Gangguan Mood Si Calon Ibu

 

Wow, siapa sih tak bahagia mendapati tanda positif pada alat tes kehamilan. Setelah itu akan banyak yang dialami seorang ibu hamil, termasuk berbagai perasaan yang dialami. Seperti tiba-tiba menitikkan air mata tanpa sebab, atau memikirkan kesehatan si janin sampai tak bisa tidur.

“Akar” Baby Blues. “Selama hamil, sangat normal apabila calon ibu mengalami mood swing, emosi dan suasana hati yang naik-turun secara fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil mengalaminya, hanya saja ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara internal, perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil,” jelas Dra. Risa Kolopaking, MSi., psikolog pada RSIA Hermina Bekasi. Di samping itu tentu ada faktor psikologis yang juga bisa mencetus.

Meskipun mood swing adalah hal umum bagi sebagian besar ibu hamil, namun 1 dari 10 ibu hamil yang mengalaminya, dapat mengalami fluktuasi ekstrim dan mengalami masalah yang signifikan, demikian ungkap sebuah majalah Australia.

Berikut beberapa tanda yang perlu dicermati:

  • Kehamilan tak diinginkan
  • Kehamilan berisiko
  • Jarak kehamilan yang terlalu dekat
  • Riwayat keguguran
  • Kehamilan normal tapi punya pengalaman anak pertama sakit berat atau pengalaman mengasuh anak pertama sulit

Anda tak sendirian. Benarkah semakin calon ibu banyak tahu dan kritis dengan berbagai perkembangan, prevalensi terjadinya pre-baby blues makin besar? “Memang belum ada studi yang berkait dengan hal ini, tapi dari pengalaman saya di lapangan, ini banyak saya termukan. Menariknya, ini khas ibu-ibu perkotaan. Sebab, pengetahuan yang diterima calon ibu sebelum dan selama hamil banyak secara jumlah tapi sayangnya tidak utuh,” ungkap Risa.
 

Akibat memiliki banyak pengetahuan, kesadaran ibu meningkat. Tetapi tanpa informasi yang utuh, kesadaran yang awalnya merupakan hal baik berbalik menimbulkan “tekanan” pada diri ibu. Ibu ingin agar anaknya mendapat stimulasi tepat, terhindar dari penyakit, ingin segalanya serba sempurna. “Sudah begini, ibu sebaiknya banyak berdiskusi dengan orang yang ahli di bidangnya, agar dapat gambaran yang utuh. Apabila menyangkut penyakit anak, berdiskusilah dengan dokter anak, seputar gizi tanyalah pada ahli gizi dan seterusnya,” lanjut ibu yang ditempa oleh pengalaman hamil dan membesarkan 3 putra-putri ini.
 

Meskipun calon ibu tak menyadari adanya perubahan emosi yang fluktuatif bahkan ketika telah terakumulasi menjadi depresi, setiap ayah dan ibu harus menerima kenyataan bahwa perubahan yang dialami ibu hamil, tak hanya sebatas perubahan fisik. Mood swing adalah perubahan pada tataran psikologis yang umum dialami sebagian besar ibu hamil. Anda dan pasangan memang tak perlu membesar-besarkan masalah ini, namun fenomena ini tak boleh diabaikan.
 

Masa trimester pertama, saat perubahan besar-besaran, calon ibu mengalami morning sickness disertai mood swing yang cukup menyolok. Memasuki trimester kedua, calon ibu biasanya sudah mulai beradaptasi. Memasuki trimester tiga,sekitar usia kehamilan 7 – 8 bulan, mood swing hebat bisa menghinggapi calon ibu.
 

“Sebagian ibu hamil, justru baru mengalami mood swing di trimester terakhir. Di antaranya, karena kelelahan fisik mencapai puncaknya, rasanya seperti “bisul” yang mau pecah. Selain itu, muncul pula rasa bosan terhadap kondisi fisik yang serba kurang nyaman ini. Apabila ibu hamil mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bisa mengalihkan perhatiannya dari kondisi ini, mood swing parah bisa dihindari, bahkan diminimalkan,” jelas Risa. 
 

Memiliki bekal pengetahuan yang banyak ternyata tidaklah cukup. Belajar menerima mengenali dan beradaptasi dengan perubahan adalah kunci sukses menjadi ibu dan ayah baru. Sudah terlanjur kurang menyadarinya?! Tak perlu merasa bersalah. Apapun pengalaman Anda selama bertransformasi jadi orang tua adalah “guru” terbaik bagi Anda dan si kecil.
iwa, tingkatan paling parah dari fluktuasi emosi dan psikologis ibu hamil ini disebut sebagai gejala pre-baby blues atau mood disorder, yang apabila terakumulasi bisa menjadi depresi. Bukan hanya karena memiliki ciri yang mirip dengan baby blues, yang dialami ibu setelah melahirkan. Istilah ini juga mengacu pada hasil temuan para psikiater, apabila tak terdeteksi dini dan ditangani dengan tuntas, bisa menjadi “akar” dari baby blues atau post partum depression.

Dukunglah calon ibu. “Selama calon ibu mendapat cukup dukungan dari orang-orang sekitar, merasa bahagia, memiliki pandangan positif terhadap kehamilan, didampingi orang-orang yang berpandangan positif terhadap kehamilan, juga suami yang memberi ketenangan, perhatian dan kasih sayang, ia akan survive. Yang tak boleh dilupakan: asupan zat gizi dan istirahat yang cukup,” tambah psikolog perkembangan yang sedang menyelesaikan studi S3 bidang gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.  

Yang singkat, yang lama. Bagaimana cara membedakan mood swing biasa dengan depresi kehamilan? Tentu calon ibu dan ayah perlu teliti membaca beberapa tanda. Apabila Anda mengalami beberapa hari suasana hati yang kelabu atau cemas, tak perlu terlalu khawatir. Ini masih taraf normal. Tapi jika Anda mengalaminya lebih dari seminggu bahkan beberapa minggu dan tak bisa mengendalikan diri, cepatlah cari bantuan.

Risa mengungkap checklist tanda “siaga satu” yang harus dicermati calon ibu dan ayah, berikut:

 

  • calon ibu tidak bisa berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan
  • mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
  • mengganggu hubungan calon ibu dengan orang-orang sekitarnya
  • calon ibu tak bisa mengurus diri sendiri, keluarga dan anak (apabila kehamilan kedua)
  • kondisi calon ibu mengancam keselamatan janin (misalnya, menolak makan, atau makan berlebihan, sampai keinginan untuk bunuh diri)

Cari bantuan. Bantuan bisa diperoleh dari dokter kandungan, psikolog dan apabila diperlukan, ibu bisa konsultasi dengan psikiater. Biasanya konsultasi dengan psikolog sudah cukup. Dari seorang psikolog, calon ibu bisa mendapatkan bimbingan perilaku, cara pandang dan advis yang menenangkan agar ibu bisa berperasaan positif. Bedanya, konsultasi dengan psikiater, selain advis, apabila diperlukan, ibu akan memperoleh antidepresan dalam dosis rendah agar depresi ibu terkendali tetapi tak membahayakan janin.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Keguguran Akibatkan PTSD

Apapun penyebab keguguran, pasti menimbulkan perasaan sedih berkepanjangan. Kesedihan ini tak dapat diukur dari lamanya kehamilan. Walau kehamilan baru berusia beberapa minggu misalnya, rasa kehilanga... read more