Laparoskopi Jadi Solusi Kehamilan di Luar Rahim

 

Dulu, jika terjadi kehamilan diluar rahim  (kehamilan ektopik), dokter akan mengambil tindakan operasi caesar. Sekarang, jika sel pembuahan pada kehamilan ektopik itu belum pecah atau belum ada pendarahan, penanganannya dapat dilakukan dengan cara laparoskopi. yaitu dengan memasukkan jarum besar yang ditusukkan lewat kulit perut dan dipandu dengan alat USG.

Pada operasi ini, saluran telur yang robek harus disingkirkan. Jika keadaan ini diketahui lebih dini, sebelum saluran telur itu robek, janin dapat dikeluarkan, sementara saluran telur pun bisa diperbaiki.

Jika kehamilan di luar rahim ini masih kecil (dibawah 3 cm), dengan obat-obatan sitostatika bisa dipakai untuk menangani kelainan kehamilan ini. Tapi jika sudah tumbuh semakin besar, selain obat juga perlu laparoskopi.

Berdasarkan penyebabnya, kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik) dibagi 3, antara lain:
  1. Gangguan transport hasil pembuahan. Gangguan ini dapat disebabkan oleh radang panggul, alat kontrasepsi dalam rahim, penyempitan tuba, dan lain-lain.
  2. Kelainan hormonal
  3. Penyebab lain, yang masih diperdebatkan, misalnya: endometriosis (penyimpangan pembentuk jaringan rahim), cacat bawaan, kualitas sperma dan lain-lain.
Kemungkinan hamil setelah kehamilan di luar rahim masih tetap ada, tapi menurun sampai sekitar 60%. Jika satu saluran terpaksa diambil, kesempatan untuk hamil kembali sekitar 40%. Jika seseorang pernah mengalami hal ini, biasanya dia punya kecenderungan mengalami kembali kehamilan ektopik. Karenanya, jika Anda pernah mengalami hamil ektopik dan ingin hamil lagi, periksakan dahulu kondisi Anda sebelum mulai pembuahan. Agar tubuh Anda dapat disiapkan sebelumnya. 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more