Stimulasi Sel-Sel Otak Melalui Permainan

 

Foto: shutterstock

Sel-sel saraf di dalam otak balita, sudah mulai aktif sejak dia masih janin berusia 12 minggu. Yakni, mengirim dan menerima informasi atau data di dalam otak, yang bisa diibaratkan sebagai jaringan telepon. Sel-sel saraf yang letaknya berdekatan akan saling berhubungan alias saling ‘menelpon’ secara otomatis.

Kegiatan saling ‘menelpon’ yang rutin dilakukan antara sel-sel saraf inilah, menurut Carla Schatz, seorang ahli neuro biologi dari University of California, Amerika Serikat, yang memungkinkan otak balita berkembang secara sinkron.

Aktif lewat bermain. Setiap aktivitas yang dilakukan balita, langsung maupun tidak langsung, sebenarnya merupakan ‘data’ yang dikirim dan diterima oleh otak. Menurut dr. Dwiputro Widodo, SpAK (K), MMed, spesialis anak bagian saraf dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, “Semua gerakan yang dilakukan anak sebenarnya merupakan proses penerimaan rangsang atau ‘data’ oleh saraf sensorik yang diterima otak, kemudian diolah dan dikirimkan ke sel-sel saraf tubuh sehingga menjadi suatu gerak motorik. Proses ini terjadi secara berulang-ulang.”

Tidak ada jaminan anak akan sepintar Albert Einstein, tetapi aktifitas tertentu untuk anak usia 3 - 5 tahun akan membuat otaknya berkembang maksimal. 

Dari bayi sampai usia 2 tahun otak anak berkembang sangat pesat. Kemudian di usia 3 - 5 tahun akan melambat, tetapi sebaliknya otak membuat koneksi yang tak terhitung jumlahnya di area yang berbeda. Demikian seperti dikutip dari WebMD. 

Anak-anak usia prasekolah lebih banyak menyerap berbagai peristiwa di lingkungan sekitarnya. Pikirannya mengembangkan keterampilan problem solving dan penggunaan bahasa untuk negosiasi. Mereka juga belajar cara mengkoordinasikan tubuh dan melakukan segala sesuatu seperti mengarahkan dan menendang bola. Anak-anak harus berada di luar untuk mengeksplorasi dan bersiap-siap untuk tugas penting berikutnya, yaitu masuk sekolah. 

Aktifitas penting untuk memaksimalkan otak anak usia 3 - 5 tahun dan untuk sisap masuk sekolah adalah:

1. Membaca bersama. Ini tidak hanya untuk memenuhi quality time, tetapi membaca bersama penting untuk mendongkrak kekuatan otak. Kegiatan ini merupakan awal membaca atau melek huruf. Menajamkan kemampuan berbahasa, kosa kata, dan memahami bacaan. Dari buku bacaan, selain belajar ABC anak juga belajar menghitung, padu padan, memilah, dan berbagai konsep.

2. Bermain pura-pura. Anak usia 3 - 5 tahun memiliki kemampuan imajinasi yang sangat luar biasa. Mereka bermain masak-masakan, meniru princess, superhero dan mendandani boneka. Bermain imajinatif penting karena memberi anak pengalaman bermain peran. Anak dapat memraktikkan berbagai keterampilan hidup seperti sesungguhnya. Misalnya anak menabrakkan dua mobil-mobilan, kemudian dia mendatangkan mobil ambulans. Atau dia bermain dengan helikopter berpura-pura menyelamatkan hewan yang sedang sakit atau terjebak lumpur. Bermain pura-pura dapat meningkatkan kemampuan bicara karena menyangkut berpikir sesuatu dalam kata-kata dan mengulangi apa yang dia dengar. 

3. Berteman. Bermain bersama teman adalah belajar ketrampilan sosial. Ketrampilan sosial yang buruk dapat menghambat keberhasilan anak dalam hal kesehatan, prestasi belajar, dan pekerjaannya kelak. Bermain bersama teman dapat membuat anak belajar membangun sterotip; laki-laki dan permpuan bertindak secara berbeda, dan anak juga belajar perilaku anak yang lebih muda dan lebih tua.

4. Games dan puzzle. Anak-anak berlatih kesabaran dalam bergiliran dan menerima frustrasi saat tidak menang. Mengingat aturan permainan juga dapat menguatkan otot memori. Permainan fisik membantu mengasah koordinasi otak dan gerak. 

Puzzle dapat menguatkan penalaran non verbal dan kemampuan untuk memvisualisasi. Area koorndinasi otak terpicu saat jari-jari anak menyesuaikan bagian-bagian puzzle. Puzzle dapat membantu anak yang kelebihan energi menjadi lebih tenang sambil mengasah pikiran. 


Direvisi 27/4/22

 



Artikel Rekomendasi