10 Fakta Persalinan

 

Bersiaplah menghadapi 1001 kejutan saat persalinan. Apa saja? 10 diantaranya ada di sini. Ketahui faktanya, agar Anda lebih siap menghadapinya!

1. Persalinan alami itu sakit. Anda yang sedang menunggu hari-H persalinan, tentu sudah mempersiapkan mental jauh-jauh hari untuk menghadapi rasa sakit saat rahim mulai berkontraksi, selama proses persalinan berlangsung hingga sesudahnya. Selain itu, Anda mungkin juga sudah berlatih menghadapi rasa sakit dengan mengikuti kelas prenatal bersama pasangan, atau bahkan kelas hypnobirthing untuk mengurangi rasa sakit. Faktanya, serileks apa pun Anda saat menjalani proses persalinan alami, rasa sakit itu tetap saja akan Anda rasakan. Yang berbeda adalah kadarnya, karena  tergantung pada kemampuan Anda menyikapinya.

2. Membawa bayi pulang ternyata repot. Ketika menginjakkan kaki pertama kali di rumah, sambil menggendong bayi, Anda akan melihat bahwa kini segala sesuatunya dalam hidup Anda berubah total. Anda kini seorang ibu, pasangan Anda seorang ayah, dan anggota keluarga Anda bukan hanya dua melainkan tiga. Faktanya, perubahan peran dan fungsi dalam hidup Anda awalnya cukup merepotkan. Namun, sejalan dengan waktu, Anda akan terbiasa menjalani, bahkan menikmati dan mensyukuri kehadiran anak dalam kehidupan Anda.

3. Memberi ASI itu penuh tantangan. Anda berharap memberikan ASI Anda kepada bayi sejak awal hingga masa ASI Eksklusif 6 bulan berjalan nyaman. Tunggu dulu! Pernahkah Anda membayangkan puting payudara Anda pecah dan berdarah? Atau, payudara terasa sakit dan berat karena penuh ASI sementara Anda belum sempat menyusui? Belum lagi, bila ada gangguan berupa saluran air susu tersumbat sehingga ASI sulit ke luar. Faktanya, berbagai gangguan untuk memberikan ASI kepada bayi dapat muncul setiap saat, sejak Anda memberikan ASI pertama kali. Semua rasa sakit dan keluhan tersebut harus Anda rasakan dan atasi sendiri. Minta bantuan dokter untuk mengatasi masalah menyusui yang Anda alami.

4. Minggu-minggu pertama menjadi 'mesin perah' ASI. Selama mingu-minggu pertama di rumah, bayi Anda seperti tak pernah merasa kenyang. Hampir setiap saat dia terbangun, dan Anda harus memberinya ASI. Bukan tidak mungkin Anda akan merasa seperti 'mesin' penghasil ASI dan menginginkan kembali kehidupan Anda yang lama, bebas dari tugas menjadi 'mesin' ASI. Faktanya, selama 2-3 minggu pertama bayi memang akan selalu lapar sehingga Anda setiap kali harus siap menyusui. Setelah si kecil mulai mampu menyesuaikan dengan jadwal rutinitas yang Anda tanamkan sejak dini, Anda akan dapat menikmati me time kembali.

5. Rasa kesepian begitu menyiksa. Mengurus dan merawat bayi Anda di minggu-minggu pertama, mungkin akan memicu perasaan sepi dan terbebani. Apalagi Anda belum mengenal betul bayi Anda, dan masih dalam proses belajar 'membaca' bahasa tubuhnya. Dalam keadaan masih serba bingung menghadapi bayi Anda, pasangan Anda pun tidak  dapat banyak membantu. Faktanya, rasa kesepian dan merasa Anda sendiri yang dilimpahi tugas mengurus semua kebutuhan bayi, sering melanda ibu baru. Anda dapat mengatasinya antara lain dengan mengundang ke rumah sahabat-sahabat Anda yang sudah berpengalaman sebagai ibu untuk menemani sekaligus membantu Anda belajar mengurus bayi.

6. Dilanda depresi...,wajar itu! Setelah bayi lahir, Anda baru paham bila para ibu yang menggendong bayinya  di ruang tunggu rumah sakit atau klinik seringkali menunjukkan wajah murung atau mimik khawatir. Bila Anda sekarang salah satu dari ibu-ibu tersebut, tak perlu memaksakan diri memasang wajah tegar seakan-akan semua baik-baik saja. Faktanya, perasaan depresi karena merasa tidak mampu menjadi sosok ibu yang baik dan sempurna bagi bayi Anda -terutama di saat bayi Anda jatuh sakit- merupakan hal wajar. Perasaan ini dipicu oleh gejolak hormon Anda yang belum sepenuhnya normal. Bila Anda mengalaminya, cobalah berusaha tetap tenang, dan minta dukungan pasangan.

