Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Balita

 

Apabila Anda mendapati si balita memperlihatkan gejala atau tanda di bawah ini, kemungkinan besar si balita mengalami gangguan pendengaran:
  • Tidak terkejut atau menangis begitu ada suara yang keras. Misalnya, bantingan pintu atau suara benda jatuh.
  • Tidak menoleh ketika dibunyikan mainan yang bergemerincing.
  • Tidak bereaksi saat seseorang berbicara keras-keras di dekatnya atau memanggil namanya.
  • Berhenti dari kegiatan berceloteh pada usia setahun.
  • Kalaupun pernah tahu namanya, si kecil tidak segera menoleh begitu dipanggil namanya. Mungkin saja, pendengarannya sudah agak menurun.
Gradasi gangguan. Tak selalu gangguan pendengaran balita sama tingkat atau gradasinya.
- Gangguan pendengaran ringan. Masih bisa bicara normal. Mulai mengalami gangguan ketika sekolah, karena tak bisa mendengar suara dari jarak jauh.
Catatan: Biasanya, kondisi ini baru terdeteksi ketika si kecil mulai sekolah. Pemakaian alat bantu dengar akan memudahkannya mengikuti pelajaran di kelas.
- Gangguan pendengaran sedang. Bisa mendengar orang bicara, asal jaraknya sangat dekat (sekitar ½ meter). Nah, alat bantu dengar ini membantu memperjelas suara orang, sehingga komunikasi jadi lebih lancar.
- Gangguan pendengaran berat. Biar diajak bicara dalam jarak yang sangat dekat, si kecil tetap saja tak bisa mendengar tanpa alat bantu dengar.
Catatan: Kalau alat bantu dengar tidak diberikan sejak dini, si kecil jadi sulit belajar bicara. Kalau ia cuma membaca bibir saja, hanya 25% bunyi konsonan yang dapat terdeteksi.
- Gangguan pendengaran sangat berat. Alat bantu dengar yang paling kuat sekalipun jadi tidak berarti. Nah, alat bantu dengar yang paling mungkin diberikan adalah cochlear implant . Penanaman alat bantu dengar di bagian telinga tengah (cochlea) ini dilakukan dengan cara operasi. Dengan alat ini, diharapkan si kecil dapat mendengar suara percakapan biasa.
 

 



Artikel Rekomendasi