Produksi ASI Sesuai Kebutuhan Bayi

 

Seringkali bayi masih menangis sesudah menyusu. Masih laparkah dia? Tunggu, jangan panik dulu. Sebelum Anda memberinya cairan lain selain ASI, pastikan dulu apakah bayi Anda memang kurang mendapatkan ASI. Karena, penambahan cairan selain ASI justru bisa membuat produksi ASI berkurang.

Tanpa jadwal ketat. Produksi ASI mengikuti prinsip supply and demand. Maksudnya, semakin tinggi kebutuhan bayi, semakin banyak produksi ASI. Misalnya saja, bayi mengisap 300 ml, maka hormon prolaktin akan membuat kelenjar susu memproduksi ASI sebanyak 300 ml. Semakin sering dirangsang (disusukan pada bayi), maka semakin banyak produksi ASI. Sebaliknya, semakin jarang dirangsang, produksi ASI  juga akan semakin menurun.

Itu sebabnya, bayi sebaiknya dibiarkan menyusu sepuas dan sesering mungkin, tanpa jadwal yang ketat. Tidak terkecuali, pada malam hari. Umumnya, bayi baru lahir perlu disusui 10-12 kali sehari dengan jarak 1½ sampai 2 jam sekali. Bila bayi tertidur lebih dari 2 jam (karena bayi baru lahir biasanya banyak tidur) tanpa menangis minta disusui, usahakanlah untuk membangunkannya. Sebaliknya, bila dia minta lebih sering, mungkin  tubuhnya memang memerlukan ASI lebih banyak. Jadi, dia tetap berhak untuk mendapatkannya. 

Selain itu, perhatikan apakah posisi perlekatan antara mulut bayi dan payudara ibu sudah betul atau belum. Perlekatan mulut bayi yang baik mempunyai tanda:
  • Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.
  • Dagu bayi menempel pada payudara, dan dadanya menempel pada bagian dasar payudara.
  • Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah terbuka, sehingga sebagian besar areola (daerah kehitaman sekitar puting) tidak tampak.
  • Puting susu tidak lecet.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalan lama menyusui. Upayakan agar bayi menyusu pada satu payudara sampai ASI-nya habis. Jadi, jangan lupa untuk selalu mengosongkan salah satu payudara pada setiap waktu menyusui.

 



Artikel Rekomendasi