Penularan AIDS Pada Bayi

 

Penularan infeksi HIV dari Ibu ke anak merupakan penyebab utama infeksi HIV pada anak usia di bawah 15 tahun. Sejak HIV menjadi pandemic di dunia, diperkirakan 5,1 juta anak di dunia terinfeksi HIV. Hampir sebagian besar penderita tersebut tertular melalui penularan dari ibu ke anak.

Periode perinatal.
Wanita sering tertular infeksi HIV melalui hubungan heterosexual dengan pasangan yang terinfeksi atau melalui penggunaan obat-obatan. Meningkatnya infeksi HIV pada anak adalah karena akibat penularan selama perinatal (periode kehamilan, selama dan setelah persalinan). Lebih dari 90% AIDS pada anak yang dilaporkan tahun 1994 terjadi karena transmisi dari ibu hamil ke anak. Penularan terhadap bayi bisa terjadi selama kehamilan, persalinan atau postnatal melalui ASI.

Penularan di dalam kandungan didiagnosis jika pemeriksaan virologis negatif dalam 48 jam pertama setelah kelahiran, selanjutnya tes minggu pertama menjadi positif dan bayi tidak menyusui Ibu. Selama persalinan bayi dapat tertular darah atau cairan vagina yang mengandung HIV melalui paparan virus yang tertelan pada jalan lahir. Pada ibu yang terinfeksi HIV, ditemukan virus pada cairan vagina 21%, cairan aspirasi lambung pada bayi yang dilahirkan. Besarnya paparan pada jalan lahir sangat dipengaruhi dengan adanya kadar HIV pada cairan vagina ibu, cara persalinan, ulkus serviks atau vagina, perlukaan dinding vagina, infeksi cairan ketuban, ketuban pecah dini, persalinan prematur, penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau forsep, episiotomi dan rendahnya kadar CD4 pada ibu.

Penularan HIV melalui ASI diketahui merupakan faktor penting penularan paska persalinan dan meningkatkan resiko tranmisi dua kali lipat. Risiko penularan HIV lewat ASI mencapai 5 – 20 persen.  ASI diketahui banyak mengandung HIV dalam jumlah cukup banyak. Konsentrasi sel yang terinfeksi HIV pada ibu yang menderita HIV adalah 1 per 104 sel, partikel virus ini dapat ditemukan pada komponen sel dan non sel ASI. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi resiko tranmisi HIV melalui ASI antara lain mastitis atau luka di puting, luka di mulut bayi, prematuritas dan fungsi kekebalan tubuh bayi. Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan resiko tranmissi HIV melalui ASI diperkirakan adalah 3,2 per 100 anak pertahun. Keadaan penyakit ibu juga menjadi pertimbangan karena Ibu yang terinfeksi HIV mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi dari yang tidak menyusui. WHO, Unicef dan UNAIDS mengeluarkan rekomendasi untuk menghindari Air Susu Ibu yang terkena HIV jika alternatif susu lainnya tersedia dan aman.

 

 



Artikel Rekomendasi