Balita Suka Menyiksa Hewan

 

Kebanyakan anak tak bermaksud menyakiti. Anak hanya berpikir, ia mengajak binatang  bermain, seperti halnya memainkan boneka.

Menyiksa hewan ia lakukan karena:
  • Meniru orang lain.
  • Melampiaskan rasa frustrasi, menjadikan binatang sebagai media balas dendam. Misalnya sehabis bertengkar dengan kakak, rasa tidak nyaman yang dirasakan dilampiaskan pada binatang peliharaan.
  • Balita merasa terancam saat anjing menggonggong, yang dikiranya akan menggigit dirinya. Atau secara tak sengaja, saat kucing menggeliat mencakar tangan anak.
  • Binatang tidak bisa diajak bermain sesuai keinginan anak.
Risiko: anak digigit atau dicakar binatang, atau hewan mengalami cedera.
Bila hal ini dibiarkan:
  • Anak tidak belajar berempati terhadap makhluk lain dan memperlakukan makhluk hidup sesukanya.
  • Anak tidak belajar cara yang tepat untuk mengungkapkan rasa sayang atau  mengekspresikan kemarahannya.
Tips  
Jangka pendek:
  • Tanyakan apa yang dia rasakan jika kakinya diinjak, atau kupingnya ditarik.   
  • Jelaskan bahwa binatang bisa merasa sakit, dan bisa membahayakan dirinya bila disakiti. Tumbuhkan empati anak dengan mengatakan, “Kalau binatang itu mati, ibunya akan sedih dan menangis.” Itu sebabnya ia tak boleh menyakiti binatang.
Jangka panjang:
  • Ajarkan bahwa menyayangi binatang adalah aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya.
  • Ajak anak merawat binatang, misalnya memberi makan kucing atau ikan.
  • Ajak anak belajar dari kehidupan binatang, misalnya lewat bacaan, film dan kegiatan  sehari-hari. Misalnya, tunjukkan bahwa semut makhluk kecil yang sangat kuat dan rajin.
  • Tanamkan padanya, jika ia sayang binatang maka binatang pun tahu bahwa ia   disayang. Binatang bisa menjadi teman manusia, misalnya kucing bisa membantu menangkap tikus yang suka mengambil makanan. Atau anjing yang bisa menjaga rumah.
Baca:
Tips Sehat Memelihara Binatang
Belajar Dari Memelihara Binatang


 



Artikel Rekomendasi