Hadang Risiko Leukimia dengan ASI

 

Semakin lama bayi mendapat ASI terutama ASI eksklusif dalam 6 bulan, semakin kecil risikonya untuk terkena kanker darah (leukimia).

Banyak penelitian membuktikan bahwa angka kesakitan dan kematian bayi yang mendapat ASI eksklusif (hanya ASI saja) selama 6 bulan, jauh lebih rendah daripada bayi yang tidak mendapat ASI.

Penelitian lain dilakukan oleh tim dari University of Minnesota Cancer Center yang dimuat Journal of the National Cancer Institute . Mereka menyatakan bahwa risiko bayi yang mendapat ASI untuk terkena leukemia (kanker darah), turun sampai 30% bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

Banyak dijumpai pada anak
. Leukemia limfositik/limfoblastik akut (LLA) merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada anak, yaitu 25-30% dari seluruh jenis kanker pada anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan antara usia 3-6 tahun, dan anak lelaki lebih banyak daripada anak perempuan.

Kanker adalah penyakit yang berkaitan dengan sel jaringan tubuh yang tumbuhnya berlebihan dan berubah menjadi tidak normal serta bersifat ganas. Pada LLA, sel-sel sangat muda yang seharusnya membentuk limfosit berubah menjadi ganas. Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai dan sering ditemukan pada LLA. Antara lain, tubuh lemah dan sesak napas akibat anemia, infeksi dan demam akibat kekurangan sel darah putih yang normal, serta perdarahan akibat kurangnya trombosit. Perdarahan yang terjadi biasanya berupa perdarahan hidung, perdarahan gusi, serta mudah memar dan bercak-bercak kebiruan di kulit.

Sel-sel leukemia dalam otak bisa menyebabkan sakit kepala, muntah dan gelisah. Sedangkan sel-sel kanker dalam sumsum tulang menyebabkan nyeri tulang dan sendi. Walau leukemia mempunyai harapan sembuh dengan pengobatan yang tepat dan benar, tentu akan lebih baik kalau kita dapat mencegahnya.

ASI dan kekebalan tubuh bayi
. Penyebab terjadinya kanker pada anak bisa jadi dipicu oleh kekurangan imunitas. Di sinilah pentingnya peran pemberian ASI yang terbukti mengandung IgA (Immunoglobulin A). Zat ini perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi.

Atas dasar itulah para peneliti melakukan pembuktian bahwa pemberian ASI dapat menurunkan risiko terjadinya leukemia pada anak. Mereka mempelajari 2.200 orang anak yang sudah didiagnosa mengalami leukemia akut dan 2.400 orang anak lain yang sehat dengan kesamaan dalam hal usia, ras, dan lokasi geografisnya sebagai grup kontrol. Ibu dari anak-anak tersebut diwawancarai lewat telepon seputar kegiatan laktasi yang mereka lakukan. Pertanyaannya antara lain, apakah mereka memberikan ASI pada anaknya? Bila ya, berapa lama kegiatan tersebut mereka lakukan?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapat ASI selama paling sedikit 1 bulan, risikonya terkena leukemia akan turun sebesar 21%. Sedangkan bayi yang mendapat ASI selama 6 bulan atau lebih, risikonya akan turun sampai 30%.

Jadinya, mereka menyimpulkan bahwa bayi yang diberi ASI akan turun risikonya terkena leukemia, dan besar penurunan risiko itu akan semakin besar dengan semakin lamanya bayi mendapat ASI di tahun pertama kehidupannya. Sehubungan dengan hal itu, The American Academy of Pediatrics menyarankan para ibu untuk menyusui bayinya, sedikitnya selama satu tahun pertama.
 

 



Artikel Rekomendasi