Konsumsi Garam Dengan Benar

 

Di satu tahun pertama, makanan bayi tidak perlu diberikan garam karena, reaksi bayi terhadap garam sangat sensitif, bisa mengakibatkan tekanan darahnya melonjak tinggi. Begitu juga dengan ibu hamil, juga harus membatasi konsumsi garam. Bagaimana sebenarnya mengkonsumsi garam yang benar?

Ada aturan mendasar tentang garam, yaitu semakin sedikit semakin baik. Karena, makanan yang terasa asin akan mematikan saraf perasa. Jika terlalu banyak mengkonsumsi garam, akibatnya lidah tidak dapat merasakan rasa lain dengan maksimal  dari aroma bumbu-bumbu lainnya.
  • Apakah garam laut lebih sehat dibanding garam untuk masak? Begitulah yang sering diduga. Faktanya, garam laut dan garam untuk masak sama-sama mengandung 98% Natrium Klorida (NaCl) dan mineral lainnya seperti Kalium (K) dan Magnesium (Mg), serta unsur-unsur dasar makhluk hidup lainnya yang jumlahnya sangat sedikit.
  • Apakah garam beryodium suatu keharusan? Ya, gunakan garam beryodium yang mengandung fluorida dan asam folat. Kekurangan yodium akan menyebabkan penyakit gondok. Kekurangan fluorida akan menyebabkan karies pada gigi. Defisit akan asam folat akan menyebabkan gangguan pada metabolisme dan keguguran pada ibu hamil. 
  • Benarkah anak bisa “ketagihan” garam? Ya, karena makanan yang ditambahi garam dapat membentuk selera makan anak menjadi terbiasa makan makanan enak. Cobalah ganti konsumsi garam dengan menambahkan bumbu beraroma berupa rempah-rempah dan bawang putih untuk menambah selera makan anak dan menawarkan banyak manfaat kesehatan, seperti membantu mengatasi sembelit dan membunuh cacing dalam usus anak.
  • Benarkah garam bisa menyebabkan kegemukan? Dalam hal ini, para peneliti fokus pada anak-anak yang sering makan fast food, contohnya pizza yang mengandung garam. Karena garam membuat mereka selalu haus, maka anak pun banyak minum. Pilihan minuman anak-anak tersebut biasanya yang banyak mangandung kalori, seperti jus kemasan dan cola.
  • Apa yang harus diperhatikan pada label makanan berkaitan dengan garam? Saat bayi Anda tumbuh menjadi ballita dan mulai makan makanan padat, penting bagi Anda untuk memerhatikan informasi nilai gizi dalam makanan kemasan. Banyak makanan untuk anak-anak yang tinggi kandungan garamnya. Kandungan garam biasanya diberikan sebagai angka natrium. Beberapa produk makanan kemasan sering memakai nama sodium yang sama artinya dengan natrium. Natrium adalah bahasa Latin dari sodium.
  • Apa gejalanya jika kelebihan garam? Jika terlalu banyak garam dalam tubuh, cairan akan ditarik keluar dari sel dan membuat sel-sel menjadi mengerut. Hal ini berbahaya bagi bayi karena berpotensi menyebabkan kerusakan otak. Jika bayi Anda pucat dan memiliki mata cekung, bisa jadi itu pertanda dia mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Buang air kecil yang kurang dari biasanya juga bisa jadi pertanda kelebihan garam. Gejala yang lebih serius adalah jika anak mengalami kejang dan akhirnya koma. (me)

Baca juga: Makanan Bayi Tak Perlu Garam





 



Artikel Rekomendasi