Menjelajah Kota Tua Jakarta

 

Bosan selalu ke mall setiap akhir pekan? Coba ajak anak bertamasya keliling Kota Tua Jakarta. Melihat sisi lain kota Jakarta, dapat mengenalkan anak pada sejarah nenek moyang.

Peninggalan Belanda. Kota Tua atau Oud Batavia adalah kawasan kecil yang melintasi utara dan barat Jakarta, yang sarat dengan peninggalan penjajahan Belanda. Gedung-gedung tua dimanfaatkan sebagai museum dan resto. Memasuki wilayah kota tua, pemandangan eksotis mulai terasa dari bangunan-bangunan tua nan kokoh peninggalan Belanda yang dibangun sekitar abad ke-19 dan 20.

Taman Fatahillah. Taman ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang sekarang digunakan untuk Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, juga Kantor Pos Indonesia. Berdiri juga sebuah restoran, Café Batavia, yang menjadi favorit untuk melepas penat setelah menjelajah kota tua. Di akhir pekan, Taman Fatahillah tidak hanya dipadati pengunjung, tetapi juga penjaja makanan dan minuman ringan, tempat penyewaan sepeda ontel, serta para seniman yang mempertunjukkan atraksi, dari ‘sekadar’ mengamen sampai ke atraksi kuda lumping atau debus. Bagi Anda yang kurang menyukai keramaian ini, bisa datang selain akhir pekan atau hari libur. Anda cukup membayar Rp 10 -15 ribu untuk menyewa sepeda ontel selama 30 menit. Di hari biasa, Anda bisa menawar lebih murah. Pilih sepeda ontel jenis tandem agar bisa membonceng anak dan bersepeda keliling bersama kota Tua Jakarta.

Café Batavia. Kafe dan restoran ini terletak persis di seberang Museum Fatahillah. Tempat yang pas untuk melepas lelah setelah mengililingi museum di sekitar Taman Fatahillah. Berinterior tempo dulu dan menyajikan menu makanan Asia dan Barat. Di samping menyediakan bir dan wine, Anda juga bisa memesan minuman tradisional seperti bajigur, bandrek dan bir pletok. Sayangnya, kafe ini tidak menyediakan menu khusus untuk anak-anak. Tapi ada makanan yang tidak dibuat pedas, mengingat banyak turis asing yang singgah. Bila  ingin duduk nyaman bersama anak-anak, pilih duduk di sofa besar –mengingat kafe ini tidak menyediakan kursi tinggi untuk si kecil. Pada malam hari, Anda juga bisa menikmati suguhan musik lewat live music. Kafe ini buka setiap hari sejak pukul 8 pagi hingga dini hari.  

Museum Sejarah Jakarta. Bangunan besar bergaya Barok ini lebih dikenal dengan sebutan Museum Fatahillah. Banyak koleksi pameran tidak boleh disentuh, apalagi diduduki atau ditiduri. Jadi,  sebelum masuk museum, ingatkanlah anak untuk tidak sembarang menyentuh atau menduduki barang tertentu. Bila Anda merasa anak tidak bisa diajak kompromi, sebaiknya langsung bawa ke taman belakang. Di sana ia bisa bebas berlari sambil melihat penjara tua bawah tanah tempat di mana Pangeran Diponegoro pernah ditahan. Di halaman belakang, Anda bisa duduk santai di bawah pohon rimbun, menikmati patung dewa Hermes yang merupakan lambang keberuntungan bagi kaum pedagang, sekaligus Dewa Pengirim Berita. Patung ini adalah tanda terima kasih atas kesempatan untuk berdagang di Hindia Belanda masa dulu.   
Jam Buka: Selasa-Minggu, 09.00 – 15.00 WIB
Harga tiket : Rp. 2000 dewasa. Rp. 600 anak-anak

Museum Wayang. Di museum ini, tidak hanya ada aneka wayang Indonesia, tetapi juga ada wayang dari Cina, India, Malaysia, Vietnam, Polandia, Suriname bahkan Perancis dan Rusia yang dipamerkan dalam lemari kaca. Ada sekitar 5000 koleksi wayang, dengan jenis wayang kulit, wayang golek, wayang kaca, wayang seng dan berbagai lukisan wayang. Ada juga wayang boneka Si Unyil, tokoh cerita anak yang sangat populer di televisi tahun 80-90an. Di lantai dasar  museum, terdapat taman museum wayang yang memamerkan prasasti peninggalan Belanda. Pada hari minggu kedua, ketiga dan keempat, digelar pertunjukkan wayang dari pukul 10.00-14.00. Di dekat pintu keluar museum, terdapat toko souvenir, Seperti gantungan kunci, buku pewayangan, pajangan, dan kartu pos. (me)
Jam Buka: Selasa-Minggu, 09.00 – 15.00 WIB
Harga tiket : Rp. 2000 dewasa. Rp. 600 anak-anak.

Baca juga:
Tips Ke Kota Tua Bersama Balita
 

 



Artikel Rekomendasi