Fakta Makanan Bayi Zaman Dulu

 

Air Tajin
Sari pati beras yang didapat dari rebusan beras. Bunda jadul  percaya air tajin atau milk rice dapat diberikan kepada bayi sebagai pengganti susu.

Faktanya Tidak dibenarkan, sebab bayi berusia kurang dari 6 bulan musti diberi ASI eksklusif. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama bertujuan untuk mencapai tumbuh kembang bayi yang optimal, sebab ASI memiliki kandungan nutrisi yang kompleks, lengkap dan dibutuhkan bayi. Bila karena alasan tertentu, bunda tidak dapat memberi ASI eksklusif, maka pemberian susu formula sebagai solusi pun, harus memiliki standar kandungan gizi yang diperlukan, dan musti dikonsultasikan kepada dokter dan konsultan laktasi.  Jadi, lupakan niat memberi air tajin, sebab kandungan gizinya tidak lengkap untuk bayi –hanya tinggi karbohidrat-  bahkan dikhawatirkan menyebabkan diare.

Pisang Mas Kerok
Buah pisang mas yang diberikan kepada bayi dengan cara dihaluskan –dikerok- dan dicampur sedikit air. Dianggap sehat karena buah-buahan, rasanya manis, selain itu mengenyangkan dan membuat bayi tidur nyenyak.

Faktanya  Tidak dibenarkan diberikan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, karena bayi harus mendapat ASI eksklusif. Pisang memang memiliki kandungan gizi yang baik; potasium, kalsium, vitamin A, B6, C, zat besi, magnesium dan tembaga. Selain itu teksturnya lembut dan rasanya manis, sehingga disukai bayi. Meski sebelum genap 6 bulan bunda melihat bayi sudah mulai tertarik pada makanan, tunda dulu pemberian pisang  sampai usianya 6 bulan agar sistem pencernaannya lebih siap.


Madu
Cairan manis  mirip sirup yang dihasilkan lebah atau tawon dari nektar bunga. Terkenal berkhasiat untuk tubuh, ibu dan nenek kita percaya, memberi bayi air putih dicampur sesendok madu dapat memberi energi setara susu pada bayi. Rasa manisnya disebabkan oleh  kandungan zat gula yang tinggi, yaitu fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, sedikit  vitamin dan mineral serta zat antioksidan.

Faktanya  Tidak dibenarkan diberikan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan sebab bayi harus mendapat ASI eksklusif. Selain itu, Toksikolog, Ahli Makanan dan Nutrisi Universitas Purdue, Amerika Serikat, Professor Charles Santerre, yang dilansir babycenter.com, tidak menyarankan memberi madu pada bayi di bawah 1 tahun, sebab, madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang aman bagi orang dewasa tetapi berbahaya bagi  bayi. Mikroorganisme ini bekerja pada usus. Sistem pencernaan bayi yang belum mumpuni jika ditinggali mikroorgansme ini, dapat menyebabkan botulisme atau kondisi kelumpuhan otot yang mengakibatkan lengan dan tungkai lemas -sehingga bayi enggan menyusu dan menangis terus- menyerang persarafan, bahkan menyebabkan kematian.

Biskuit Marie Regal
Marie Regal adalah merek biskuit yang ada di Indonesia sejak tahun 1952, diciptakan Jong Sun Tek menggunakan bahan tepung, telur, mentega, serta teknik memanggang dengan mesin dari Jerman, menghasilkan biskuit yang gurih dan disukai. Harga jual yang lebih mahal membuat biskuit ini menjadi makanan bayi premium pada tahun 1970-an. Cara pemberian, dilumatkan dicampur susu atau air putih.

Faktanya Dalam sekeping biskuit Marie Regal terkandung protein, kalsium, serat, karbohidrat, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin D. Meski saat ini terdapat banyak biskuit khusus bayi di pasaran, biskuit ini masih boleh diberikan kepada bayi di atas usia 6 bulan sebagai  MPASI, baik dilumatkan dicampur ASI, maupun sebagai finger food. Namun jangan berikan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan karena ia harus mendapat ASI eksklusif.

Beras Tumbuk
Orangtua jadul menumbuk sendiri beras putih untuk membuat tepung beras sebagai bahan bubur bayi. Itu karena pada tahun 1970-an tepung beras kemasan belum banyak dijual di pasaran seperti sekarang. Beras ditumbuk menggunakan lumpang dan alu ukuran rumahan.

