Infeksi virus vagina

 

Secara umum, 2% dari ibu hamil di dunia ini terinfeksi virus herpes. American Pregnancy Association mencatat setiap tahun, ditemukan sekitar 30% ibu hamil yang menderita infeksi vagina akibat virus herpes simpleks. Sekitar 30% ibu hamil di Amerika Serikat berisiko terinfeksi human papilloma virus.

Penyebab. Jenis-jenis virus herpes simpleks, terutama HSV-2, yang dapat ditularkan ke janin. Pemicunya antara lain, panas serta gesekan pada daerah vagina, demam, stres dan haid. Sedangkan jenis virus lainnya adalah kelompok human papilloma virus (HPV)

Gejala. Bila terinfeksi virus herpes, muncul bintik-bintik berair di daerah vagina yang menyebabkan rasa sangat gatal dan sakit. Kalau pecah terasa nyeri. Seringkali disertai demam, cepat lelah, dan keluar cairan kental berlebihan dari vagina yang tidak terlalu bau. Bila terinfeksi virus HPV-2, selaput lendir vagina yang terinfeksi akan membentuk kutil dengan bentuk yang beragam dan berwarna agak kemerahan.

Akibat, 25% dari kasus infeksi virus herpes pada kehamilan berisiko menembus kantung amnion dan menginfeksi janin sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin akan terganggu. Akibatnya, janin kelak akan lahir dengan kelainan bawaan, bisa juga cacat mental. Sedangkan infeksi virus HPV-2, sangat jarang yang menginfeksi janin, sehingga umumnya tidak mengganggu perkembangan janin.

Atasi dengan: Minum obat antivirus pada saat yang tepat dan obat imunomodulator untuk memperkuat sistem kekebalan melawan virus herpes, serta tidak melahirkan lewat vagina untuk menghindari bayi terinfeksi. Untuk infeksi oleh virus HPV-2, dilakukan operasi pengangkatan kutil dengan teknik beku (cryosurgery) atau memakai salep yang mengandung asam salisilat.

Cegah dengan: Selalu membiasakan diri menjaga kebersihan vagina, memakai celana dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat, terutama katun dan kaus, serta hindari penggunaan toilet umum bila tidak yakin kebersihannya. (me)

Baca juga: Infeksi bakteri vagina

 



Artikel Rekomendasi