Olahraga Tidak Aman Untuk Ibu Hamil

Ibu hamil memang dianjurkan untuk tetap melakukan olahraga. Agar ibu hamil tetap memudahkan proses persalinan dan mempercepat pemulihan tubuh setelah persalinan. Namun, tidak semua jenis olahraga aman dilakukan oleh ibu hamil, ini diantaranya.

Aerobik dilarang, kecuali jika sudah biasa aerobic sejak sebelum hamil. Pilih low mpact (rendah benturan) dan stop bila lelah.
Basket, futsal, sepakbola, hoki, dilarang. Olahraga beregu ada kontak fisik, berisiko tabrakan atau jatuh.
Tenis, squash dilarang. Terglong berisiko sebab aktif, banyak hentakan dan gerakan tiba-tiba, rawan jatuh dan cedera akibat keseimbangan terganggu. Jika harus, hati-hati bermain: pelan, santai, tidak bertanding dan sebaiknya ganda.
Tinju, judo, karete, silat dilarang. Karena ada kontak fisik berisiko cedera.
Gym dilarang, risiko cedera terlalu besar.
Gliding (Gantole) dilarang. Berisiko jatuh, hipoksia atau kekurangan oksigen akibat berkurangnya kadar oksigen di udara dan memperparah morning sickness.
Berkuda dilarang. Hanya diizinkan untuk joki profesinal dan harus memodifikasi gaya untuk meminimalkan risiko jatuh akibat kesiembangan tubuh terganggu saat hamil.
Mendaki gunung, rock climbing dilarang karena berisiko jatuh.
Menyelam dan scuba diving dilarang. Berisiko tinggi akibat perbedaam lingkungan darat dengan air, adanya tekanan kuat di bawah air terhadap kandungan, risiko cedera, emboli dan decompression sickness (DCS) atau gas berubah menjadi gelembung udara di dalam tubuh-mengakibatkan nyeri, ruam, kelumpuhan, hingga kematian.
Bowling dilarang. Bila sudah mahir, boleh, tapi hati-hati sebab keseimbangan terganggu.
Trampoline dilarang. Olahraga kombinasi antara ketinggian dengan keseimbangan sangar riskan selagi hamil.
Ski air dilarang. Tekanan olahraga ini bisa menyebabkan air masuk ke vagina dan berisiko mencetus infeksi.
Latihan beban dilarang, karena risiko sedera punggung besar. Jika besar berlatih, harus diawasi ahli dan beban dikurangi hingga setengah dari biasanya.(me)