Tindakan Bedah pada Bayi dengan Kelamin Ganda

 

Pada kelainan ini, lubang uretra (saluran yang mengalirkan urin keluar tuibuh) terdapat di penis bagian bawah, bukan di ujung penis.

Hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir. Beberapa variasi lokasi hipospadia menunjukkan waktu terjadinya gangguan pembentukan. Semakin awal terjadinya, maka lubang tersebut semakin dekat dengan anus. Angka kejadian hipospadia adalah sekitar 0,3 – 0,7% per kelahiran bayi laki-laki. Dan hipospadia ini sering disertai kelainan bawaan lain, misalnya pada skrotum, penis, dan ginjal.

Berbahayakah? Ya. Bila tidak diobati, bisa terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak. Saat dewasa kelak, bisa terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual (sulit melakukan sanggama).

Sebaiknya…
  • Cermati beberapa gejala bayi mengalami hipospadia:
    o    Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis.
    o    Penis melengkung ke bawah.
    o    Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis.
    o    Pada anak yang lebih besar, saat berkemih dia duduk atau jongkok seperti pada anak perempuan karena malu dan kurang percaya diri.
     
  • Bawa bayi ke dokter bila menemui gejala-gejala di atas. Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan. Tujuan utama tindakan bedah atau operasi adalah merekonstruksi penis menjadi lurus dengan uretra di tempat yang normal atau mendekati normal sehingga aliran kencing arahnya ke depan.
     
  • Rekomendasi dari The American Academy of Pediatrics, tindakan bedah pada bayi normal (bukan bayi prematur) sebaiknya dilakukan sebelum bayi berusia 18 bulan. Namun, konsensus dokter ahli bedah (Urologi) lebih menyukai tindakan bedah pada bayi berusia 6 bulan. 
     
  • Perhatikan dengan seksama instruksi dokter bedah seputar perawatan pasca operasi. termasuk cara mencegah dan mengatasi komplikasi yang mungkin timbul.

 



Artikel Rekomendasi