Menyusui di Saat Spesial

 

Setelah melahirkan, menyusui menjadi salah satu hal yang penting untunk Anda. Tetapi, tentu tidak setiap saat Anda dapat menyusui karena banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya ketika Anda sakit, stress, atau ketika anak Anda sakit. Kami paparkan caranya.


Saat ibu sakit…

Anda tetap bisa menyusui meski sakit karena tidak akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI.  Antibodi yang dibentuk oleh ibu yang sedang sakit akan terdapat dalam ASI dan ini memberikan zat kekebalan tubuh yang akan menghindarkan bayi tertular penyakit Anda. Begitu juga obat-obatan yang ibu minum, hampir tidak ada pengaruhnya pada ASI, kecuali obat antikanker dan juga jika Anda sedang menjalani pengobatan radioaktif.
Hanya saja, jika mengidap HIV-AIDS, Anda tidak boleh menyusui karena virus dapat menular kepada anak melalui ASI. 

Atasi dengan…
1. Memakai masker selama proses menyusui dan saat dekat dengan bayi. Karena, virus ini mudah menular melalui bersin atau batuk.

2. Bila Anda sedang diare dan ingin menyusui, sebaiknya cuci tangan dahulu karena pada umumnya kuman yang menyebabkan diare ditularkan melalui tangan.

3. Menurut American Academy of Pediatrics, belum ditemukan bukti adanya penularan penyakit hepatitis A melalui ASI. Namun, untuk mencegah bayi tertular, ibu harus rajin mencuci tangan sebelum menyusui bayinya. Seperti halnya obat flu, obat Hepatitis A juga tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI.


Saat ibu mengalami stres…

Stres dapat menimbulkan berkurangnya produksi hormon oksitosin yang bertugas membantu mengalirkan ASI. Produksi ‘hormon cinta’ tersebut dipengaruhi oleh suasana hati Anda. Jika Anda  senang dan nyaman saat menyusui, maka jumlah ASI yang dialirkan akan lebih lancar. Sebaliknya, jika Anda stres, khawatir, tidak nyaman, takut,  aliran ASI akan tersendat dan Anda tak dapat menyusui dengan optimal.

Atasi dengan:

1. Libatkan orang-orang terdekat Anda agar mereka mengerti bahwa ASI dan bonding yang tercipta saat menyusui adalah yang terbaik bagi  bayi. Tak perlu defensif dalam menyikapi ’ketidaksetujuan’ keluarga atau orang terdekat dalam rangka pemberian ASI eksklusif.  Karena sikap defensif  justru membuat mereka semakin agresif menunjukkan ketidak-setujuannya yang membuat Anda semakin stres.

2. Jika stres disebabkan oleh beban pekerjaan, bicaralah dengan atasan agar mendapat solusi yang saling menguntungkan bagi Anda dan perusahaan.

3. Berkonsultasilah kepada konsultan laktasi atau dokter spesialis anak untuk mendapat jalan keluar atas hambatan menyusui (misalnya yang berkaitan dengan payudara atau keadaan bayi) yang dialami.

4. Jika stres yang Anda rasakan mulai mengganggu keseharian dan menghambat aktivitas menyusui, segera temui konsultan laktasi atau psikolog untuk memberi solusi terbaik.

Saat setelah bayi minum obat…

Boleh atau tidaknya bayi menyusu setelah minum obat tergantung jenis obat yang dikonsumsi oleh bayi. Ada obat yang mengharuskan Anda menunggu 30 menit setelah pemberian dan  baru dapat menyusuinya, karena ada beberapa obat yang larut jika bersentuhan dengan ASI.

Namun,  ada pula obat yang boleh diberikan bersamaan dengan ASI. Misalnya serbuk lactobacillus -yang biasa digunakan untuk mengatasi diare. Namun ASI yang telah dicampur obat harus diminum hingga habis agar obat yang masuk ke tubuh anak sesuai dengan dosisnya. Agar tak salah langkah, konsultasikan hal ini kepada dokter dan kepada konsultan laktasi.

KONSULTASI dr. Agusnawati, IBCLC., konsultan laktasi dari klinik laktasi Kemang Medical Care, Jakarta

(CA/ERN)

 



Artikel Rekomendasi