan bertambahnya umur bayi dan perkembangan sistem pencernaannya, reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuhnya terhadap zat-zat yang semula dianggap alergen, secara bertahap berkurang. Reaksi alergi pada anak akan mulai menghilang pada usia 2–3 tahun. 

Baca:
Memperkecil Risiko Bayi Alergi Makanan
Balita Alergi Banyak Makanan
Orangtua Alergi, Bayi Berisiko Alergi Susu Sapi
Kasus Alergi Anak Semakin Meningkat!
Menghadang Pencetus Alergi
Melawan Alergi pada Anak
Melakukan Tes Alergi

 



Artikel Rekomendasi