10 Kiat Berburu Dokter Kandungan

 

Memilih dokter kandungan sebaiknya sudah dilakukan sebelum kehamilan terjadi. Pencarian informasi bisa Anda lakukan dengan meminta rekomendasi dari keluarga atau teman terdekat yang sudah pernah melahirkan. Beberapa hal berikut mungkin bisa Anda jadikan pedoman dalam memilih dokter kandungan.
  1. Profil dokter. Perihal profil dokter kandungan ini bisa Anda dapatkan dari dokter umum yang sudah menjadi dokter Anda selama ini. Jenis kelamin sang dokter bisa menjadi salah satu pertimbangan Anda. Karena, ada calon ibu yang merasa risih bila ditangani dokter laki-laki, terutama bila  harus melakukan pemeriksaan organ dalam, namun ada yang justru merasa terlindungi dengan hadirnya figur laki-laki. Penampilan yang menarik, rapi, dan bersih biasanya juga sering dinilai secara diam-diam. Namun, jangan hanya terkecoh dengan penilaian fisik semata yang akhirnya mengesampingkan sisi-sisi profesionalisme seorang dokter kandungan.
  2. Tidak ‘pelit’ bicara.  Kekhawatiran akan kesehatan janin biasanya dialihkan dengan kegigihan Anda mencari jawaban lewat buku, internet, ataupun bertanya langsung pada dokter.   Seorang dokter kandungan yang baik seharusnya paham akan kondisi ini dan akan dengan senang hati menerima berbagai macam pertanyaan dari pasiennya. Selain itu, dokter kandungan yang baik  tidak hanya melakukan pembicaraan satu arah atau hanya memberikan informasi saja. Dia juga mau memberikan kesempatan pada pasiennya untuk mencurahkan keluhannya, termasuk bersedia dihubungi setiap saat.
  3. Banyak sedikitnya pasien. Kredibiltas dokter yang baik antara lain ditunjukkan dengan titel yang tinggi, dan kepopuleran di kalangan masyarakat. Namun, seorang dokter kandungan yang seperti itu biasanya memiliki jadwal yang sangat padat. Selain aktif dalam aneka seminar atau  workshop   di dalam  dan di luar negeri, .jumlah pasiennya juga biasanya sangat banyak.  Akibatnya, waktu yang diberikan untuk tiap pasiennya sangat sedikit. Hal ini tentu akan sangat merugikan Anda yang sedang memerlukan informasi sebanyak-banyaknya.
  4. Perhatian terhadap privasi. Dengan alasan keterbatasan waktu, ada dokter yang menerima konsultasi atau pemeriksaan kandungan beberapa orang sekaligus. Untuk itu, ada baiknya Anda melakukan uji coba dengan  berkunjung ke dokter kandungan yang Anda incar.  Bila kebetulan dia melakukannya dan Anda merasa tidak nyaman dengan hal ini, Anda masih punya kesempatan untuk beralih ke dokter yang lain.
  5. Lokasi praktek. Mencari tahu apakah dokter kandungan tersebut praktek di banyak rumah sakit, selain tempat prakteknya sendiri, juga bisa mempermudah Anda menjangkau dan menemui dokter tersebut. Misalnya, apakah dekat dari rumah atau searah rute pulang kantor. Perhatikan juga fasilitas dan peralatan yang tersedia apakah lengkap dan terjaga dengan bersih. Jangan lupa untuk mencatat jadwal prakteknya di tempat-tempat tersebut.
  6. Asuransi. Pertimbangan di mana dokter kandungan berpraktek, apakah termasuk dalam daftar asuransi yang selama ini bunda gunakan, juga patut dicatat. Ada baiknya, dokter kandungan yang memeriksa selama masa kehamilan adalah dokter yang juga menangani saat melahirkan nanti. Mengingat banyaknya tempat praktek dokter yang tidak termasuk dalam daftar asuransi, ada baiknya Anda juga lebih teliti lagi dalam memilih asuransi.
  7. Pemahaman tentang kehamilan berisiko. Kehamilan berisiko adalah kondisi hamil yang bisa membahayakan keselamatan calon ibu, ataupun kondisi di mana penyakit ibu bisa memengaruhi keselamatan janin. Oleh karena itu, Dr. Donnica Moore, spesialis kesehatan dan penulis buku "Women's Health for Life” mengatakan ibu hamil harus mengetahui dengan pasti kondisi kesehatannya yang sebenarnya.  Misalnya, bila ada latar belakang keluarga yang pernah kena kanker, maka Anda lebih baik memilih dokter kandungan yang juga memiliki kemampuan di bidang onkologi atau pengetahuan tentang kanker.     
  8. Rekomendasi proses kelahiran. Seorang dokter kandungan yang baik mengerti benar bahwa proses kelahiran melalui bedah Caesar hanya   perlu dilakukan  bila ada ada faktor medis seperti panggul sempit, penyakit menular pada ibu, atau posisi bayi yang tak memungkinkan lahir normal.  “Jika Caesar dilakukan demi alasan nonmedis, itu wajib diwaspadai,” kata dr. H. M. Natsir Nugroho, SpOG dari Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta.  Jadi, jangan segan untuk bertanya pada dokter kandungan Anda, alasan-alasan apakah yang membuatnya  merekomendasikan proses kelahiran dilakukan melalui tindakan bedah.  
  9. Penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS Bunda, Besari Adi Pramono M.Si, Med, Sp.OG.  mengatakan, proses menyusui yang pertama kali dilakukan bayi akan memberikan rangsangan pada rahim, sehingga menimbulkan kontraksi. Tanpa adanya kontraksi pasca melahirkan, rahim akan mengalami pendarahan. Kontak kulit antara ibu dan bayi juga terjadi saat IMD. “Kontak tersebut akan membuat bayi berada pada suhu yang sama saat seperti ketika berada dalam kandungan,’’ jelas Besari. Untuk itu, pastikan dokter kandungan Anda akan membantu pelaksanaan IMD dengan benar.
  10. Informasi Tentang Fungsi Tali Pusat (Stem Cell) Teknologi yang semakin canggih membuat orangtua sekarang bisa “menggaransi” kesehatan anaknya dengan lebih aman di masa yang akan datang. Caranya, dengan mengikuti program menyimpan darah tali pusat. Sel induk dari darah tali pusat ini paling efektif digunakan untuk mengobati pemilik darah tali pusat itu sendiri serta orang-orang yang satu generasi dengannya, yaitu saudara-saudara kandungnya. Bila Anda berminat untuk mengikuti program penyimpanan sel induk darah tali pusat ini, Anda sebaiknya memilih dokter kandungan yang bersedia membantu Anda. Misalnya, bisa memberikan informasi tentang  cara pengambilannya, proses penyimpanannya, dan  biayanya, termasuk bila terjadi hal-hal di luar rencana.
Baca juga:
Ciri-ciri Dokter Kandungan Ideal



 



Artikel Rekomendasi