Serba Serbi Tidur Bayi

 

Pada beberapa bulan pertama kehidupannya, tidur adalah aktivitas utama untuk bayi, tentunya di samping menyusu. Dengan pada saat tidur otak bayi akan berkembang dan hormon pertumbuhan pun bisa bekerja. Penting bagi bayi untuk mendapatkan momen tidur yang aman dan nyaman. 

Jika dulu nyamuk terkenal sebagai pengganggu tidur,  kini bukan hanya ancaman nyamuk saja yang mengganggu, ancaman kematian juga menghantui. Populer disebut dengan kematian bayi mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Sindrom ini tidak terduga terjadi pada bayi yang tampaknya sehat. Dari berbagai sumber pemberitaan, SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu hingga 1 tahun. Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2 sampai 4 bulan di seluruh dunia. Dari situs Health Canada, tahun 2005 kasus bayi meninggal karena SIDS berjumlah 3 bayi per minggu. Angka kejadian SIDS diperkirakan sekitar 1 sampai 2 per 1.000 kelahiran bayi hidup. Sementara di Indonesia, meskipun tidak ada data pasti, dibandingkan dengan negara lain, angka kejadian SIDS diperkirakan relatif lebih sedikit.
    
Co-Sleeping menyebabkan SIDS?

Ada beberapa ahli menyebutkan bahwa co-sleeping atau tidur bersama dengan bayi dalam satu tempat tidur menjadi salah satu resiko terjadi SIDS. Pendapat ini jelas mengundang kontroversi. Karena yang membuatnya berbahaya sebenarnya bukanlah co-sleeping, tapi situasi sekitarnya dan kondisi mental dan fisik orangtua bayi. Di Asia, khususnya di Indonesia, co-sleeping sudah melekat dengan budaya kita. Tapi di Amerika, co-sleeping saat ini sedang menjadi tren. Menurut survey nasional, sekitar 13 % orangtua di Amerika tidur satu tempat tidur bersama bayi mereka. Angka ini melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 
Dokter spesialis anak sekaligus pendukung attachment-style parenting, meyakini bahwa co-sleeping membuat bayi akan tumbuh dengan percaya diri dan mandiri. Sebaliknya, beberapa ahli perkembangan anak tradisional lain mengatakan akan membuat anak menjadi sangat tergantung dan nantinya sulit membiasakan tidur sendiri di kamarnya.

Bayi Tidur Aman dan Nyaman
Sejauh ini, para ahli belum yakin apakah co-sleeping bisa dikaitkan sebagai penyebab kematian mendadak atau SIDS. Belum ada riset ilmiah yang bisa membuktikannya. Beberapa riset malah menunjukkan bahwa selimut, sprei, bantal dan juga ukuran tubuh yang terlalu besar untuk tidur bersama bayi cenderung berbahaya dan menyebabkan kematian mendadak.

1. Pastikan kondisi Anda layak tidur bersama bayi dalam satu tempat tidur.
•    Bebas alkohol/obat-obatan dengan efek kantuk, juga bebas lelah karena dapat memengaruhi kesadaran Anda dengan bayi di sebelah Anda, terlebih saat bayi terbangun pada malam hari.
•    Bebas dari masalah kelebihan berat badan agar mengurangi risiko tubuh Anda menghimpit tubuh si buah hati.
•    Bebas pakaian tidur bertali/pita yang panjang serta perhiasan untuk menghindari risiko bayi terlilit.
•    Bebas dari gerakan tidur yang tidak disadari, misalnya menindih atau menendang, dari pasangan Anda atau anak yang lebih besar. Lebih baik posisikan bayi berada di antara pojok dekat dinding dan sebelah Anda.  

2. Pastikan posisi tidur bayi telentang, setidaknya sampai bayi bisa telentang dan tengkurap sendiri. Banyak yang menyebutkan, posisi ini mengurangi risiko terjadinya SIDS. Namun banyak juga mitos yang beredar mengenai posisi tidur ini, seperti bisa menyebabkan tersedak, padahal sebenarnya kemungkinannya sangat kecil. Atau bayi menjadi sulit tidur, padahal saat tidur dengan posisi tengkurap, ketika bayi butuh menghirup udara lebih banyak, saluran udaranya akan terhalang oleh selimut/spresi di bawahnya. Hal ini lebih berisiko menyebabkan bayi tersedak.

3.  Amankan lokasi tempat tidur bayi dari barang-barang yang berukuran besar dan tidak terpakai, seperti boneka, mainan, kain/selimut dan bantal.
Tujuannya agar wajah bayi Anda tidak berisiko tertutup oleh benda-benda tersebut. Anda bisa ganti selimut besar dengan kantung selimut karena kecil kemungkinan kepala bayi bisa tertutup. Pastikan pula tempat tidur bayi tidak goyah dan tidak ada jarak antara matras dan pagar pengaman tempat tidur yang bisa membuat tubuh bayi terjebak di sana. Dan hindari meletakkan bayi di kasur air atau kasur dengan permukaan tidak rata karena dapat menyebabkan kepala bayi terjebak dalam ‘lubang’ permukaan yang tidak rata. Lebih baik Anda pilih kasur/matras yang padat, rata, nyaman untuk tidur dan sesuai dengan standar keamanan. Dan, pasang matras di bawah tempat tidur bayi agar terhindar dari benturan keras ketika bayi tiba-tiba terguling.  

4. Ciptakan lingkungan yang kondusif. Misalnya seperti menjaga suhu ruang tidurnya agar tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin, tidak menempatkan tempat tidur bayi terlalu dekat dengan jendela agar terhindar dari terpaan cahaya matahari langsung pada siang hari dan terhindar dari risiko kejahatan penculikan melalui jendela, serta pastikan bebas asap rokok baik yang dari orang yang merokok di dalam kamar maupun mereka yang ingin masuk ke kamar bayi. Dari situs kesehatan Amerika  Serikat (www.cdc.gov) disebutkan bahwa asap rokok di lingungan sekitar bayi meningkatkan risiko SIDS.

5. Menyusui sambil berbaring
Banyak mitos menyebutkan bahwa menyusui sambil tiduran berbahaya untuk bayi karena berisiko tersedak hingga meninggal. Namun selama posisi dan perlekatan baik, Bunda tidak perlu ragu untuk menyusui, terutama pada malam hari. Justeru jika Anda menerapkan co-sleeping, menyusui di malam hari akan lebih mudah dan aman  untuk Anda dan bayi. Anda tidak perlu bangun, menyalakan lampu tidur, yang mungkin justeru membuang energi dan waktu. Bayi harus menunggu ‘ritual’ tersebut. Pastikan saja posisi menyusui berbaring miring dilakukan dengan posisi Anda dan bayi tidur miring saling berhadapan.

SHEIKA RAUF (KONTRIBUTOR)
KONSULTASI dr. HERBOWO A. SOETOMENGGOLO, SpA, RSIA Hermina, Jakarta


(Kontrib/ERN)

 



Artikel Rekomendasi