Kiat Menangani Balita Alergi Seafood

 

Jika kebetulan Anda mendapati balita mengalami reaksi alergi seafood, sebaiknya Anda tidak panik, namun segera lakukan petolongan. Pertolongan jika terjadi reaksi alergi sangat tergantung pada beratnya reaksi.

Bila terjadi reaksi yang berat walaupun jarang terjadi-, seperti sesak napas karena ada penyempitan dan pembengkakan saluran napas besar, maka perlu diberikan suntikan obat penawar alergi atau suntikan adrenalin.

Itu sebabnya, penderita, atau anggota keluarga dari penderita yang pernah mengalami serangan berat, mengikuti pelatihan untuk menggunakan suntikan seperti ini, karena bisa bersifat life saving pada pertolongan pertama.

Kabar baiknya, reaksi alergi yang paling sering dijumpai adalah reaksi yang ringan, yaitu timbul ruam tanpa gejala-gejala lain. Bila serangannya ringan berupa gatal-gatal dan timbul ruam, bisa diberikan antihistamin oral berupa sirup atau tablet, dan antihistamin lokal serta obat-obat lain penawar alergi. Jika perlu, bawalah obat tersebut saat Anda berlibur bersama keluarga.

Cara paling praktis menghindari alergi makanan olahan hasil laut tentu dengan tidak mengonsumsinya. Namun, ini dapat menjadi hal yang sulit bagi balita, jika ia harus menghindari makanan laut, terutama ikan. Karena, ikan mengandung bermacam nutrisi yang antara lain penting buat perkembangan otak. Apa boleh buat, kalau anak memang alergi makanan hasil laut, Anda harus berkonsultasi kepada seorang ahli gizi. Selanjutnya, ahli gizi dapat memberikan pengaturan menu yang layak sebagai pengganti protein dari makanan hasil laut.

Yang perlu diingat. Jika timbul reaksi alergi berupa gatal-gatal di kulit, bintik kemerahan seperti biang keringat, atau ruam kemerahan di kulitnya, bisa jadi balita alergi terhadap makanan laut berikut ini:
  • Segala jenis ikan laut
  • Cumi
  • Udang
  • Kepiting
Bila Ada Riwayat. Kalau orang tua menderita alergi, atau saudara kandung balita menderita alergi, maka risikonya mengalami alergi akan meningkat. Apalagi, kalau kedua orang tua dan saudara kandungnya mempunyai reaksi/gejala alergi yang sama. Tetapi, tidak berarti bahwa balita pasti akan mengalami hal yang sama kalau dia mengonsumsi makanan laut yang sama.

Namun, karena ada peningkatan risiko mengalami alergi yang sama, sebaiknya bayi yang mempunyai riwayat keluarga yang alergi terhadap makanan laut sebaiknya tidak diberikan makanan laut sebelum usia satu tahun. Malah, rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (Ikatan Dokter Anak Amerika Serikat), pengenalan/pemberian makanan laut baru bisa dilakukan setelah anak berusia 3 tahun.
 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more