7. Pasangan tidak selalu dapat memahami. Anda sebagai ibu yang melahirkan dan juga para ibu baru lainnya tidak akan mampu memahami semua urusan merawat bayi secara instan. Pemahaman terhadap anak akan tumbuh sejalan dengan waktu dan pengalaman Anda menjalani kehidupan sebagai ibu. Anda tak perlu bermimpi pasangan Anda mampu membantu memahami kebingungan Anda, karena Anda berdua sedang dalam proses belajar menjadi orang tua. Faktanya, Anda dan pasangan sama-sama membutuhkan ruang dan waktu untuk menggali dan menemukan potensi diri untuk dapat menjalankan peran baru masing-masing sebagai bunda dan ayah. Karena itu, tak perlu kesal dan saling menyalahkan, serta tak perlu segan mengatakan, “Tidak apa-apa, itu bukan salahmu…” kepada pasangan.

8. Intuisi ibu ternyata penting. Secara alami intuisi atau naluri keibuan Anda akan tumbuh semakin kuat sejalan  bertambahnya usia bayi Anda. Semakin lama, Anda menyadari kalau intuisi keibuan ini sangat bermanfaat dan dapat menjadi semacam petunjuk bagi Anda dalam merawat si buah hati. Banyak ibu yang dapat mengetahui bila ada sesuatu yang salah pada anaknya. Misalnya, si ibu dapat membedakan bayinya rewel karena lapar atau sakit. Faktanya, kekuatan intuisi atau naluri seorang ibu, seringkali dapat menyelamatkan nyawa bayinya sebab hubungan batin antara Anda dan bayi Anda sangat kuat. Banyak bukti, seorang ibu dapat mengetahui dengan tepat apa yang dirasakan bayinya. Asah intuisi Anda melalui pengalaman dan kegiatan sehari-hari dalam mengurus dan merawat bayi Anda. Semakin sering Anda berinteraksi dengan bayi, intuisi Anda semakin tajam.

9. Ibu makhluk luar biasa. Tubuh Anda sangat luar biasa. Rahim Anda yang semula hanya sebesar kepalan tangan, secara bertahap dapat membesar mengikuti ukuran tubuh bayi yang terus membesar. Sementara itu, sebagai persiapan untuk memberi makan bayi setelah lahir, secara otomatis kelenjar-kelenjar air susu di dalam kedua payudara ibu memproduksi air susu. Hebatnya lagi, kandungan air susu ibu akan berubah komposisi zatnya mengikuti kebutuhan tubuh bayi. Begitu pula volumenya. Faktanya, proses perubahan bertahap luar biasa yang dilakukan tubuh Anda selama masa kehamilan, persalinan, dan beberapa tahun sesudahnya, akan menimbulkan sensasi yang membuat tubuh ibu terasa tidak nyaman. Namun, hikmah di balik ini semua, perubahan peran sebagai ibu meningkatkan spiritualitas seorang wanita karena dia jadi paham dan sadar terhadap mukjizat yang dapat dilakukan tubuhnya, dan mengingatkannya terhadap Sang Pencipta.

10. Ingin jadi ibu sempurna. Begitu seorang wanita jadi ibu, ada panggilan hati yang mendorong Anda menjadi sosok ibu yang sempurna bagi anaknya. Namun, kebanyakan ibu terlalu memaksakan diri untuk menjadi sosok ibu idaman sesuai yang dibayangkannya. Pada prakteknya, banyak ibu kemudian kecewa karena tidak berhasil mencapainya. Mereka selalu saja merasa ada yang kurang sempurna padanya dan apa yang sudah dicapainya sebagai ibu masih belum memuaskan hatinya. Faktanya, ibu yang memaksakan diri menjadi ibu sempurna lupa bahwa dia   manusia biasa yang tentu saja memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan. Untuk itu, Anda tak perlu menjadi super mom! Terimalah diri Anda apa adanya, dengan segala kekurangan maupun kelebihan. Anda cukup melakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan dan berikan kepada bayi Anda tercinta.

Baca:
Tips Raih "Me Time" Untuk Ibu Baru
Tips Pengendalian Diri Ibu Baru
Jadilah Ibu Baru Yang Unik!

 



Artikel Rekomendasi