Ancaman Penyakit Anak Kegemukan

 

Anjuran agar dampak kegemukan dievaluasi sejak dini bukannya tanpa dasar. Dari hasil penelitian, 40% anak kegemukan yang diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati (NASH atau Non Alcoholic Steatohepatitis)

Penyakit hati ini dapat berlanjut menjadi pengerutan jaringan hati, bahkan kanker hati. Penurunan berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim hati dan juga ukuran hati.

Tak hanya itu. Penyumbatan atau gangguan saluran pernapasan ketika tidur juga sering dialami si bongsor. Gejalanya mulai dari mengompol sampai mengorok. Ia juga bisa mengalami gangguan saluran pernapasan, akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan, yang seringkali diperberat oleh pembesaran jaringan amandel.

Penyumbatan saluran napas di malam hari yang terus-menerus ini menyebabkan anak tidur gelisah serta menurunkan asupan oksigen ke tubuhnya. Akibatnya, ia akan mengantuk dan tampak lelah besoknya. Kalau sudah begini, ia akan merasa tidak nyaman. Dan akan susah bagi anak untuk bertingkah lucu atau menggemaskan kalau keadaannya seperti itu.

Gejala-gejala ini umumnya berkurang seiring dengan penurunan berat badan. Atau, gejala menurun setelah dilakukan operasi amandel serta pemakaian CPAP (Continuous Positive Airway Pressure). CPAP adalah alat bantu untuk menguatkan tekanan udara ketika bernapas. Dengan begitu, saluran pernapasan anak bisa terbuka.

Jika kegemukan terus berlanjut sampai mereka besar, berbagai risiko yang mengancam makin dekat dengan kenyataan. Ahli obesitas dari Yale University, Kelly D. Brownell, Ph.D, berkomentar, anak zaman sekarang bisa diperkirakan akan jadi generasi pertama yang punya usia lebih pendek daripada generasi orang tuanya. Kemungkinan ini terlihat dari berbagai risiko penyakit yang lebih mudah hinggap pada anak-anak yang kegemukan.

 



Artikel Rekomendasi