Infertilitas Sekunder, Sulit Punya Anak Lagi

 

Foto: shutterstock

Setelah anak pertama besar dan mau punya anak lagi susah, mungkin Anda mengalami infertilitas sekunder. Ibu yang sudah pernah memiliki anak - entah sudah punya satu anak atau lebih - berisiko mengalami infertilitas sekunder. Bahkan, pada pasangan yang sehat dan tidak mengalami gangguan pada organ reproduksi, risiko infertilitas sekunder ini mungkin saja terjadi.

Menurut Dr. Anthony Luciano, ahli kandungan dari Center for Fertility and Reproductive Endocrinology, New Britain General Hospital, Connecticut, AS, 60% ibu yang sudah pernah memiliki anak –entah baru satu atau lebih– berisiko mengalami infertilitas sekunder. Bahkan, pada pasangan yang sehat dan tidak mengalami gangguan pada organ reproduksi, risiko infertilitas sekunder ini mungkin saja terjadi.

Sulit hamil anak kedua atau ketiga dan selanjutnya dapat terjadi pada pasangan usia reproduktif (20-34 tahun) maupun yang sudah melewati usia reproduktif atau di atas 35 tahun. Penyebab infertilitas sekunder ini sebenarnya hampir sama dengan infertilitas primer atau infertilitas yang terjadi pada pasangan yang sulit punya anak pertama.

Dalam rentang waktu sejak Anda melahirkan anak pertama sampai berencana untuk hamil lagi, banyak hal dan perubahan dapat terjadi pada organ reproduksi Anda maupun pasangan. Perubahan ini bukan tidak mungkin menyebabkan proses kehamilan menjadi terganggu atau sulit terjadi. Itu sebabnya, sejak awal sebaiknya Anda berdua membuat perencanaan jumlah anak serta jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua. Jaraknya, usahakan antara 18-48 bulan agar pemilihan cara Anda melakukan KB lebih mudah dilakukan.

Anda dan pasangan sebaiknya waspada dan segera berkonsultasi ke dokter kandungan apabila mengalami hal-hal berikut.
- Anda dan pasangan masih dalam usia reproduktif, aktif secara seksual –rutin berhubungan seks 2-3 kali seminggu– dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, tapi tidak juga hamil dalam waktu 2 tahun.

- Anda dan pasangan berusia 35 tahun atau lebih, aktif secara seksual dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tapi tidak juga hamil dalam waktu 6 bulan.

- Anda memiliki riwayat haid tidak teratur, sempat berhenti haid beberapa bulan, atau bahkan berhenti haid sama sekali.

- Anda pernah mengalami keguguran 2 kali atau lebih.

- Anda menderita penyakit peradangan pada rongga panggul, atau merasakan panas membakar di daerah sekitar vagina dan keluar lendir   berbau dari vagina.

- Anda atau pasangan pernah terkena penyakit infeksi seksual menular.

- Anda atau pasangan pernah menjalani pengobatan dan terapi penyakit kanker.

- Pasangan Anda mengalami penurunan gairah seksual, kesakitan saat ejakulasi, atau impoten.

Penyebabnya:
32% Jumlah sperma rendah atau gangguan reproduksi pada pria.
17% Kombinasi masalah sistem reproduksi pasangan tersebut.
16,7% Kerusakan saluran telur (tuba Falopii).
4,9% Gangguan fungsi indung telur.
3,3% Endometriosis atau ada gangguan fungsi rahim.
(Sumber: Human Fertilisation and Embriology Authority, 2009, AS)

Baca:
Tes Untuk Mengetahui Infertilitas sekunder



 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Calon Ayah Harus Periksa Apa?

Idealnya, setiap calon ayah memeriksakan diri sebelum berencana punya anak. Tentu saja pemeriksaan fisik dan laboratorium penting agar kehamilan sehat tercapai.... read more

post4

5 Tips di Masa Prakonsepsi

Jika Anda sedang berusaha memiliki bayi, apa saja yang harus dilakukan agar kondisi Anda tetap prima saat hamil nantinya? Simak 5 tips berkut:... read more