Masih Efektifkah Jemur Bayi?

 

Menjemur bayi agar terpapar sinar matahari pagi selama ini dianggap membantu proses penguraian bilirubin pada bayi-bayi yang terkena kuning atau disebut jaundice. Dengan
dijemur, diharapkan bayi akan memperoleh cahaya biru untuk membantu pembentukan senyawa bilirubin yang larut dalam air, sehingga dapat dikeluarkan melalui air seni maupun kotoran bayi. 

Cahaya biru ini hanya didapat dari sinar matahari di pagi hari, ketika cahaya-cahaya dengan panjang gelombang lainnya belum mencapai bumi. Menjemur bayi di pagi hari juga dianggap bermanfaat membantu mengubah provitamin D menjadi vitamin D. 

Memang, selama bayi terpapar sinar matahari, sejenis senyawa di lapisan epidermis dan dermis akan menyerap sinar ultraviolet B untuk membentuk provitamin D. Selanjutnya,oleh energi panas sinar matahari, provitamin D diubah menjadi vitamin D. Dalam bentuk ion-ion aktif, vitamin D ini akan mengatur penyerapan kalsium (Ca) di dalam saluran pencernaan yang kemudian digunakan tubuh bayi untuk membentuk tulang.

Argumentasi pakar  
Dari hasil penelitiannya tahun 2011, Katherine Barber, CLEC, Direktur African American
Breastfeeding Alliance, Baltimore, AS, menyatakan kalau bayi sebetulnya tidak membutuhkan paparan sinar matahari yang banyak untuk membentuk vitamin D. Apalagi dengan kondisi lapisan ozon saat ini. Untuk membentuk vitamin D sesuai kebutuhan tubuhnya, bayi cukup dijemur selama total 30 menit dalam seminggu, dan sehari cukup dijemur tidak lebih dari 5 menit. Bayi dijemur dengan memakai baju, bukan dibiarkan telanjang. 

Merujuk pada kondisi lapisan ozon pula, Becky Saenz, MD, IBCLC, dari Pusat Kesehatan Universitas Mississippi, AS, mengingatkan dampak dua jenis sinar ultraviolet. Sinar UVA  berdampak menipiskan lapisan terluar kulit dan memicu penuaan kulit secara dini, sementara sinar UV B dapat memicu mutasi DNA sel dan kanker kulit. Bahaya radiasi sinar ultraviolet ini memicu maraknya penggunaan sunscreen atau krim tabir surya pada bayi. Sebagai ganti menjemur bayi, kemudian muncul upaya lain untuk memenuhi kebutuhan vitamin D pada bayi, yaitu dengan pemberian vitamin D sebanyak 400 IU (10 mikrogram) setiap hari, dalam bentuk suplemen atau susu yang difortifikasi setelah bayi melewati masa ASI eksklusif.

Masih bermanfaat? 
Namun kondisi lapisan ozon yang menipis membuat cahaya-cahaya lain dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ultraviolet, tidak tersaring dengan baik, dan radiasi 
yang dipancarkan nyatanya malah membahayakan kesehatan. Seiring dengan perubahan jaman, sebenarnya kualitas lingkungan pun ikut berubah. Hasil pemantauan Badan Luar Angkasa, AS (NASA) tahun 2012  menunjukkan, lapisan ozon yang sepanjang dekade 1960-1970 mengalami penipisan drastis akibat emisi senyawa kimia 
khlorofluorokarbon (CFC) secara global, kini mulai menunjukkan tanda “perbaikan.” 
Meski demikian, ketebalan lapisan ozon dewasa ini belum mampu menyaring dengan baik efek radiasi sinar ultraviolet. Kanker kulit kini mengancam manusia yang ‘hobi’ 
terpapar sinar matahari tanpa dilengkapi “pelindung.” Lalu, apakah menjemur bayi masih bermanfaat dan aman untuk dilakukan? Ada! 

 



Artikel Rekomendasi