Kecelakaan Kecil Saat Hamil

 

Sekalipun Anda sudah berhati-hati menjaga kehamilan, tak tertutup kemungkinan berbagai kecelakaan kecil bisa terjadi. Misalnya tak sengaja terbentur ujung meja, tersandung kabel saat di kantor, atau terpukul atau bahkan perut tertabrak saat berpapasan dengan kerumunan orang. Bahaya atau tidaknya kecelakaan-kecelakaan tersebut pada kehamilan, tergantung banyak hal, di antaranya bentuk kecelakaan itu sendiri dan bagaimana intensitasnya.

1. Mengapa ibu hamil lebih berisiko kecelakaan?
Semakin besar usia kehamilan, banyak perubahan dialami ibu hamil. Salah satunya, berat badan. Perubahan bobot tubuh inilah yang dapat menyebabkan ibu hamil kehilangan keseimbangan tubuhnya dan membuatnya gampang jatuh, lalu mengalami kecelakaan kecil. Selain itu, gangguan mual dan muntah menyebabkan terganggunya asupan gizi pada ibu. Berkurangnya asupan glukosa pada kehamilan juga dapat mengganggu pertumbuhan bayi dan menyebabkan ibu menjadi lemas karena kurangnya kalori. Akibatnya, ibu hamil susah berdiri dengan kuat dan mengalami gangguan keseimbangan.

2. Benarkah ibu hamil gampang pelupa sehingga menyebabkan ia rawan risiko tersandung atau terpeleset?
Betul. Hal ini terjadi karena pada trimester ketiga, ibu mengalami banyak perubahan fisik yang menimbulkan ketidaknyamanan dan beban psikis yang cukup besar. Memasuki minggu ke-33 kehamilan, ibu hamil mulai mengalami kesulitan bernafas karena gerakan bayi yang berada di bawah diafragma menekan paru-paru. Selain itu, sakit punggung, konstipasi, sulit tidur dan sebagainya, mengakibatkan ketidaknyamanan yang akhirnya memicu timbulnya stres pada kehamilan. Ujung-ujungnya, memori dan daya konsentrasi ibu hamil terganggu dan menyebabkan ibu hamil kerap tersandung atau terpeleset.

3. Saat ibu hamil kecelakaan, apakah usia kehamilan memengaruhi tingginya risiko gangguan pada janin ?
Yang jelas, apapun penyebab atau kecelakaan yang dialami, bila terjadi perdarahan tak boleh dianggap remeh. Seberapa pun ringan sifat perdarahannya, tetap harus dicurigai sebagai sesuatu yang membahayakan ibu dan janin. Terlebih bila usia kehamilan di atas 4 bulan, ada pertanda lain yang mengancam kehamilan, yakni kontraksi yang bisa langsung dirasakan atau dalam skala lebih ringan berupa rasa mulas. Mulas merupakan salah satu isyarat yang menandakan ada kontraksi dari rahim. Guncangan yang terjadi menyebabkan rahim berkontraksi secara berlebih hingga menimbulkan rasa nyeri dan bila dipegang dinding rahim terasa keras. Jadi, bila menemukan kedua tanda tadi, segera periksakan ke dokter agar bisa diketahui sampai sejauh mana bahayanya terhadap ibu dan janin.

4. Apakah harus segera ke dokter untuk memeriksa kandungan setelah jatuh?
Sekalipun tak ada keluhan, sebaiknya Anda tetap memeriksakan diri ke dokter. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan USG untuk melihat ada-tidaknya perdarahan maupun kebocoran plasenta. Bisa juga digunakan spekulum yang dimasukkan ke dalam vagina guna melihat mulut rahim guna mencari sumber perdarahannya, apakah dari kehamilan itu sendiri atau cuma perdarahan dari vagina akibat terluka atau trauma. Kendati begitu, tak menutup kemungkinan ibu hamil yang jatuh atau mengalami benturan, tapi ketika diperiksa memang tak mengalami luka yang berarti. Hal ini amat tergantung dari posisi jatuh si ibu maupun bentuk dan intensitas benturan yang dialami. Jatuh terduduk atau telungkup tentu akan berbeda dampaknya dibanding jatuh dengan posisi merangkak, misalnya. Sedangkan tempat sasaran benturan, apakah dari samping kiri, kanan atau depan sebetulnya tak terlalu berpengaruh mengingat janin berada dalam lindungan air ketuban yang membentuk kantong membulat.

Baca panduan pertolongan pertama pada ibu hamil setelah mengalami kecelakaan (kecil) di sini.

 



Artikel Rekomendasi