Pemeriksaan Mata Bayi Baru Lahir

 

Pemeriksaan mata dilakukan pada bayi baru lahir, bersamaan dengan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Bagaimana caranya? Apa gunanya? Ayo lanjutkan membaca.

Tes mata pada bayi baru lahir berfungsi untuk deteksi dini ganguan mata yang bisa mengganggu penglihatan bayi. Khusus untuk bayi prematur kurang dari 34 minggu atau berat badan kurang dari 1.500 gram, standar kedokteran di Indonesia mensayaratkan pemeriksaan mata deteksi ROP (Retinophaty of Prematurity). Kelainan retina ini berpotensi menyebabkan kebutaan. Insiden ROP pada bayi laki-laki sedikit lebih tinggi daripada bayi perempuan. Lewat skrining ini, diharapkan ROP dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga dapat diterapi secara optimal.

Waktu pemeriksaan.
  • Pemeriksaan mata dilakukan pada bayi baru lahir bersamaan dengan pemeriksaan fisik.
  • Untuk skrining ROP, pemeriksaan awal bisa dilakukan pada 4-6 minggu setelah kelahiran bayi prematur, atau pada saat usia gestasi (dihitung dari hari pertama haid terakhir) 32 minggu. Bila bayi terlanjur duibawa pulang, sebaiknya diperiksakan ke spesialis mata secepatnya (sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu).
Beberapa tes mata yang biasa dilakukan.
  • Menyorotkan cahaya atau lampu senter ke arah mata bayi. Bayi-bayi normal pasti akan silau oleh cahaya terang, namun tidak demikian dengan bayi yang mengalami gangguan mata.
  • Mengamati apakah ada penyimpangan pada mata bayi. Andai salah satu mata tersebut akan ‘dikalahkan.’ Akibatnya, salah satu mata yang tidak difungsikan ini akan bekerja tanpa kontrol.
Bila pada bayi terdapat salah satu atau lebih gejala tadi, segera konsultasikan kondisi matanya pad adokter spesialis mata.

Skrining ROP. Bisa dilakukan dengan bantuan oftalmoskopi. Penanganan ROP bergantung derajat gangguannya.
  • Bila ringan, tak perlu terapi, namun tetap dilakukan pengawasan ketat, mislanya setiap dua mingguan harus dilihat kondisi retina.
  • Pada ROP lebih berat dilakukan tindakan fotokoagulasi laser atau pembekuan (cryoterapi) pada daerah retina yang mengalami kerusakan. Dengan begitu, sebagian besar retina yang masih sehat bisa diselamatkan. Meski demikian, bayi prematur dengan riwayat ROP berpeluang mengalami kelainan mata. Misalnya, minus tinggi, juling, dan mata malas. Kabar baiknya, hanya 1 di antara 10 bayi yang menderita retinopati yang lebih berat ini.
Efek samping pemeriksaan  ROP. Cukup aman untuk bayi. Untuk mencegah nyeri pemeriksaan, dokter mata akan meneteskan analgetik lokal. Selain itu, pemeriksaan biasanya singkat saja untuk mengurangi kemungkinan stres pada bayi. Guna mencegah infeksi pasca tindakan, dokter biasanya memberikan antibiotic profilaksis.  

 



Artikel Rekomendasi