Bayi Lebih Suka Ngemil daripada Makan Berat

 

ASI Ekslusif 6 bulannya telah selesai! Sekarang waktunya bayi mendapat MPASI atau Makanan Pendamping  ASI. Anda pun penuh semangat menyiapkan puree untuk makanan pertama anak. Tetapi ternyata, cuma dalam hitungan minggu saja bayi mau menerima suapan puree Anda. Selebihnya, dia lebih suka ngemil. Dia menghabiskan krakers tawarnya, melahap potongan buah, memasukan kastengel ke mulutnya. Normalkah ini?

Dunia tanpa Puree

Ternyata gaya makan bayi berupa ngemil sedang marak di kalangan orangtua bayi baru di Eropa. Ahli gizi di sana menyebutnya sebagai Baby-led Weaning, sebuah metode baru pemberian MPASI, yang mana metode ini mendukung bayi mengambil makanan MPASI berupa finger food  dengan tangannya sendiri.

Bidan dan doula asal Jerman, Gill Rapley, di dalam Majalah Eltern terbitan Jerman, menjelaskan suatu fakta bahwa di usia sekitar 6 bulan, sebenarnya bayi sudah bisa menjangkau makanan dengan kedua tangannya, dan memasukkan makanan tersebut ke dalam mulut. Berbeda dengan kebisaan pemberian MPASI yang umum, Gill  dan para ahli medis di Jerman melontarkan gagasan, kalau begitu mengapa kita tidak membiarkan bayi memulai fase makannya dengan rasa ingin tahu dan bergairah? Biarkan ia makan seperti yang ia mau,  karena menurutnya, sementara kita sibuk menyendokkan makanan ke dalam mulut bayi, sebetulnya  kita telah merenggut pengalaman hidup bayi  yang sangat berarti, yaitu pengalaman memilih makanan, mencicipi makanan, dan mengalami sendiri bahwa tekstur pisang itu lebih lembut dibandingkan apel,  atau makan jagung tumbuk itu lebih merepotkan dibandingkan mashed potato.

Memangnya bayi bisa?
Baby-led Weaning berarti bayi menentukan sendiri  kapan dan apa yang dimakan olehnya. Pertanyaannya sekarang,  dapatkah seorang anak kecil diberi tanggung jawab atas pola makannya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, sebuah penelitian dibuat di Jerman terhadap  155 pasang orang tua. Sebagian dari mereka menyuapi puree kepada bayinya pada jam makan, sebagian lagi membiarkan bayinya makan sendiri, dengan cara menyediakan beberapa jenis fingerfood di tempat yang mudah dijangkau bayi, pada setiap saat.  Setelah beberapa tahun, peneliti menganalisa kembali perilaku makan tiap-tiap anak. Ternyata hasil penelitian  menunjukkan bahwa bayi yang sejak awal diizinkan makan sendiri, akan menjadi anak pra sekolah yang memiliki kemampuan menimbang dan memutuskan apa yang ingin ia makan,  makan sesuai kebutuhan –tidak impulsif- dan lebih terbuka menerima makanan segar yang lebih bergizi dibandingkan anak-anak yang ketika bayi disuapi puree secara klasik.

“Sekarang kami jadi tahu bahwa bayi baru lahir pun sudah mengetahui apa yang ia butuhkan. Tidak ada yang mengetahui dengan tepat seberapa banyak susu yang dibutuhkan seorang bayi, dibandingkan bayi itu sendiri.  Bayi itu jugalah yang dapat mengetahui jangka waktu yang ia butuhkan untuk menyesuaikan diri terhadap jenis makanan baru.  Jika Anda menganggap kebutuhan anak itu penting, maka Anda tidak akan berusaha keras menyuapkan makanan ke  mulutnya, melainkan membiarkan anak memilih kapan ia mau makan, dan apa yang ingin ia makan. Bayi juga akan melakukannya dengan penuh rasa hormat”, tulis Gill.

Makan adalah Basic Instinc
Makan adalah insting dasar manusia yang didirong oleh rasa lapar. Insting ini sudah dimiliki sejak manusia lahir. Bayi usia 0-6 bulan menangis minta disusui jika lapar. Setelah kenyang, ia pun akan melepaskan mulutnya dari puting bunda. Begitu pula bayi yang sudah mendapat MPASI. Kalau belum lapar, tentu ia hanya akan mencicipi MPASI-nya sedikit, kemudian “memainkan” MPASI dengan melepeh atau menyemburnya.  Sayang banyak  orang tua menanggapi hal ini terlalu serius. Mereka mengeluh dan khawatir karena bayinya “tidak mau” makan.

Saran Gill, sabarlah menunggu! Jika Anda sabar, maka akan  terjadi sesuatu yang luar biasa:  bayi yang tadi menolak makanannya, lama-lama akan mulai makan karena dorongan kebutuhan (baca:rasa lapar). Sebagian besar bayi malah akan mengambil makanan dalam jumlah yang mengagumkan, lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan asupan makanan anak-anak seusianya.

Gill menulis, “Intinya adalah,  bayi tidak butuh disuapi makanan. Dia dapat makan sendiri, dan itu dimulai dari awal. Bagi saya hal ini penting untuk diketahui orang tua. Setiap keluarga dapat membuat pola yang sesuai dengan keadannya masing-masing. Beberapa membiarkan bayinya makan sendiri, yang lainnya menggabungkan antara menyuapi makanan dengan pemberian fingerfood. Selama bayinya cocok, saya pikir tidak ada yang buruk”.

(Fitri Hariyani/ERN)

 



Artikel Rekomendasi