Jangan Terlambat Kenali Autistik

 

Secara awam, penyandang gangguan autistik adalah mereka yang mengalami gangguan atau keterlambatan pada aspek-aspek kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
 
Adalah Leo Kanner, ahli jiwa dari Universitas John Hopkins, Amerika Serikat, yang pada tahun 1943 memakai istilah autisme untuk menggambarkan kondisi dari seseorang yang mengalami gangguan perkembangan tersebut.

Ada beberapa karakterisitik perilaku anak penyandang gangguan autistik. Namun perlu Anda tahu, gangguan ini luas sekali. Banyak sekali jenisnya, dan tidak semua sama. Ada yang berat dan ada pula yang ringan.

Dari mereka yang diduga autisme oleh orang tuanya, hanya 20% yang berat, sementara yang 80% ringan. Dari jumlah itu, anak laki-laki yang menyandang gangguan autistik lebih banyak ketimbang anak perempuan dan belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.

Telat bicara. Biasanya, orang tua mulai curiga anaknya mengalami suatu gangguan ketika mereka menyadari anaknya terlambat bicara. Sebenarnya, terlambat bicara saja bukan berarti anak menyandang gangguan autistik. Anak-anak yang dianggap mengalami gangguan ini harus sesuai dengan tiga kriteria, yaitu mengalami gangguan interaksi, gangguan komunikasi, dan gangguan cara bermain.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan orang tua adalah kontak mata. Seorang anak autis biasanya tidak mau mengadakan kontak mata, jika dipanggil tidak mau menengok, tidak ada sharing dengan individu lain, juga biasanya tidak bisa menunjuk. Kalau menginginkan sesuatu, biasanya anak autisme akan memegang tangan ibunya dan mendekatkan tangannya ke benda yang diinginkannya.

Arah lebih jelas
. Banyaknya bacaan dan adanya perkumpulan orang tua yang anaknya menyandang gangguan autistik, memang membuat para orang tua lebih memperhatikan perkembangan anaknya. Sekarang, mereka lebih aware dengan ciri-ciri lain dari gangguan autistik. Selain mengeluh jika terlambat bicara, mereka biasanya juga mengeluhkan jalan anaknya jinjit-jinjit, atau lebih suka main sendiri. Walau kadang tampak khawatir berlebihan, tapi memang lebih baik kita menemukannya lebih awal. Karena kalau terlambat ditemukan, penanganannya akan lebih sulit.
 
Skrining untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan autistik dapat dilakukan mulai usia 11 bulan. Intinya, jika ditemukan lebih awal lalu ditangani secara terarah, maka perkembangan kemajuan pun diharapkan bisa terlihat.

 



Artikel Rekomendasi