Balita Dengan ADHD

 

Gangguan perilaku yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk memusatkan perhatian, impulsive dan hiperaktif. Penyebabnya bisa genetis, cedera otak bagian depan atau prefronatal dan stress.

Gejala:
  • Tidak mampu memusatkan perhatian: mudah beralih, daya ingat kurang, tidak fokus di kelas, tidak mampu mengatur kehilangan barang-barang.
  • Hiperaktif: tidak dapat duduk diam, tidka punya rasa lelah dan terus bergerak.
  • Impulsive: memotong pembicaraan, tidak dapat antre atau menunggu.
Pada bayi: gejalanya sulit dikenali dan diagnosa jarang dibuat. Pada bayi disebut sensory processing regulation disorder yaitu gangguan proses penginderaan. Anak tidak mampu menerima rangsang sensori dengan baik sehingga tidak dapat menyesuaikan diri, misalnya:
  • Mudah terbangun saat tidur
  • Menangis bila ada cahaya
  • Disentuh tidak suka, lebih suka didiamkan, tidak  mau sesuatu melekat pada tubuhnya (misalnya pakai baju)
  • Tidak mau dikeramasi dan  Menolak digunting kukunya,
  • Tidak mudah menerima rasa makanan yang baru.
  • Sulit ditimang, tidak sabar, mudah frustasi dan butuh perhatian lebih dibanding bayi lain.
Pada batita (1-3 tahun)
  • Tidak dapat mempertahankan perhatian dalam beberapa saat. Artinya, ngobrol dengan batita ADHD selalu terputus oleh apa saja, seperti suara atau benda-benda yang dilihat.
  • Kurang kontak mata selama ngobrol, sehingga sering bertanya “Ha?” atau “Apa?”
  • Impulsif, mudah bereaksi dengan rangsang sekecil apapun.
  • Sangat sibuk, tidak dapat duduk tenang dalam suatu aktivitas.
  • Bangun tengah malam dan siap bermain.
  • Pengelolaan rangsang inderawi tidak bagus sehingga mempenagruhi perilaku.
Masalah lain.
Canggung (clumsy)
  • Sering jatuh atau kecelakaan.
  • Motorik halusnya buruk sehingga tulisannya jelek dan selalu menjatuhkan benda atau menumpahkan sesuatu.
  • Punya masalah koordinasi, bermasalah dengan kemampuan membaca. Bekerja, cenderung malanggat hukum dan menjadi pelaku kekerasan di usia dewasa.
Persepsi waktu. Manusia punya jam atau alarm dalam dirinya untuk membuat segala sesuatu terkendali. Anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk memperkirakan waktu yang seharusnya ia gunakan untuk mengoordinasi gerakan (waktu singkat) dan mencoba untuk memutuskan berapa lama menyelesaikan pekerjaan (waktu panjang)

Baca juga:
Mengasuh Balita ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)
Ganguan Spektrum Autisme
Mengasuh Balita Sindroma Down







 



Artikel Rekomendasi