Mereka Hamil, Saya Segera!

 

Bukan rasa bersalah dan kecewa yang dibutuhkan untuk segera hamil. Perubahan pola berpikir bahwa Anda bisa hamil yang lebih dibutuhkan. Lakukan afirmasi positif seperti “Saya pasti hamil” atau “Saya akan segera hamil” sebagai bentuk penyampaian hal-hal positif pada diri kita dan memotivasi diri melakukan yang terbaik.

Hasrat untuk memiliki anak yang tidak segera terpenuhi dijadikan krisis besar dalam kehidupan pernikahan. Bahkan cenderung membuat pasangan memandang segala aspek kehidupan secara negatif.  Ungkapan seorang istri di novel “Test Pack” karya Ninit Yunita, “Kucing tetangga saja sudah hamil berkali-kali, masa saya tidak juga hamil?” bisa jadi jeritan Anda saat ini. Banyak ahli mengakui, pikiran-pikiran negatif malah membuat seorang perempuan sulit untuk hamil, karena kondisi fisik dan pikiran sedang dalam kondisi tidak relaks.

Ayahbunda menemukan beberapa fenomena kekhawatiran yang sebenarnya tak perlu. Ayo kita atasi!  

“Dalam sebulan ini, sudah ada tiga undangan acara baby shower.  Haruskah saya hadir? Saya malas sekali! Di sana saya paling-paling bengong dan lagi-lagi sakit hati dengan semua obrolan soal bayi. Mengingatkan saya yang belum juga hamil sampai saat ini!”  

Undangan baby shower sebenarnya sifatnya sangat intim, artinya calon ibu yang berbahagia hanya mengundang orang-orang yang dekat di hatinya. Tegakan Anda menampik undangan tersebut?  Baby shower  memang biasanya diisi dengan aneka permainan seru tentang kehamilan dan bayi. Bila Anda merasa tak mampu menghadapi ini, tak perlu memaksakan diri melihat acaranya –misalnya dengan menyingkir sejenak ke ruang lain. Yang penting, cobalah melihat dari sisi positif, yaitu menghargai pengundang dan ia pasti bahagia Anda hadir. Anda juga dapat belajar berempati dengan para wanita hamil terhadap proses dan segala permasalahan yang muncul. Pikiran yang positif membantu Anda mampu mengalahkan rasa segan dan malas. Lagipula Anda bisa sekaligus “cek ombak” sebagai sumber inspirasi untuk membuat baby shower untuk Anda sendiri nanti!

“Seluruh sahabat satu geng saya sudah punya anak. Setiap kali berkumpul, obrolan sudah berubah menjadi pembahasan perkembangan dan kehebatan anak masing-masing. Hang out pun sudah pindah ke tempat bermain atau butik keperluan anak. Saya bingung, harus ikut ngobrol atau tidak? Ikut pergi dengan mereka atau tidak? Saya kan belum punya anak!”

Tidak banyak yang beruntung memiliki sahabat-sahabat yang kompak seperti Anda. Ini keberuntungan Anda yang pertama. Keberuntungan kedua, coba pikirkan hal ini: Anda memiliki teman-teman terbaik yang sudah punya pengalaman hamil dan membesarkan anak. Anda punya buku atau kamus hidup! Buat apa Anda bingung, akan ikut ngobrol apa, atau malah meminta mereka untuk tidak membicarakan tentang anak. Hal itu tidak akan lantas membuat Anda menjadi lekas hamil, kan? Bisa-bisa Anda malah membuat para sahabat  kecewa, akibatnya perlahan tapi pasti mereka akan menjauhi Anda. Manfaatkan saja pengalaman mereka! Tanyakan sebanyak-banyaknya tip-tip hamil bahagia  dan cara sukses membesarkan anak. Bahkan posisi seks yang membuat mereka bisa hamil!  Anda pun masih bisa berbagi tentang pengalaman sendiri, bisa juga tentang tumbuh kembang keponakan yang Anda amati dan minta komentar mereka. Ikut saja pergi belanja keperluan anak bersama sahabat-sahabat Anda. Anda bisa jadi “konsultan” yang memberikan masukan perlu atau tidaknya barang tersebut dibeli. Ssst... seringkali ibu atau calon ibu “lapar mata” bila  melihat barang-barang untuk anak, lho!

“Saya dan sahabat saya Ririn menikah di bulan dan tahun yang sama. Tiga bulan lalu, Ririn sudah menimang bayinya. Saya? Tanda-tanda hamil pun tak kunjung datang. Bahkan teman lain yang baru menikah setahun lalu, sekarang sudah hamil 5 bulan! Sepertinya Tuhan tidak adil. Apa saya belum layak jadi ibu?”  

Layaknya menanam bunga atau pohon, meski ditanam pada waktu bersamaan, belum tentu bisa tumbuh sama dan dipanen bersama. Begitu juga dengan Anda.    Anda dan Ririn adalah individu yang berbeda, baik dari segi fisik maupun psikis. Perbedaan ini menjadi salah satu alasan pembuahan tidak terjadi bersamaan. Kondisi tidak hamil belum tentu juga diakibatkan karena Anda atau suami tidak atau kurang sehat. Untuk memastikannya, sebaiknya Anda dan suami memeriksakan kondisi organ reproduksi kepada ahlinya. Hindari membangun prasangka, apalagi keraguan atau prasangka terhadap kesehatan organ reproduksi pasangan hanya akan malah membuat hubungan suami istri  terganggu. Bukannya berakhir dengan kehamilan, tapi malah berakhir dengan pertengkaran. Menyalahkan diri sendiri pun bukan hal bijaksana. Kondisi emosi  yang tegang cenderung mempersulit suksesnya konsepsi.

“Saya mendapat berita bahagia dari seorang teman yang tinggal di kota lain.  Melalu telepon, ia mengabarkan kehamilannya yang kedua dengan nada yang begitu bahagia. Saya geram mendengarnya. Dia sudah hamil untuk kedua kalinya. Saya, satu kali saja belum pernah! Saya nggak senang menerima telepon dengan kabar seperti ini.”  

Sebuah berita bahagia harapannya adalah membawa kebahagian –untuk yang  memberitakan, maupun untuk penerima berita. Bila Anda sebagai penerima berita merasa tidak bahagia, ini bukan kesalahan teman Anda. Anda boleh saja  merasa sedih, tapi, lagi-lagi ada yang perlu Anda ingat, akankan kesedihan Anda itu lantas membuat Anda menjadi langsung hamil? Tidak begitu bukan? Rasa sedih malah membuat Anda tidak relaks. Padahal proses prakonsepsi butuh kondisi tubuh yang sehat dan relaks. Belum lagi jika rasa sedih Anda “menular” dan memengaruhi teman yang sedang hamil tersebut –janinnya bisa terganggu dengan kesedihannya. Akan lebih positif bila Anda mengatakan, “Selamat atas kehamilanmu! Doakan saya segera menyusul.” Teman Anda senang, dan Anda akan mendapatkan banyak doa yang dipanjatkan untuk Anda. 

Baca:
Bersihkan Pikiran Agar Lekas Hamil
Kami Siap Punya Bayi
Siap Menjadi Orang Tua



 



Artikel Rekomendasi