Alasan Bayi Kerap Menggoyangkan Kepala

 

Meski tidak ada alunan musik yang terdengar, balita terus saja menggoyangkan kepala bak bintang rock yang tengah beraksi di hadapan para penggilanya. 20% balita menggoyang-goyangkan kepalanya dengan sengaja. Balita laki-laki melakukannya tiga kali lebih banyak daripada balita perempuan. Perilaku ini kerap dimulai saat usia anak menginjak 1 tahun, dan memuncak di usia 18 hingga 24 bulan. Berikut beberapa alasan mengapa ia gemar menggoyangkan kepalanya:

1.    Menenangkan dan Menyamankan Diri
Balita biasanya akan menggerakkan kepala secara ritmis saat menjelang tidur, terbangun di tengah malam atau bahkan saat ia tengah tidur. Gerakan ritmis yang mirip dengan gerakan kursi goyang ini  ampuh untuk membuat anak merasa tenang dan nyaman, meski tak sedang berinteraksi dengan orangtuanya.
Solusi: Berikan pada anak alternatif sumber rasa nyaman yang lain. Misalnya, dengan cara mengusap-usap punggung anak menjelang tidur atau menyanyikan lagu penghantar tidur.

2.    Meredakan Rasa Sakit
Salah satu penyebab lainya  adalah adanya infeksi telinga. Infeksi ini menyerang telinga bagian tengah atau daerah sekitar gendang telinga (otitis media). Infeksi telinga biasanya muncul  didahului oleh infeksi saluran napas atas  seperti radang tenggorokan atau flu. Rongga telinga tengah meradang dan mengalami penumpukan cairan di balik gendang telinganya. Atau bisa juga karena anak mengalami sakit pada anggota tubuh yang lainnya. Saat ia menggoyangkan kepala secara berulang, maka aktivitas tersebut dapat mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit yang mendera.
Solusi: Segera berkonsultasi ke dokter saat perilaku menggoyangkan kepala si kecil disertai dengan demam di atas 38°C, menarik-narik telinga, menolak makan, sulit tidur. Pada banyak kasus, otitis media dapat pulih dalam waktu tiga atau empat hari.

3.    Merasa Frustasi

Di usia ini, pada umumnya anak belum mengenal jenis-jenis emosi serta cara mengekspresikan emosinya, terutama melalui kata-kata. Oleh karena itu, ia  memilih menggoyang-goyangkan kepala sebagai salah satu cara mengekspresikan emosinya.
Solusi: Bantu balita mengenali bermacam perasan atau emosi yang dialaminya dan beritahu sebutan semua emosi itu. Anda bisa menggunakan alat bantu berupa stiker atau gambar sederhana yang mewakili emosi tertentu, seperti gambar Mr.Smiley sedang tertawa, sedih, marah atau menangis.

4.    Menarik Perhatian

Mungkin saat ia melakukan hal itu untuk pertama kali, ia senang melihat reaksi yang Anda tunjukkan, yaitu berupa kekhawatiran dan kecemasan. Untuk menghentikannya Anda akan menghampiri dan memberinya perhatian yang besar. Karena itulah, ia akan melakukannya terus-menerus untuk menarik perhatian Anda.
Solusi: Pastikan si kecil mendapat perhatian yang cukup dari Anda. Jika ia masih terus melakukannya,  meski Anda sudah mengalihkan perhatian atau bahkan melarangnya, saatnya Anda untuk tidak lagi menanggapi aksinya tersebut. Perlahan, usaha si kecil untuk menarik perhatian dengan cara menggoyangkan kepalanya akan reda.

5.    Gangguan Perkembangan

Perilaku anak yang gemar menggoyangkan kepala kerap dihubungkan dengan gejala autisme dan gangguan perkembangan lainnya. Namun secara ilmiah hal ini jarang terbukti. Kepala yang kerap bergoyang hanya merupakan satu di antara gejala yang harus terpenuhi untuk mendiagnosa seorang anak menderita autisme atau gangguan perkembangan.
Solusi:  Konsultasikan ke dokter spesialis anak dan psikolog perkembangan anak. Melalui serangkaian tes Anda akan mendapat hasil yang akurat mengenai perkembangan fisik dan mental si kecil. (CA/MON)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more