Pemeriksaan Fisik Calon Ibu

 

Pemeriksaan kesehatan penting untuk calon ibu di masa prakonsepsi. Lakukan 3-6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian, tubuh calon ibu siap menerima kehadiran janin dan menjalani kehamilan sehat.

Riwayat kesehatan calon ayah dan ibu. Di rumah sakit atau klinik fertilitas, Anda berdua sebaiknya berkonsultasi dengan tim dokter terutama jika Anda dan pasangan memiliki riwayat kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi kehamilan berisiko. Seperti, Toksoplasmosis, Rubella (Campak Jerman), Gondongan (mumps), dan lain sebagainya. Sebaiknya atasi penyakit atau gangguan kesehatan lebih dulu, baru kemudian melakukan upaya untuk hamil. 

Riwayat kesehatan keluarga. Jika Anda dan pasangan memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya Anda melakukan tes genetika di laboratorim atau lembaga khusus genetika. Deteksi dini penyakit thalasemia, masalah kromosom, dan penyakit metabolisme dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian tes. Untuk beberapa kasus, deteksi dini membantu calon ayah dan ibu menyiapkan psikolog dan mental, jika terjadi kehamilan berisiko tinggi. 

Pemeriksaan klinis. Bagi calon ibu, berikut pemeriksaan klinis yang sebaiknya dilakukan:

  • Berat badan (BB) calon ibu bisa berpengaruh terhadap kesuburan. Jika kelebihan BB, bisa terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan tingkat kesuburan menurun. Jika pun terjadi pembuahan saat BB berlebih, risiko calon ibu untuk menderita diabetes cukup besar. Bahkan, calon ibu berisiko terserang pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan). Janin juga menanggung risiko ini. Saat tiba waktu persalinan, kegemukan juga bisa mempersulit persalinan. Sebaliknya, jika calon ibu terlalu kurus, kesuburan akan terpengaruh, gangguan keseimbangan hormon dan ketidakteraturan haid. Agar proses ovulasi terjadi, tubuh calon ibu biasanya membutuhkan hormon estrogen. Agar hormon ini diproduksi, BB tubuh akan bertambah sekitar 25% dari bobot normal.
  • Rongga panggul. Pemeriksaan ini akan mendeteksi, apakah ada masalah pada organ reproduksi calon ibu. Misalnya, kista indung telur yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan, bentuk dan posisi rahim tertentu yang  menghambat pembuahan, dan pertumbuhan janin. Selain kista, keluhan calon ibu adalah mioma atau miom, yakni sejenis tumor yang biasanya tumbuh di dinding rahim.
  • Pap smear. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ada tidaknya kanker atau gangguan lain di leher rahim. Dilakukan tiga tahun setelah melakukan hubungan seks pertama kali. Pasien akan tiduran di kursi khusus dengan kaki ditumpangkan ke penahan kaki. Selanjutnya vagina dibuka dengan alat bernama spekulum. Dokter atau bidan akan mengambil olesan jaringan di mulut rahim. Olesan itulah yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Jika ditemukan kelainan, maka harus disembuhkan sebelum Anda hamil. (me)
Baca juga:
Pemeriksaan Prakonsepsi Calon Ayah

 



Artikel Rekomendasi

post4

ASI Deras Juga Harus Berkualitas

Kampanye “Peduli ASI Berkualitas” oleh IDAI, BKKBN dan Blackmores mengajak calon ibu, ibu hamil hingga ibu menyusui untuk menyiapkan ASI berkualitas demi menurunkan risiko stunting.... read more