5 Nilai Yang Diajarkan Ayah

 

Sejak dahulu hingga sekarang umumnya pengasuhan anak lebih banyak dilakukan oleh ibu. Sementara ayah lebih berperan sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga di rumah. Meski banyak ditemukan kondisi semacam ini, tidak bisa dipungkiri bahwa pengasuhan dari ayah sangat berperan dalam tumbuh kembang si kecil. Penelitian yang dilakukan Howard Steele, Direktur Attachment Research Center Unit dari University College London, Inggris, menunjukkan bahwa keterlibatan ayah yang lebih sering dalam pengasuhan anak sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian positif anak di masa depan. Karena itu, ketika banyak menghabiskan waktu dengan ayah, balita memelajari banyak nilai-nilai positif, antara lain,

  1. Jadi lebih mandiri karena meskipun ayah terus mendampingi ketika bermain, tapi ayah lebih banyak melihat dari jauh. Ayah cenderung membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri. Jika ada hal genting, seperti terjatuh atau benar-benar kesulitan melakukan sesuatu, baru ayah turun membantu.
  2. Berani mengambil keputusan. Sebab laki-laki cenderung cepat mengambil keputusan tanpa banyak pertimbangan, berbeda dengan ibu.
  3. Memandang suatu masalah lebih global. Dibandingkan ibu yang melihat segala sesuatu dengan detail, ayah justru melihat masalah dari sudut pandang yang lebih luas. Misalnya ketika makan, ibu harus menyiapkan sendok, garpu dan pisau. Sedangkan ayah mungkin tidak membutuhkan itu semua karena hanya dengan tangan saja maka makanan sudah bisa disantap.
  4. Lebih periang karena mampu mengeksresikan dirinya kepada orang-orang di sekitar. Sosok ayah yang mendampingi anak dalam masa pertumbuhan menjadikan anak berani untuk mengutarakan pendapat, aktif bergerak dan juga lebih spontan dalam bertindak. Hal ini membuat anak menjadi pribadi yang terbuka dan menyenangkan.
  5. Menjadikan ayah sebagai tolak ukur dalam melihat orang lain dan diri sendiri. Ketika dewasa, anak akan mencari atau menjadi sosok yang dia lihat dari ayahnya. Misalnya, seorang anak perempuan yang besar bersama sosok ayah yang menghargai ibu, menyayangi anak dan tidak segan membantu keluarga di rumah, maka ketika dewasa di mata dia seorang lelaki adalah seperti yang dia lihat dari ayahnya. Sama halnya dengan anak laki-laki, dia akan tumbuh dengan pemahaman bahwa laki-laki itu adalah sosok yang harus menghargai lawan jenisnya, menyayangi anaknya kelak dan mau membantu pekerjaan keluarga di rumah, seperti ayahnya dulu. Sehingga saat menjadi kepala keluarga, dia akan menjadi sosok seperti ayahnya.

Meski memiliki pola pengasuhan yang berbeda, ayah dan ibu tetap harus sama-sama terlibat dalam pengasuhan anak. Supaya anak tidak hanya percaya diri dari dalam, namun juga mampu mengekspresikannya di luar. (KAT/DEW)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more