Menghadang Pencetus Alergi

 

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan anak alergi, yaitu genetik dan lingkungan. Anak yang punya faktok genetik atau keturunan alergi, tidak alergi kalau tidak bertemu dengan faktor lingkungan. Sebaliknya, jika lingkungan penuh zat-zat alergi, anak tidak alergi kalau tidak ada faktor genetik.

Pada anak penderita alergi, atau punya bakat alergi (atopik), sistem kekebalan tubuh tidak berjalan baik, karena hipersensitivitas (reaksi tubuh berlebihan).

Pengobatan dan pencegahan biasanya ditujukan untuk meningkatkan jumlah sel-sel yang berfungsi untuk mengatasi alergi. Salah satu caranya dengan pemberian minuman yang mengandung probiotik atau lactobacillus (kuman dalam usus yang berguna). Lactobacillus berfungsi memperbaiki saluran pencernaan dan merangsang peningkatan jumlah sel-sel yang berfungsi mengatasi infeksi .

Kalau anak menderita alergi, sedapat mungkin cari tahu pencetusnya dan hindari. Alergi bisa terjadi karena makanan, infeksi atau faktor lingkungan. Semua makanan, pada prinsipnya, dapat menjadi penyebab alergi, hanya derajatnya berbeda. Ada yang hiperalergenic (mudah membuat alergi) dan ada yang hipoalergenic (jarang membuat alergi). Contoh makanan hiperallergenic, antara lain , kacang tanah, susu sapi, telur, dan seafood. Ada beberapa makanan yang harus dipantang seumur hidup, misalnya seafood.

Tapi ada pula yang hanya dipantang untuk beberapa saat, seperti alergi susu sapi. Alergi susu sapi biasanya terjadi karena saluran pencernaan anak belum sempurna fungsinya, sehingga protein susu sapi belum dapat dipecah dengan baik dalam tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, dan dengan semakin matangnya fungsi pencernaannya, pada usia sekitar 2 - 3 tahun, susu sapi dapat dicerna dengan baik.

Sementara, alergi udara dapat disebabkan oleh benda-benda yang bertebaran di udara seperti debu rumah, tungau, serbuk bunga atau rumput.

Reaksi alergi pada anak dapat terkena pada semua organ, seperti kulit (biduran, eksim), mata (gatal, merah), saluran cerna (diare), saluran napas (pilek, asma), dan sistem saraf (pening-pening, migren). Pengobatan dan pencegahan yang tepat dapat menurunkan risiko terjadinya asma di kemudian hari.

 



Artikel Rekomendasi