Balita Sudah Kenal Pacaran

 

“Mama, aku kan pacaran sama Tasha.” Selagi Anda masih terbengong, dia menyambung lagi, “Aku juga pacaran sama Lulu, Jessica, dan Sarah.” Walah-walah berita apa sih ini? Anda mungkin kaget campur geli, masa iya kecil-kecil sudah jadi playboy? Dan, ngomong-ngomong, dari mana ya anak mendapat kata ”pacar"?
  • Dari teman. Seperti wabah, jika ada satu teman yang mulai menggunakan kata “pacar”, maka istilah itu langsung menyebar dan ditiru anak-anak lain. Menginjak usia tiga tahun, anak mulai menunjukkan ketertarikan pada anak lain termasuk meniru apa yang ia lakukan.
  • Dari media. Sehari-hari balita nonton TV, mendengar lagu yang tidak semuanya cocok untuk usianya. Lihat saja kontes anak-anak, tapi menyanyikan lagu-lagu orang dewasa tentang percintaan.
  • Dari Anda. Iya, Anda sendiri! Percaya tidak, saat Anda kelepasan bicara tentang "pacar-pacaran", anak akan merekam kata tersebut dalam memorinya. Bunda memang harus hati-hati karena balita menyimak dan menyerap semua perkataan yang didengar.
Nah, bila balita mulai bicara "pacar-pacaran", jangan didiamkan saja. Lakukan ini:
  • Jangan panik, apalagi memarahinya. Anda mungkin khawatir dia terlalu cepat matang, karena sudah membicarakan hal-hal yang seharusnya baru dihadapi di usia remaja! Santai saja, Bunda. Di usia balita, anak terus menyerap kata-kata dari lingkungan, boleh jadi ia sendiri kurang paham arti dan maksud kata "pacar" atau "pacaran". Meski tidak paham, toh tetap dia ucapkan untuk melihat reaksi orang lain. Jika Anda langsung marah dan melarangnya omong itu lagi, Anda justru memberi pesan yang salah tentang "pacar" atau "berpacaran". Dia butuh arahan yang benar dari orangtuanya, jangan sampai mendapat penjelasan salah dari orang lain.
  • Tanya dulu sebenarnya apa sih pacaran menurut anak? Bisa jadi bertolak belakang dengan dugaan Anda. Ingat, cara pandang balita berbeda dengan kita. Dia boleh mengaku punya empat pacar, namun bisa saja setelah Anda tanya keempat “pacar” itu ternyata hanya teman berbagi bekal! Kebanyakan anak beranggapan, teman berbagi bekal atau bergandengan tangan antara anak laki-laki dengan perempuan saja sudah disebut "pacaran".
  • Beri penjelasan sederhana, seperti "pacaran” itu untuk perempuan dan laki-laki yang sudah dewasa. Kalau adik, punya teman laki-laki dan teman perempuan, bukan pacaran."
  • Stop tayangan tak pantas dan saring kata-kata Anda. Bukan hanya film atau sinetron, tetapi juga iklan, lagu orang dewasa, gambar intim orang dewasa dan lainnya. Bila Anda tidak yakin bisa mengontrol tontonan televisi, putar saja DVD film yang Anda ketahui isinya cocok untuk anak. Oh ya, perhatikan juga kata-kata yang Anda ucapkan selagi di dekat anak. Memang tidak mudah menyaring informasi, apalagi yang didapat dari luar seperti dari teman atau orang dewasa lain. Tetapi, kita harus mengontrol sebisanya.
  • Tak bertahan lama. Tidak perlu khawatir karena "hubungan" anak dengan "pacarnya" biasanya tidak tahan lama. Bisa saja satu hari dia dekat dengan satu teman, esoknya ganti teman yang lain. Memang di usia tiga tahun anak mulai menjalin pertemanan sesungguhnya dengan anak lain, tetapi hubungan itu belum seerat persahabatan.
  • Perlu waspada bila yang disebut "pacar" oleh anak adalah orang dewasa berbeda jenis kelamin, misalnya anak tetangga, supir, pembantu rumah tangga, guru les dan lain-lain. Gali lagi seperti apa yang dimaksud anak "berpacaran" dengan orang tersebut. Sebaiknya di usia balita Anda juga mulai memberi anak penjelasan bahwa ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang dewasa  - khususnya lawan jenis selain ayah dan ibu - terhadap anak, misalnya meraba tubuh, menyentuh alat kelamin, mencium pipi/bibir dan lain-lain.




 



Artikel Rekomendasi