Faktanya  Proses penumbukan, baik beras putih atau merah, sebenarnya baik, karena saat ditumbuk kulit ari beras masih utuh, sehingga membuat kandungan serat 3 kali lebih banyak, vitamin B dan mineral 2-3 kali lipat dan zat besi lebih tinggi dibanding tepung beras olahan. Namun saat ini, menumbuk beras sendiri dianggap tidak praktis.

Tim Ati Ayam
Apa itu? Bahan MPASI bayi yang “wajib hukumnya” pada era 70 dan 80-an, Sebenarnya, ibu zaman baheula kerap memberi bayinya tim ati ayam karena zaman dulu sumber protein hewani alternatif seperti daging harganya mahal, tak terjangkau masyarakat kebanyakan, dan teksturnya dianggap sulit dicerna. Berbeda dengan ati ayam  yang mudah didapat, harganya terjangkau, teksturnya pun lembut sehingga mudah ditim. Pemberian ikan atau udang sebagai MPASI  pada masa itu belum lazim, sebab banyak bunda khawatir menyebabkan bayi gatal-gatal akibat alergi.

Faktanya Menurut dr Cindiawaty Josito Pudjiadi MARS, MS, SpGK,  tim ati ayam mengandung protein dan kolestrol tinggi. Oleh sebab itu sebaiknya tidak diberikan pada bayi terlalu sering, cukup seminggu sekali. Pemberian  MPASi pada bayi, menurutnya, harus memperhatikan prinsip keberagaman makanan. Jadi selain ati ayam, berilah juga bayi sumber protein hewani lain seperti daging ayam, daging sapi, udang dan ikan-ikanan. Bukankah saat ini berbagai sumber protein nabati tersebut banyak tersedia dengan harga terjangkau? Jangan lupa monitor reaksi anak, kalau-kalau makanan yang diberikan merangsang munculnya reaksi alergi.

Kaldu Ceker
Generasi oldies percaya, rajin memberikan kaldu ceker atau kaki ayam dapat membuat  bayi cepat berjalan. Proteinnya itu, lho! Para bunda pun membuat rebusan ceker ayam dalam jumlah banyak sebagai stock kaldu satu mingguan. Setiap hari kaldu ceker ayam digunakan sebagai campuran tim atau bubur bayi.

Faktanya  Frances Sizer dan Ellie Whitney dalam buku Nutrition Concepts and Controversies, menulis, ceker ayam rebus akan menghasilkan gelatin yang kaya protein kolagen, yang dapat diberikan sebagai kaldu MPASI saat bayi berusia 6 bulan ke atas. Selain itu, ceker ayam juga memiliki sifat imunogenik yang mampu menghasilkan antibodi. Rasanya yang gurih, meski tanpa tambahan gula dan garam, sekaligus dapat memperkenalkan rasa gurih pada bayi. Sebaiknya selain ceker, buatlah kaldu ayam dari sayap, leher dan tulang ayam, karena dapat menghasilkan gelatin juga. Pilih ayam segar, jenis kampung atau pejantan yang tak diinjeksi hormon pertumbuhan.

Air Kacang Hijau
Ingat sewaktu balita dulu kita diberi bubur kacang hijau sebagai snack sore atau setiap datang ke posyandu?  Bubur kacang hijau memang hits sekali pada zamannya, karena murah meriah, enak, sehat. Setiap balita Indonesia pasti pernah mendapat makanan tambahan burcang ijo.
 
Faktanya  Menurut dr Cindiawaty Josito Pudjiadi MARS, MS, SpGK, salah satu polong-polongan ini memang kaya protein, serat, vitamin, mineral serta  mengandung asam lemak esesnsial  Namun sebaiknya kacang hijau tidak diberikan pada bayi berusia di bawah 6 bulan, karena bayi berusia kurang dari 6 bulan musti diberi ASI eksklusif. Berikan  kacang hijau sebagai MPASi mau pun camilan anak balita, saran Cindiwaty. Selain berbentuk bubur, air rebusan kacang hijau pun minuman yang sehat.

(FIN/ERN)

Baca Juga:
13 Fakta Pure
Mitos Tentang Bayi Makan
Bahan Makanan Untuk MPASI

 



Artikel Rekomendasi