Indahnya Persahabatan Para Bayi

 

Ketrampilan sosialisasi berkembang melalui proses bertahap, dan stimulasi awal adalah support penting. Kontak sosial dini merupakan stimulasi yang baik bagi perkembangan bayi.

Menjawab tangis. Banyak yang berpendapat bayi belum dapat benar-benar melihat sebelum usia 3 bulan. Benar atau tidaknya dugaan ini masih menjadi perdebatan di antara para ahli perkembangan dan peneliti. Yang jelas, sejak hari pertamanya bayi telah mampu menangkap rangsang dan memberi respon. Meskipun terbatas, bayi memberi respon pada saat mendengar suara ibu, suara ayah atau tangis bayi lain. Coba saja amati interaksi mereka di ruang pamer bayi ketika baru lahir. Tak jarang tangis bayi yang baru masuk ke ruangan akan dijawab dengan tangis bayi-bayi lain.
 
Ketrampilan apa saja yang menunjang bayi bersosialisasi? Pada awalnya, mata bayi (3 bulan) berbinar-binar melihat kehadiran bayi lainnya. Tanpa banyak kata-kata hanya tatapan mata, mereka saling memahami bahwa satu sama lain saling tertarik dan ingin tahu. Pada umumnya semua bayi bersikap demikian. Apabila hati ingin “menyapa”, bayi-bayi akan saling bertatapan dan melemparkan senyum. Komunikasi pun menggunakan bahasa nonverbal.
 
Di usia 6 bulan, bayi sudah lebih trampil berkomunikasi, dan dapat memperhatikan obyek dengan lebih detil sebelum akhirnya seulas senyum mengembang. Ekspresi ramah anak-anak memang spontan dan berasal dari hati yang paling dalam. Tetapi tak lama setelah usia ini, beberapa bayi mulai merasa enggan saat berhadapan dengan orang asing. Bahkan ada yang sekonyong-konyong menangis karena takut terhadap orang yang belum dikenalnya.

Suka dan tidak suka. Di usia 6 – 12 bulan, anak-anak biasanya mulai dapat terlibat kegiatan sosialisasi. Ini merupakan fase paling awal, sebelum ia benar-benar memahami dan melakukan sosialisasi secara aktif di usia 2 – 3 tahun. Berkembangnya kemampuan si 6 – 12 bulan secara pesat tentu saja menunjang ketrampilan sosialisasi. Seperti, kemampuannya mengucapkan kata-kata pertama dan perkembangan mengingat serta pemahaman. Kemampuan motorik, seperti kemampuan duduk sendiri dan bergerak bahkan berjalan tentu menambah seru pertemanan di antara mereka.
 
Bayi pada dasarnya senang mengenal teman baru, tetapi tidak dengan semua anak. Sebab, bayi telah mengembangkan rasa suka dan tidak suka (like and dislike). “Di usia 8 – 9 bulan, bayi sudah mulai dapat membedakan satu individu dengan individu lainnya. Di fase ini, sebuah persahabatan antarbayi biasanya mulai terjalin,” jelas Prof. Sabina Pauen, peneliti bayi dari Universitas Heidelberg.   
 
Apa tandanya si kecil hendak berkenalan dan berteman? Secara spontan bayi akan merentangkan tangan dan memeluk bayi lainnya. Prof. Sabina menjelaskan, ”Sering sekali anak bereaksi sangat nyata dan jelas terhadap bayi atau anak lain yang sering ia temui dan ia percayai”. Dari sini Anda akan tahu, apakah si kecil hendak memulai kegiatan sosialisasi atau tidak.
 
Apabila ia yakin teman barunya menjawab tatapan matanya dan berespon dengan ramah, maka rasa percaya (trust) si kecil bertumbuh. Ia pun akan menyapa sahabat barunya. Tetapi beberapa bayi menangis histeris ketika merasa tidak aman karena jauh dari ayah dan ibu atau kakak, apalagi di hadapannya ada orang asing atau bayi yang belum dikenalnya. Untuk mereka ini, perlu waktu lebih lama membangun rasa aman dan nyaman dalam saat berkenalan dan “teman” baru.  

Seperti belajar jalan. Menurut Robert Needlman, M.D. dokter anak dan anggota American Academy of Pediatrics (AAP), ketrampilan si kecil membangun persahabatan berkembang sebagaimana berkembangnya ketrampilan jalan dengan kaki. Proses diawali dengan banyak support dari orang tua, lambat laun si kecil tak perlu lagi bantuan.

Dukungan yang perlu Anda berikan, antara lain:
  • Banyak memberinya kesempatan bertemu bayi-bayi lain. Kenalkan si kecil dengan beberapa orang anak seusianya sejak dini. Tak perlu setiap hari, paling tidak seminggu sekali satu sesi pertemuan, misalnya di baby club atau dengan teman bayi di sekitar rumah.
  • Tak perlu terlalu lama. Biasanya bayi hanya dapat berada dalam kondisi segar, tidak mengantuk atau lapar selama 1 – 2 jam. Selebihnya ia sibuk dengan urusan ganti popok, menyusu, makan atau tidur. Untuk “pertemuan” para bayi, waktu ideal, maksimal 30 menit. Waktu 15 menit sebenarnya sudah cukup.
  • Beri pengantar dan penjelasan. Meskipun bayi belum dapat memberikan respon verbal terhadap penjelasan Anda, si kecil tetap perlu semacam introduction perihal situasi yang sedang dihadapinya.
  • Dampingi selama si kecil menginginkan. Pun ketika si kecil telah akrab dan bermain di antara teman-temannya (tentu bayi masih bermain sendiri-sendiri), harus selalu ada pendamping.
Apabila si kecil tetap belum siap membuka hubungan dengan anak lain, tak perlu dipaksakan. Mungkin sekarang bukan momen yang tepat. Harap diingat, stimulasi hendaknya diberikan secara bertahap dan perlahan. Anak-anak tunggal dan yang tinggal di lingkungan yang tidak ada anak kecil biasanya takut orang asing.  

Apa manfaat mengasah ketrampilan sosialisasi sejak dini? Menurut Prof. Sabina, “Bayi akan mudah menjalin hubungan persahabatan apabila distimulasi sejak bayi. Kenalkan si kecil dengan beberapa orang anak seusianya sejak dini, agar ia mudah bersosialisasi di masa balita”.

 



Artikel Rekomendasi