Balita Gemar Menggigit

 

Meski kebiasaan menggigit anak kerap membuat gaduh suasana, namun hal ini justeru merupakan fase yang normal dialami oleh anak di usia ini. Hal tersebut dilakukan karena si 1 tahun belum lancar berbicara sehingga menggigit menjadi salah satu cara baginya untuk memberitahu atau mengekspresikan perasaannya. Bantu si kecil mengatasi kebiasaan menggigitnya dengan terlebih dulu memahami penyebabnya, di antaranya adalah:

1. Cemas
Saat anak menggigit barang kesayangannya akibat merasa cemas, pada umumnya diiringi dengan ekspresi wajah ketakutan. Anak akan menundukkan wajah, napasnya tersengal-sengal., dan tak jarang diiringi tangisan. Pemicu kecemasannya pun beragam, di antaranya bertemu orang baru, tinggal di rumah baru, atau takut saat harus berpisah dengan orangtua.

Solusinya: Tenangkan anak dengan cara memeluknya, lalu perlahan lepaskan benda yang digigitnya. Caritahu yang menjadi penyebab kecemasannya. Jika penyebabnya, misalnya, karena kemunculan pengasuh baru, maka tenangkan anak lalu jelaskan padanya bahwa si Mbak adalah orang yang akan menemaninya bermain setiap hari. Jangan langsung meninggalkan anak hanya dengan pengasuh barunya saja. Secara bertahap, libatkan sang pengasuh dalam kegiatan yang biasa Anda lakukan bersama balita. Katakan padanya bahwa ia tak perlu merasa takut, karena Anda akan selalu ada untuk melindunginya.

2. Marah
Salah satu alasan balita saat menggigit adalah karena ia merasa frustasi atau marah. Tanda-tandanya antara lain balita akan mengernyitkan dahi, mebelalakkan mata, gigitan cenderung menguat, dan disertai dengan gumaman atau geraman.

Solusinya: Peluk tubuh anak dengan erat lalu minta ia melepaskan gigitannya. Bagi sebagian anak –terutama anak yang baru pertama kali atau tidak terlalu sering marah- cara tersebut dapat segera meredakan amarah dan memberikan rasa aman serta nyaman. Lalu pegang erat kedua tangan dan tubuh anak, kemudian tatap matanya. Tunggu 15 hingga 20 menit, biasanya anak akan berhenti menggeram dan melotot karena lelah. Ajak balita berbicara sambil mengenalkan emosi yang dirasakan, misalnya, “Kamu marah, ya? Kalau kamu marah, tidak boleh menggigit, Nak!” Latih anak untuk mengatakan ‘aku marah’ jika lain waktu ia merasakan perasaan yang sama. Tak perlu memaki anak, namun Anda boleh dengan tegas mengutarakan perasaan kecewa dan tidak suka atas perilakunya tadi. Kemudian setelah ia tenang, segera alihkan perhatian anak dengan hal lain yang disukainya. Misalnya dengan mengajak anak bermain di taman atau makan biskuit favoritnya.

3. Gemas
Si 1 tahun sudah dapat merasakan ketertarikan terhadap benda-benda atau orang di sekelilingnya. Misalnya, saat Anda tengah mengajaknya bercanda, balita tertawa terbahak-bahak hingga akhirnya mengigit lengan atau pipi Anda. Biasanya intensitas gigitan anak sedikit demi sedikit akan meningkat, raut wajahnya cenderung ceria dan diiringi dengan derai tawa atau senyuman.

Solusinya: Jangan langsung memarahi atau menarik tubuh anak secara tiba-tiba. Sentuh pipi balita lalu lepaskan gigitannya secara perlahan. Katakan pada anak,“Adik gemas ya, sama Bunda? Kalau begitu, sini Bunda cium.” Tiap kali anak mulai mendekat dan terlihat seperti mau menggigit, segera peluk dan berikan ciuman. Begitu pula jika ia mulai menggigit boneka kesayangannya, katakan, “Kalau kamu gemas jangan digigit bonekanya, nanti bonekanya sakit, kasihan kan? Coba kalau kamu peluk dan cium, pasti dia senang.” Dengan begitu si 1 tahun pun belajar bagaimana menyalurkan rasa gemasnya dengan tepat.

4. Lapar
Hal ini mungkin terjadi saat Anda atau pengasuhnya lupa menyiapkan makanan kecil setelah ia menyantap makanan utama. Menggigit saat lapar akan sangat berbahaya, terlebih jika benda yang digigitnya adalah boneka yang memiliki bagian-bagian kecil yang mudah lepas. Bukan tak mungkin ia akan mengunyah bagian hidung atau mata boneka yang menyebabkan anak tersedak.

Solusinya: Selalu sediakan makanan kecil di samping makanan utama saat Anda bepergian bersama balita Anda. Sebaiknya sediakan kudapan yang tidak manis karena gula bisa meningkatkan agresivitas anak. Tepati juga jam makan anak, untuk membangun rutinitas serta memperkecil kemungkinan ia merasa lapar karena jam makan dan pemberian kudapannya terlewat.

5. Penasaran
Saat ini si 1 tahun mulai memahami hubungan sebab-akibat, oleh karena itu alasannya menggigit adalah karena ia penasaran akan reaksi Anda dan orang-orang di sekitarnya. Saat ia menggigit sang pengasuh, misalnya, maka secara spontan pengasuhnya akan berteriak kesakitan, lalu Anda pun berlari menghampiri. Setelahnya, anak akan melepaskan gigitannya sambil tertawa senang. Bagi si 1 tahun, reaksi Anda dan pengasuh sangat menyenangkan untuk diamati. Maka jangan kaget jika ia akan mengulangi lagi perbuatannya karena penasaran reaksi apa lagi yang akan Anda keluarkan.

Solusinya:  Jika hal ini telah terjadi berulangkali, saatnya Anda tak lagi menanggapi aksinya. Jangan bersikap lunak dengan segera membujuk atau berteriak panik. Jika Anda melakukannya, artinya si 1 tahun telah berhasil memanipulasi Anda, dan jangan kaget jika di lain waktu ia akan mengulangi kembali aksinya. Hampiri anak saat fase menggigitnya usai dengan sendirinya, karena lama-kelamaan ia juga akan lelah dan bosan karena aksinya tak kunjung ditanggapi.

6. Tumbuh gigi
Saat gigi-geliginya mulai tumbuh, maka ia akan merasa tidak nyaman pada bagian gusinya. Tumbuh gigi pada anak seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada gusinya. Itu sebabnya selain si kecik mudah resah dan rewel, ia juga menjadi suka menggigiti benda-benda di sekitarnya. Saat menggigit, tekanan benda tersebut dengan gusi akan meredakan rasa tidak nyaman atau sakit pada gusinya.

Solusinya: Berikan teether pada si 1 tahun untuk merangsang pertumbuhan gigi serta menstimulasi kemampuan oromotornya. Pastikan teether terbuat dari bahan yang aman agar tak mengganggu kesehatan anak. Sebelum dan setelah selesai digunakan, cuci teether dengan air panas agar tetap steril. Dengan demikian anak akan terhindar dari kuman penyakit.

(KAT/ERN)

 



Artikel Rekomendasi