Bicara Dengan Bayi 0-1 bulan

 

Meski di usia ini,  bayi hanya bisa menangis, ia sebenarnya sedang aktif belajar berkomunikasi. Ia sudah dapat meniru ekspresi muka dan akan menggunakan bahasa tubuh untuk memberitahu apa yang diinginkan. Walau tahu takkan mendapat jawaban, Anda sebaiknya mulai mengajaknya berkomunikasi.

Menangis. Berkomunikasi dengan bayi baru lahir seperti berjalan menembus kabut. Saat dia menangis, misalnya, ibu menduga-duga penyebab tangisnya. Bagi telinga yang belum terlatih, semua tangisan terdengar sama. Padahal, penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bayi memproduksi suara tangis yang berbeda-beda tergantung apakah dia lapar, tidak nyaman, lelah atau bosan. Tangis lapar biasanya berirama dan teratur. Tangis rasa sakit biasanya berupa satu jeritan atau ratapan panjang diikuti engahan. Tangis yang sulit direspon adalah tangis bosan atau rewel yang biasanya berupa rengekan ringan tapi bisa berlangsung lama.

Ekspresi muka dan bahasa tubuh. Pada rentang usia ini, bayi juga sudah dapat meniru ekpresi muka Anda. Tanpa dia sadari, upayanya akan membantunya memperkuat dan melatih otot-otot mulut, bibir dan lidahnya untuk mendukung keterampilan bicaranya.  Selain itu, bayi baru lahir juga akan menggunakan bahasa tubuh untuk memberitahu Anda apa yang dia inginkan. Kala gembira, dia akan bergerak-gerak dari kepala sampai kaki. Sementara saat mengantuk, dia akan menguap dan menggosok-gosok matanya.  

Kiat berkomunikasi:
  • Sealami mungkin. Kebanyakan ibu baru dapat menemukan cara yang alami untuk menenangkan atau menghibur bayinya, antara lain lewat sentuhan dan suaranya. Sentuhan mengekspresikan cinta, dan cara paling alamiah memberi sentuhan adalah dengan memeluk dan menyusui  bayi Anda. Sementara suara ibunya adalah suara yang sudah bisa dikenali bayi baru lahir. Ia pun berusaha menolehkan kepala ke arah suara ibunya, bahkan sebelum dia bisa tersenyum.
  • Lakukan ‘pembicaraan’. Walau tahu takkan mendapat jawaban, Anda sebaiknya mulai mengajaknya berkomunikasi. Lakukan saat kondisi kesadarannya penuh yaitu ketika dia merasa nyaman, khususnya seusai makan. Tanyakan padanya, “Enak ya ASI Bunda?” Pertanyaan Ini  membantunya  belajar merespon orang yang bicara padanya.  
  • Batasi kalimat. Bicaralah pada bayi dengan struktur bahasa sederhana, kalimat pendek, kecepatan bicara diperlambat dan suara lembut, namun jelas. Bila perlu, perpanjang huruf hidup, misalnya, “Dimas cakeeep sekali”.    
  • Empeng jangan terus menerus. Penelitian dari The University of Washington menemukan bayi-bayi yang diberi empeng selama 3 tahun  berisiko tiga kali lebih besar untuk mengalami kesulitan berbicara daripada  mereka yang tidak diberi empeng.  (me)
Baca juga:
- Kiat Berkomunikasi Dengan Bayi usia 1- 6 bulan
- Kiat Berkomunikasi Dengan Bayi usia 6-12 bulan

 



Artikel Rekomendasi