Program Bayi Tabung Bukan Proses Singkat

 

Sudah beberapa tahun Anda menikah, tapi hingga kini bayi yang Anda dambakan belum hadir juga. Program bayi tabung pun mulai Anda pertimbangkan. Namun, patut disadari, program bayi tabung bukanlah proses singkat.

Jika Anda sudah sepakat untuk menjalani program bayi tabung, masalah finansial juga harus Anda pikirkan.  Program ini cukup menguras kantong. 

Proses program bayi tabung memang bukan proses singkat. Sebelum Anda menjalani program bayi tabung Anda dan suami harus menjalani konseling, pemeriksaan fisik/ginekologik, pemeriksaan ultrasonografi dan hormon, analisa sperma, dan evaluasi gaya hidup (merokok, minum minuman beralkohol dan sebagainya).

Setelah pasien dinyatakan layak untuk mengikuti program ini, barulah proses bayi tabung dimulai. Proses bayi tabung dimulai dengan:
  • Merangsang indung telur dengan pemberian obat-obatan hormonal, agar menghasilkan cukup sel telur.
  • Tahap pengambilan sel telur. Dokter mengambil sel telur jika minimal ada tiga folikel dengan diameter 17-18 milimeter. Pengambilan folikel berisi sel telur ini dilakukan dengan cara dihisap menggunakan jarum khusus melalui vagina dengan bantuan USG.
  • Pengambilan sperma yang dilakukan melalui operasi atau masturbasi.
  • Semua sel telur dan sperma yang diperoleh akan diproses di laboratorium. Setelah siap, sel telur dan sperma akan dipertemukan untuk dilakukan proses pembuahan di dalam cawan petri dengan bantuan medium kultur.
  • Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot, zigot itu akan ditumbuhkan di cawan petri dengan bantuan medium kultur. Zigot akan membelah diri terus menerus hingga akhirnya menjadi embrio. Teknik pembuahan ini bisa dengan cara konvensional atau dengan teknik injeksi/ICSI (baca boks “Jenis-jenis Program Bayi Tabung”)
  • Embrio berusia 2-3 hari kemudian dipindahkan kembali ke rahim calon ibu dengan memakai kateter dipandu alat USG. Setelah semua proses ini selesai, diharapkan akan terjadi kehamilan.
Proses bayi tabung bukanlah hal yang pasti 100% berhasil. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, yaitu sekitar 60-70%, terutama menyangkut usia istri. Semakin meningkat usia istri, maka kemungkinan untuk hamil – meskipun dengan proses bayi tabung – juga semakin kecil.
  • Jika usia istri berusia dibawah 30 tahun, kemungkinan berhasil sekitar 44,5%.
  • Jika berusia 30-38 tahun sekitar 28-30% dan pada usia 38-42 tahun harapannya sekitar 10-11%.
  • Di atas usia 42 tahun dapat dikatakan kemungkinan hamil 0%.
Tetapi, faktor gagalnya proses bayi tabung tidak hanya tergantung usia. Kegagalan umumnya terjadi karena embrio tidak menempel pada dinding rahim atau tidak terjadi implantasi. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor embrio (cacat kromosom), faktor rahim dan faktor lain yang tidak diketahui penyebabnya. Jadi, sebelum menjalani proses bayi tabung, siapkan fisik dan mental Anda dengan baik.

Selamat menjalani proses bayi tabung. Semoga berhasil!

 



Artikel Rekomendasi