Cegah Luka Jadi Tetanus

 

Bila lukanya terinfeksi kuman tetanus, balita bisa mengalami kejang otot, bahkan lebih fatal.

Dulu, tetanus dikatakan terjadi karena telapak kaki orang yang bersangkutan  tertusuk paku berkarat. Padahal, bukan itu penyebabnya.

Tetanus disebabkan bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini bisa hidup sampai bertahun-tahun lamanya di dalam kotoran hewan, atau di dalam tanah. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui luka tusuk, luka lecet atau luka sayat yang disebabkan benda asing (seperti paku, pisau) yang terkontaminasi bakteri tersebut.

Racun atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri penyebab tetanus ini menempel pada saraf di area luka, kemudian dibawa oleh darah ke sistem saraf otot dan saraf-saraf tulang belakang. Akibatnya, terjadi gangguan pada aktivitas urat saraf.

Gejala dari ringan sampai berat.  Gejala balita terinfeksi tetanus akan muncul dalam waktu 5-10 hari,  atau bisa juga dalam waktu 2-50 hari setelah terinfeksi. Ciri-ciri yang paling terlihat adalah:
  • Gejala ringan, seperti timbul rasa gelisah, susah menelan, sakit kepala, demam, dan menggigil.
  • Kemudian, timbul kejang yang disertai nyeri otot pengunyah yang disertai rasa kaku di rahang, sehingga membuat mulut tidak bisa dibuka sama sekali.
  • Otot-otot perut menjadi kaku dan semakin parah kondisinya, sehingga kepala penderita akan tertarik ke belakang.
  • Bila semakin parah, akan timbul kejang otot. Awalnya berlangsung singkat, lama-kelamaan semakin sering. Kejang otot ini juga bisa terjadi bila terpapar rangsang dari luar, seperti cahaya atau suara yang keras.
  • Bila tidak segera ditangani, kejang otot akan menyebabkan gangguan pada otot jantung, patah tulang (bila hentakannya kuat), bahkan pernapasan dapat berhenti.
Bersihkan luka.  Balita yang sudah menunjukkan gejala tetanus sebaiknya segera di bawa ke rumah sakit.
  • Bila gejalanya masih ringan, dokter akan membersihkan lukanya dengan antiseptik, lalu memberinya  antitetanus serum dan  antibiotik.
  • Bila kondisinya sudah gawat, atau sudah mengalami kejang otot yang terus-menerus meskipun sudah diberikan obat anti-kejang, maka dia akan dirawat di ruang ICU.
Berikut cara praktis untuk memperkecil risiko balita terinfeksi tetanus.
  • Bila balita terluka, biasakan segera membersih lukanya dengan air bersih yang mengalir dan cuci dengan sabun. Bila perlu, beri obat antiseptik. Kemudian, balut luka tersebut.
  • Sejak bayi, penuhi jadwal imunisasinya. Vaksin tetanus merupakan bagian dari vaksinasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) yang diberikan sebanyak 3 kali. Pemberian vaksin ini harus diulang pada usia 18 bulan, 5 tahun dan 10 tahun.

 



Artikel Rekomendasi