4 Komplikasi Kehamilan Yang Paling Sering Terjadi

 

Foto: Envato


Saat kita tahu bahwa kita hamil, rasa bahagia membuncah sekaligus khawatir berbagai hal.  Ada 4 komplikasi kehamilan yang paling sering dialami calon ibu.

 

Sebagian besar kehamilan berkembang tanpa hambatan. Hanya sebanyak 8% yang mengalami komplikasi yang bila dibiarkan bisa membahayakan ibu dan janin. Sebagian komplikasi disebabkan masalah kesehatan ibu sebelum hamil, sebagiannya lagi terjadi saat hamil dan tidak dapat dihindari. 

 

Para ahli kandungan dari John Hopkins menyebut 4 komplikasi yang paling banyak terjadi pada ibu hamil, yaitu:

1. Hyperemesis Gravidarum. Mual dan muntah di awal kehamilan atau yang disebut morning sickness adalah hal biasa. Hyperemesis gravidarum (HG) seribu kali lebih berat dibanding morning sickness. Ini adalah mual dan muntah parah yang mengakibatkan berat badan turun, dan harus dirawat inap di rumah sakit meski tidak membuat lebih nyaman. 

Gejala: Mual dan muntah hebat. Rasa mual menghilangkan napsu makan hingga mengakibatkan penurunan berat badan dan dehidrasi. Ini yang membedakan HG dengan morning sickness biasa. HG menurunkan berat badan hingga 5% dari berat sebelum hamil. 

Yang berisiko mengalami: Belum diketahui

Pencegahan: Tidak dapat dicegah. Yang penting dilakukan adalah mendapat perawatan prenatal secara teratur karena HG dapat mengakibatkan ibu dan janin tidak mendapatkan kecukupan nutrisi. Dengan perawatan yang tepat biasanya tidak ada efek jangka panjang bagi ibu dan janin. 

Lapor pada dokter: Bila Anda pernah mengalaminya pada kehamilan sebelumnya. Banyak ibu yang berhenti mengalami HG, tapi sebagian lagi mengalami sampai melahirkan. 



2. Diabetes gestasional: Yaitu kondisi ketidakmampuan tubuh memecah gula yang terjadi pada saat hamil. Salah satu risikonya adalah janin akan mengalami peningkatan berat badan yang sangat tinggi sehingga kelak lahir jumbo yang disebut makrosomia. Bila bayi terlalu besar untuk lahir normal, bayi akan dilahirkan secara sesar. 

Gejala: Tidak ada gejala yang dapat dirasakan atau dilihat dari luar. Biasanya terjadi di antara minggu ke 24 dan ke 28 usia kehamilan atau lebih awal pada ibu yang berisiko tinggi seperti kelebihan berat badan. 

Faktor risiko: Memiliki kelebihan berat badan dan memiliki riwayat GDM sebelumnya. 

Bisa dicegah: Menurunkan berat badan sebelum hamil, menjaga pola makan dan berolah raga secara teratur. 

Mengatasi: Dokter akan menentukan apakah dengan  pemberian obat, suntik insulin atau cukup menjaga berat badan dan olah raga.  

Bicarakan dengan dokter langkah-langkah untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada Anda dan bayi Anda kelak. 

 

3. Placenta previa: Posisi plasenta menutupi serviks (jalan lahir) 

Yang berisiko: Memiliki jaringan parut pada kehamilan sebelumnya, dari operasi rahim atau memiliki fibrioid. 

Gejala: Perdarahan dari vagina yang tidak disertai kram atau nyeri. Ada yang tidak bergejala. Dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk melakukan diagnosis.

Tidak bisa dicegah. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Penanganan: Bila terjadi perdarahan hebat ibu harus dirawat di RS. Proses persalinan tidak dilakukan secara per vaginam, dijadwalkan 4 minggu sebelum HPL. 

Selalu lapor pada dokter bila terjadi perdarahan. 

 

4. Preeklampsia: Kondisi yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah yang berbahaya. Bila tidak ditangani dapat membahayakan jiwa ibu. Biasanya terjadi setelah minggu ke 20 usia kehamilan, sering terjadi pada ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi. 

Gejala: Sakit kepala parah, perubahan penglihatan dan nyeri di bawah tulang rusuk. Diketahui saat pemeriksaan rutin, yaitu meningkatnya tekanan darah. Dokter akan menguji fungsi ginjal untuk memastikan apakah preeklamsia atau hanya peningkatan tekanan darah. 

Faktor risiko: BMI di atas 30, memiliki riwayat hiper tensi, hamil kembar, hamil di usia lebih dari 40 tahun.

Pencegahan: Tidak dapat dicegah, tetapi penting memiliki pola hidup sehat selama hamil. Jika Anda memiliki faktor risiko sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk hamil. Periksa kehamilan rutin sangat penting karena tekanan darah akan terus dipantau. 

Penanganan: Preeklamsia akan berakhir ketika bayi lahir. Namun melahirkan bayi terlalu dini akan membahayakan janin. Keputusan perawatan yang akan dilakukan tergantung usia kehamilan. Setelah melahirkan Anda berisiko terkena penyakit jantung. Bicarakan dengan dokter untuk mengurangi risiko ini. 


Direvisi 2/3/22

Baca juga
Mencegah Komplikasi Kehamilan

Komplikasi Flu
 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more